News

USK kukuhkan lima profesor baru

Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mengukuhkan lima profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat, Prof.  Dr. Ir.  Abubakar, MS.
Ketua Senat USK, Prof. Dr. Ir. Abubakar, M.S. mengukuhkan Lima profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka, di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Jumat (12/11/2021). (Humas USK)

POPULARITAS.COM – Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mengukuhkan lima profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat, Prof.  Dr. Ir.  Abubakar, MS.

Pengukuhan ini dilaksanakan secara daring dan luring dari Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Jumat (12/11/2021).

Mereka yang dikukuhkan kali ini adalah Prof. Dr. Said Musnadi, S.E, M.Si.; Prof. Dr. dr. Kurnia Fitri Jamil, Sp.PD., M. Kes.; Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, S.Pd, M.Ling.; Prof. Dr. Zulfadli, S.Pd., M.A, serta Prof. Dr. Ir. Saiful Husin, M.T.

Pengukuhan kali ini masih dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Pihak keluarga dan undangan yang diizinkan hadir secara langsung sangat dibatasi.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur, meskipun dalam dua tahun ini pandemi Covid-19 membatasi berbagai aktivitas, laju pertumbuhan jumlah profesor di USK masih cukup baik.

Di tahun 2021 ini saja, USK telah mengukuhkan 21 guru besar, termasuk 5 orang yang dikukuhkan hari ini.

“Hal ini mengindikasikan bahwa semangat civitas akademika USK untuk terus mengembangkan dirinya dan berkontribusi bagi pelayanan akademik di USK tidak terganggu secara signifikan oleh datangnya pandemi. Lalu, berbagai upaya yang kita jalankan untuk mempercepat pertumbuhan jumlah profesor juga telah membuahkan hasil,” ucap Rektor.

Rektor mengatakan, saat ini USK memiliki 98 orang profesor. Sebenarnya jumlah tersebut baru mencapai 6,2% dari jumlah total dosen yang ada di USK, yang mencapai 1.563 orang. Namun, optimisme kita tetaplah tinggi, bahwa kita akan segera mencapai jumlah 150 orang profesor di USK.

“Kita terus berkomitmen dan berupaya memfasilitasi seluruh dosen USK yang berpotensi untuk segera mengusulkan jabatan fungsional guru besar mereka,” kata Rektor.

Di USK, jumlah dosen USK yang berusia relatif muda, bergelar doktor, dan memiliki jabatan fungsional lektor kepala, terbilang cukup banyak, sehingga laju pertambahan profesor di USK akan semakin tinggi di masa akan datang.

Apalagi saat ini, peluang dosen yang berjabatan lektor untuk loncat langsung ke jabatan fungsional profesor sangat memungkinkan. Di USK, beberapa orang profesor telah melalui proses ini sebelumnya. Termasuk salah satu yang dikukuhkan kali ini, yaitu Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, S.Pd, M.Ling.

“Sementara itu, dari 98 orang profesor yang kita miliki, Fakultas Teknik masih menjadi yang terdepan sebagai fakultas dengan jumlah profesor terbanyak di USK, yaitu sebanyak 30 profesor termasuk satu orang yang dikukuhkan pada hari ini,” ungkap Rektor.

Rektor juga menyampaikan, seiring berubahnya status USK dari PK-BLU menjadi PTNBH, maka USK memiliki harapan yang tinggi kepada para profesornya untuk berkontribusi maksimal dan berinovasi dalam bidang kepakaran mereka masing-masing.

Salah satu profesor yang diharapkan akan mampu berinovasi dan berkiprah untuk kesejahteraan bangsa adalah adalah Prof. Dr. Said Musnadi, SE., M. Si., yang memfokuskan penelitiannya pada investasi pasar modal di Indonesia.

Prof. Said Musnadi mengaplikasikan kepakarannya untuk meneliti tentang para investor yang tidak benar-benar mempertimbangkan risiko, serta berlaku irrasional ketika melakukan investasi saham. Hasil penelitian Prof. Said Musnadi memetakan perilaku para investor dalam mempertimbangkan rencana investasi dan mengambil keputusan untuk berinvestasi.

“Hasil penelitian ini sangat penting untuk mengetahui efek perilaku investor dan hubungannya dengan efesiensi pasar modal Indonesia. Hasil kajian ini juga krusial untuk menjadi bahan rujukan bagi para investor pasar modal, sehingga investasi pasar modal ini benar-benar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menunjang kondisi sosial ekonomi bangsa”, kata Rektor.

Salah satu hal penting lainnya adalah bidang kesehatan. Prof. Dr. dr. H. Kurnia Fitri Jamil, M. Kes., Sp. PD., KPTI., FINASIM adalah salah satu dokter ahli yang tertarik meneliti tentang malaria.

Prof. Kurnia Fitri memiliki kepakaran yang sangat memadai untuk melakukan penelitian mendetail tentang genetik plasmodium falciparum, sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk program eliminasi malaria di Indonesia.

“Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Kurnia Fitri ini sangat penting, karena plasmodium falciparum ini merupakan spesies parasit penyebab penyakit malaria yang paling berbahaya, sehingga jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian”.

Berbeda dari dua profesor sebelumnya, Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, S.Pd., M.Ling. melakukan riset mendalam tentang variasi bunyi bahasa Inggris yang dihasilkan oleh para penutur Aceh.

Dalam risetnya ini, Prof. Yunisrina melakukan analisis terhadap fonetik akustik bunyi vokal tunggal bahasa Inggris oleh para penutur Aceh. Fokus riset ini sangat menarik, karena bagaimanapun, bahasa ibu akan sangat mempengaruhi pengucapan bahasa asing.

“Hasil kajian Prof. Yunisrina sangat penting untuk didesiminasikan, terutama kepada para pengambil kebijakan tentang sistem pembelajaran bahasa asing di sekolah-sekolah, sehingga berbagai kendala dan tantangan yang muncul dalam upaya peningkatan kompetensi komunikasi bahasa asing peserta didik dapat dilewati secara baik. Kompetensi berkomunikasi dalam bahasa asing secara benar merupakan modal penting di era Society 5.0,” pungkar Rektor.

Di sisi lain, Prof. Dr. Zulfadli A. Aziz, S.Pd., M.A, mengamati bahwa ada banyak kemungkinan yang terjadi seiring bersentuhannya bahasa Aceh dengan berbagai Bahasa lain. Prof. Zulfadli melakukan riset mendalam untuk memahami bagaimana terjadinya penyesuaian kata-kata pinjaman dari bahasa Indonesia ke dalam dialek-dialek bahasa Aceh. Hasil penelitian Prof. Zulfadli menunjukkan bahwa adanya kecenderungan yang signifikan terhadap bunyi vocal kata serapan bahasa Indonesia untuk mengalami perubahan bunyi saat diadopsi ke dalam bahasa Aceh.

“Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Zulfadli ini sangat penting bagi identitas keacehan, karena persentuhan bahasa secara tidak langsung memiliki keterkaitan dengan berbagai sisi lain, seperti sejarah, budaya, bahkan agama. Jika ditelusuri lebih lanjut, perubahan bunyi terhadap kata-kata pinjaman dari bahasa Indonesia serta bahasa asing ke dalam berbagai dialek dalam bahasa Aceh, maka akan membuka titik terang terhadap pola sentuhan budaya yang pernah terjadi sebelumnya”.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Saiful Husin, M.T, melakukan studi berkelanjutan untuk memahami pola risiko pada pelaksanaan proyek konstruksi, khususnya di provinsi Aceh.

Hasil analisis pola risiko yang dicermati memungkinkan kita memprediksi kemunculan dan besarnya risiko yang akan ditimbulkan. Lebih lanjut, Prof. Saiful Husin juga merekomendasikan pengenalan risiko pelaksanaan proyek.

Data-data yang diperoleh dari tahap pengenalan risiko ini akan menjadi dasar pijak untuk melakukan mitigasi sejak dini terhadap berbagai risiko yang berpotensi muncul pada saat pelaksanaan proyek.

“Pada akhirnya, kajian yang dilakukan oleh Prof. Saiful Husin akan membantu para pembuat kebijakan untuk menentukan kebijakan pelaksanaan proyek konstruksi baik di Aceh, maupun di Indonesia,” tutup Rektor.

Bagaimanapun, tambah Rektor, USK berharap kelima orang yang dikukuhkan pada hari ini, bisa terus memberikan berkreasi dan berinovasi demi kepentingan bersama.

Setiap inovasi yang dihasilkan bukan hanya akan mendongkrak nama USK di pentas keilmuan dunia, tetapi juga akan membenahi angka indeks inovasi global negara Indonesia. []

Shares: