News

Nurfadhilah, Ibu Dua Anak yang Lumpuh di Aceh Timur Dirujuk ke RSUDZA

Nurfadhilah terbaring di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainal Abidin (RSDZA) Banda Aceh, Selasa, 10 Desember 2019. (Muhammad Fadhil/popularitas.com)

SEBUAH mobil ambulans milik Polres Aceh Timur memasuki kompleks Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Selasa, 10 Desember 2019 sore jelang magrib. Jam menunjukkan pukul 18.09 WIB, sayup-sayup orang mengaji terdengar dari masjid terdekat.

Dari gerbang kompleks, dengan iring-iringan sirine, mobil itu mendekat hingga ke depan pintu masuk Instalasi Gawat Darurat RSUDZA. Begitu mobil berhenti, seorang pria berbeci merah mendekati mobil itu, lalu mencoba membuka salah satu sisi pintu di bagian belakang.

Tak lama berselang, dua petugas keluar dari pintu bagian depan ambulance, lalu berjalan menuju belakang mobil. Pintu belakang mobil pun diangkat serentak ke atas, di dalamnya tampak seorang perempuan seakan lemah tanpa daya dengan posisi telungkup.

Lalu, dengan papahan petugas dan seorang pria berpeci merah itu, ia diturunkan dan dibawa ke dalam ruangan menggunakan ranjang dorong milik rumah sakit. Petugas medis RUDZA mendorong ranjang tersebut hingga ke dalam. Sementara pria berpeci merah itu mengekor dari belakang, demikian juga dengan petugas dan sopir ambulance.

Wanita tersebut adalah Nurfadhilah, warga Gampong Bagok Panah Lhee, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur. Ibu dua anak ini mengalami lumpuh sejak tahun 2011, setelah melahirkan anak kedua.

Setelah mengalami lumpuh, Nurfadhilah tak bisa berjalan lagi. Kini, hari-hari ia lalui dengan posisi telungkup. Bahkan, derita Nur Fadhilah semakin berat saat ditinggalkan sang suami, saat ia mengalami penyakit itu.

Dalam mencukupi kebutuhan hidup dan menafkahi kedua anaknya, Nurfadhilah membuat kerupuk meulinjo. Pekerjaan itu digelutinya setiap hari dengan posisi telungkup di atas rancang yang terbuat dari papan.

Dirujuk ke RUDZA

Setelah sempat viral di media, Selasa, 10 Desember 2019, Nurfadhilah dirujuk ke RSUDZA. Rujukan itu difasilitasi oleh anggota DPR Aceh daerah pemilihan Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky. Dialah sosok pria yang memakai peci merah saat membantu Nurfadhilah ketika diturunkan dari mobil ambulans di depan IGD RSUDZA.

Begitu diturunkan, Nurfadhilah langsung dibawa ke ruangan. Ia mendapat perawatan intensif dari tim medis. Saat diwawancarai awak media, Nurfadhilah tampak malu-malu. Tak banyak kata yang keluar dari mulutnya. Matanya terus menerawang ke arah wartawan dan tim medis.

Nurfadzilah yang menderita lumpuh usai melahirkan dari Aceh Timur akhirnya dirujuk ke RSUZA Banda Aceh (Muhammad Fadhil)

Lam bahasa Aceh mantong (dalam bahasa Aceh saja),” kata Nurfadhilah, saat awak media menyodorkan pertanyaan.

Saat ditanya bagaimana kesannya setelah dibawa ke RSUDZA, Nurfadhilah juga terlihat malu-malu untuk menjawab. Ia hanya tersenyum, sesekali menutup wajahnya dengan jilbab.

Lon senang, semoga bagah puleh (saya senang, semoga cepat sembuh,” sambung Nurfadhilah.

Saat ini, Nurfadhilah sedang menjalani perawatan di rumah sakit terbesar Aceh itu. Ia juga didampingi sang ibu. Sementara pihak rumah sakit belum bisa memberi keterangan penyakit apa yang diderita sosok perempuan itu.

“Ini harus ada pemeriksaan dulu, dan ini mungkin ahlinya spesialis saraf,” kata salah seorang perawat.

Anggota DPR Aceh, Iskandar Usman Ar-Farlaky memastikan perawatan Nurfadhilah berjalan maksimal sesuai harapan. Dia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Direktur RUDZA, Dr.dr.Azharuddin.

“Kami juga sudah koordinasikan penanganan Nurfadhilah ini langsung dengan Direktur Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, Azharuddin, beliau juga sudah membantu, tadi teman-teman medis juga menangani dengan cepat, termasuk ruangan,” kata Nurfadhilah.

Kata Iskandar, untuk mengetahui penyakit yang diderita Nurfadhilah, maka membutuhkan waktu beberapa hari. Wanita berusia 30 tahun itu rencananya akan dilakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

“Kita akan tunggu dalam beberapa hari ini, ada pemeriksaan lab pada ibu Nurfadhilah, termasuk nanti tindakan MRI, yang dilakukan oleh tim medis untuk memeriksa kenapa sebagian dari pinggul dan kaki Nurfadilah ini tidak bisa bergerak sama sekali setelah melahirkan anak kedua,” ujar Iskandar.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil laboratorium nanti, baru diketahui penyakit yang diderita Nurfadhilah. Setelah itu, pihak rumah sakit baru melakukan tindakan-tindakan sebagaimana mestinya.

“Dari hasil lab nanti akan menentukan tindakan dan hasil apa yang dilakukan oleh teman-teman medis di RSUDZA Banda Aceh ini,” tutur Iskandar.

Di sisi lain, kata Iskandar, Nurfadhilah sebenarnya telah pernah berobat di Rumah Sakit Adam Malik Medan dan RUDZA Banda Aceh beberapa tahun lalu. Namun, pengobatan yang dilakukan bukan di bagian saraf, melainkan pada bagian lain.

“Tetapi waktu itu berobatnya bukan untuk saraf, karena ada sebagian luka di bagian pinggul, karena beliau tidur tengkurap ini sudah beberapa tahun. Karena tidur tengkurap, kegiatannya menumbuk kerupuk melinjo, mungkin panas, sehingga luka, itu yang diobati,” sebut Iskandar.

“Tetapi untuk spesifik untuk saraf belum, maka kita akan ketahui nanti setelah hasil lab, apa yang keluar dari hasil lab dan tindakan apa terkait penyembuhan di bagian sarafnya,” sambungnya.

Iskandar menambahkan, mengenai biaya pengobatan Nurfadhilah, semuanya sudah ditanggung pemerintah melalui BPJS. Sementara untuk biaya pendampingan oleh kerabat atau keluarga pasien, itu ditanggung oleh dirinya dan sejumlah pihak lain.

“Biaya pendampingan, makan yang menjaga pasien, ini akan kita cari solusi bersama-bersama, termasuk bantuan dari kita pribadi dan teman-teman lain yang ikut membantu, sebagaimana mana teman-teman ketaui banyak simpati, empati yang terbangun,” demikian Iskandar.* (C-008)

Shares: