POPULARITAS.COM – Sebanyak lima desa di Kecamatan Samudera, Aceh Utara, terpaksa mengungsi karena tempat tinggal warga setempat terendam air sungai Krueng Pase yang jebol dengan ketinggian air saat ini mencapai 80 centimeter, pada Jumat pagi (1/10/2021).
Lima desa tersebut yang masih digenangi air banjir yaitu Tanjong Awe, Tanjong Masjid, Tanjong Rengkam, Mancang, Teupin Ara.
Berdasarkan informasi, sementara ini air banjir mulai surut namun permukiman di lima desa masih digenangi air karena kondisi tanggul masih belum ditanggulangi, sedangkan air masih terus mengalir.
Baca: Tanggul Sungai Krueng Pase Jebol dan Rusak Rumah Warga
Razali (35) warga setempat mengatakan, saat ini dirinya dan korban banjir lainnya masih menunggu bantuan dari pemerintah, baik itu logistik sembako ataupun mendirikan tenda.
“Ketingian air bervariasi, sejumlah titik tinggi air mencapai sedada orang dewasa tapi sekarang sudah surut, sekarang tingginya selutut orang dewasa sampai sepinggang orang dewasa,” kata Razali.
Mereka berharap uluran tangan dari pemerintah untuk memberi bantuan secepatnya, karena tempat tinggal dan barang -barang lainya masih terendam banjir.
“Tidak sempat lagi kami selamatkan, debit airnya begitu cepat mengalir, di dalam rumah saya masih terendam, jika memang harus mengungsi tenda dapat didirikan,” katanya.
Kapolres Lhokseumawe melalui Kapolsek Samudera, Iptu Syarifuddin menyebutkan, debit air sungai Krueng Pase saat ini mulai berkurang, namun air sungai masih mengalir ke permukiman rumah warga.
Pihaknya belum dapat memastikan berapa jumlah warga mengungsi karena pendirian tenda masih dalam koordinasi dengan pihak terkait.
Untuk pengamanan sudah lebih kondusif dari sebelumnya. Dia menyebutkan untuk data lainnya masih dalam pendataan oleh petugas.
“Sejauh ini kita masih menunggu koodinasi dari pihak terkait pos pengunsian, belum dapat kita pastikan berapa jiwa yang akan mengungsi karena masih dalam koordinasi, yang patinya ada lima desa terendam banjir dampak dari tanggul jebol, kami masih di loksi untuk pendataan,” pungkasnya.
Editor: dani
