HeadlineNews

Timnas Indonesia di 2021, Kaya Prestasi atau Hujatan ke PSSI

Timnas Indonesia di 2021, Kaya Prestasi atau Hujatan ke PSSI
Timnas Indonesia U-19 menjadi salah satu harapan di 2021. (Dok. PSSI)

POPULARITAS.COM – Timnas Indonesia di berbagai kelompok usia akan menghadapi kejuaraan pada 2021. Hasilnya bisa hujan prestasi atau hujatan terhadap eksistensi PSSI.

Ekspektasi penampilan cemerlang dan trofi selalu ada kendati skuad Merah Putih kerap menerima hasil yang tidak diinginkan.

Sejak delapan tahun terakhir, skuad-skuad muda berusia belasan tahun menjadi harapan suporter untuk meraih gelar. Namun pada tahun ini, Timnas Indonesia U-16 dan Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi persaingan yang tidak mudah di level Asia.

Sedangkan di kelas yang lebih senior tantangannya ‘hanya’ level Asia Tenggara. Timnas Indonesia U-23 akan membawa misi penebusan medali emas yang gagal diraih sejak 30 tahun silam di ajang SEA Games, sementara Timnas Indonesia senior mengemban tugas meraih gelar AFF untuk kali pertama.

Timnas Indonesia U-16 yang diarsiteki Bima Sakti akan menjadi perwakilan Indonesia di pentas junior Asia pada Piala Asia yang berlangsung 31 Maret hingga 17 April.

Kendati tidak dibebankan target, Timnas Indonesia U-16 yang diperkuat pemain-pemain seperti Marcel Januar dan Dimas Juliono Pamungkas memiliki perbandingan dua tahun lalu ketika Fakhri Husaini membawa Bagus Kahfi dan kawan-kawan ke perempat final Piala Asia U-16 di Malaysia.

Menghadapi juara bertahan Jepang di fase grup, serta Arab Saudi dan China akan menjadi perjuangan yang tidak mudah bagi tim yang menghuni peringkat ketiga di Piala AFF U-16 2019.

Sementara Timnas Indonesia U-19 bakal tampil dalam ajang yang prestisius, Piala Asia. Persiapan sudah dilakukan sejak awal 2020. Shin Tae Yong langsung memimpin latihan tim dengan sederet pemain yang sudah memiliki nama sejak dua tahun lalu.

Dibanding juniornya, Timnas Indonesia U-19 mendapat sorotan lebih. Terlebih mereka menjalani latihan di luar negeri.

David Maulana dan kawan-kawan akan menghadapi Kamboja, Iran, dan tuan rumah Uzbekistan di fase grup Piala Asia yang bakal dimulai pada 3 Maret.

Menyusul kemudian Timnas Indonesia U-23 yang akan berlaga di SEA Games pada medio November. Awal latihan timnas level ini sudah dimulai pada akhir 2020.

Sedangkan di level senior, selain Piala AFF yang akan berlangsung akhir tahun, ada kualifikasi Piala Dunia yang harus dituntaskan pada Maret-Juni kendati Timnas Indonesia sudah dipastikan tersingkir lantaran selalu mengalami kekalahan dari lima pertandingan yang telah dijalani.

Terlepas dari perbedaan kelompok usia dan persaingan di masing-masing level, prestasi menjadi sesuatu yang dinanti kendati ada halangan yang tidak mudah.

Jabatan pelatih Timnas Indonesia yang diemban Shin Tae Yong juga harus dibantu. Kehadiran mantan pelatih timnas Korea Selatan itu bukan sebagai jaminan prestasi jangka pendek, melainkan sebuah langkah perbaikan yang bisa membenahi sistem kepelatihan di Indonesia dalam jangka panjang.

“Mengambil Shin Tae Yong bukan ambil obat sapu jagat, tapi kita berharap dia bisa bawa perbaikan ke timnas, metodologi timnas, kepelatihan, rekrutmen pemain. Bukan berarti semua timnas dia yang pegang,” ujar pengamat sepak bola M Kusnaeni.

Demi prestasi, PSSI harus menentukan prioritas penempatan Shin Tae Yong. Dalam agenda yang padat tahun depan, Shin Tae Yong kemungkinan kelabakan jika harus fokus pada tiga skuad yang berlaga di ajang berbeda.

Sementara ada pula faktor lain yang berpotensi mengganggu persiapan Timnas Indonesia menuju SEA Games dan Piala AFF. Status pemain yang mayoritas tergabung di klub-klub Liga 1 bisa menimbulkan masalah klasik perang kepentingan antara klub dan Timnas.

Dengan demikian dibutuhkan peran pihak lain, seperti operator liga dalam membuat jadwal yang tidak berbenturan dengan agenda skuad Garuda.

“Ada potensi tarik menarik antara klub dengan timnas. Akan selalu terjadi dengan agenda yang padat. Balik ke operator, enggak hanya urus jadwal tetapi atur regulasi kompetisi supaya semua saling support dan berjalan sesuai yg diharapkan,” ucap Kusnaeni.

Agenda padat ditengarai bukan hanya menakar daya saing Timnas Indonesia, tetapi juga menjadi pertaruhan bagi pengurus-pengurus PSSI untuk membuktikan kemampuan menjalankan roda organisasi.

“Manajemen Timnas dan PSSI harus kuat dan solid. Saya usul diperkuat peran Sekjen karena Timnas ada di bawah kesekjenan. Timnas dikelola direktorat timnas, kompetisi dan usia muda di bawah kesekjenan. Jadi ada peran penting kesekjenan sebagai lembaga.”

“Harus ada taktik khusus, strategi khusus untuk 2022. Dalam kondisi normal juga kesekjenan harus kuat. Apalagi di 2021 agenda padat, supaya teknis di kesekjenan jadi exco dan ketum bisa fokus ke strategis,” kata pria yang dikenal dengan sapaan Bung Kus tersebut.[acl]

Sumber: CNNIndonesia

Shares: