Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehNews

Festival Panen Kopi Gayo, sarana tumbuhkan sektor kepariwisataan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), gelar kegiatan Festival Panen Kopi Gayo. Acara itu, berlangsung pada, Sabtu (3/9/2022) di Desa Atu Lintang, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah
Festival Panen Kopi Gayo, sarana tumbuhkan sektor kepariwisataan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almunizal Kamal, saat ikut melakukan panen kopi pada Festival Panen Kopi Gayo, di Desa Atu Lintang, Pegasing, Aceh Tengah, Sabtu (3/9/2022). Foto: Disbudpar

POPULARITAS.COMDinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), gelar kegiatan Festival Panen Kopi Gayo. Acara itu, berlangsung pada, Sabtu (3/9/2022) di Desa Atu Lintang, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah.

Lewat acara yang diprakarasai BPCB Aceh itu, penyelenggara melibatkan peran serta aktif masyarakat desa tersebut dalam even festival itu.

Kepala Disbudpar Aceh, Almunizal Kamal yang hadir pada acara pembukaan Festival Panen Kopi Gayo itu, dalam sambutannya mengatakan, acara seperti ini sangat bagus dan memiliki nilai guna untuk tumbuhan perekonomian warga lewat sektor kepariwisataan.

Potensi industri kepariwisataan di kegiatan tersebut sungguh kentara. Kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat, diyakini mampu menumbuhkan perekonomian warga Aceh Tengah.

Di Festival Panen Kopi Gayo ini, para warga juga memperkenalkan berbagai kerajinan dan kuliner khas daerah dataran tinggi tersebut. Tak hanya itu, emak-emak di desa ini juga ikut menyemarakkannya dengan menampilkan tradisi kesenian Gayo.

Almuniza mengaku bangga ekosistem kebudayaan dan pariwisata di dataran tinggi Gayo masih terus dilestarikan. Ia pun mengapresiasi kekompakan warga Kute Lintang dan Pegasing, yang sadar akan potensi pariwisata di desanya.

“Saya lihat ekosistem kepariwistaan di sini sudah hidup. Semoga desa ini bisa menjadi contoh desa-desa yang lain di Aceh Tengah, sehingga pariwisata di Tanah Gayo ini menjadi subsektor utama, yang akan membangkitkan seluruh perekonomian di wilayah Aceh Tengah, insyaallah,” ujar Almuniza.

Pria yang kerap menebarkan energi positif itu mengajak seluruh aparatur desa dan pemuda setempat berkolaborasi guna menggairahkan industri pariwisata di Aceh.

“Insyaallah ke depan kita bisa berkolaborasi. Hari ini saya hadir untuk memastikan bahwa kita ke depan akan bekerja sama menggelar kegiatan serupa menjadi lebih baik lagi, tentunya dengan turut melibatkan lembaga legislatif dan pemerintah kabupaten setempat,” sebutnya.

Almuniza berpesan, kepada reje (kepala desa) dan orang tua di Desa Kute Lintang dan Pegasing agar selalu semangat mengarahkan pemuda-pemudi di desa setempat. 

“Saya berharap kepada reje terus semangat mengawal pemuda-pemudi di sini. Kepada pemuda-pemudi, meskipun pemikiran anda hebat, tolong tetap meminta arahan kepada reje dan org tua, itu lebih penting. Kita enggak akan hebat jika tak ada peran mereka. Kekuatan saja tidak cukup, harus ada yang mengarahkan. Mari kita sama-sama memberikan semangat kebersamaan dan  silaturahim. Semoga event yang natural seperti ini, ke depan bisa kita selenggarakan setahun/ sebulan sekali,” pintanya.

Promosi Budaya dan Pariwisata

Ketua Panitia Festival Panek Kopi Gayo, Baginda Raya mengatakan event tersebut dipersiapkan dengan penuh kesederhanaan ala warga Desa Kute Lintang dan Pegasing.

Pemuda-pemudi kedua desa mengemas festival ini dengan kearifan lokal, agar esensi tradisi masyarakat Gayo tersebut mampu memikat wisatawan domestilk dan mancanegara untuk berkunjungan ke Aceh Tengah.

Reje Kute Lintang, Samsul Bahri mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah mempercayakan desanya menggelar Festival Panen Kopi Gayo. 

“Alhamudilillah, berkat kekompakan antar pemuda, kami bisa melangsungkan kegiatan ini untuk pertama kalinya,” ungkapnya.

Inisiator Festival Panen Kopi Gayo, Hardiansyah, mengatakan event tersebut terwujud berkat gerakan dari pemuda-pemudi Desa Kute Lintang dan Pegasing.

“Untuk membangun kebudayaan dan pariwisata, kita harus berangkat dari desa, kami hanya bertugas untuk menstimulus agar desa ini menjadi salah satu tujuan wisatawan. Kalau ada kegiatan seperti ini, pasti perekonomian warga ikut berdampak positif. Terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat di sini yang telah tumbuh kembang dan mandiri,” ucapnya. 

Perwakilan BPCB Aceh, Miftah menyebut, Festival Panen Kopi Gayo merupakan salah satu bentuk implementasi dari amanat UU untuk memajukan kebudayaan Indonesia.

Dia berharap, upaya tersebut tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga terlibat peran dari masyarakat.

“Alhamdulillah masyarakat kita bisa menerjemahkannya, sehingga acara ini bisa terlaksana. Saya mendapat informasi kalau warga di sini baru pertama kali buat acara seperti ini. Jujur, kita sering buat event, kalau saya kasih nilai ini sudah 8,5. Sukses untuk anak muda semua,” katanya. 

Festival Panen Kopi Gayo ini turut dihadiri, Anggota DPR Aceh, Bardan Sahidi, Kepala Dinas Pariwisata Aceh Tengah, Zulkarnain, dan sejumlah tokoh masyarakat Desa Kute Lintang dan Pegasing.

Shares: