FeatureNews

Miliki Keterbatasan Berbicara, Imran Sukses Jadi Hafiz Alquran 30 Juzz

Miliki Keterbatasan Berbicara, Imran Sukses Jadi Hafiz Alquran 30 Juzz
Imran Bin Junaidi Abu Zaid, saat menyetorkan hafalan Alquran 30 juzz dihadapan para guru penguji di Masjid Mah'ad Assunah Lampeneurut Aceh Besar, Senin, 9 Februari 2021. FOTO : Hendro Saky/popularitas.com

IMRAN bin Junaidi Abu Zaid, anak ketiga dari enam bersaudara, putra Junaidi Bin Abi Zaid. Diceritakan para ustad dan sahabatnya, sejak kecil, santri yang mengenyam pendidikan tahfiz Alquran di Mahad Assunah Lampeneurut Banda Aceh tersebut, memiliki keterbatasan dalam berbicara dan berkomunikasi. Dapat dikatakan, dalam kesehariannya, Ia dikatakan sedikit gagap.

Menurut situs alodokter.com, gagap adalah kondisi di mana penderitanya mengalami gangguan dalam berbicara. Penderita gagap biasanya mengulang suku kata atau memperpanjang penyebutan suatu kata ketika berbicara.

Gagap dapat dialami oleh segala usia. Umumnya, kondisi ini diderita oleh anak-anak usia di bawah 5 tahun. Gagap pada anak usia tersebut merupakan bentuk ketidakmampuan dalam menyampaikan maksud. Hal ini tergolong wajar dan dapat hilang dengan sendirinya, seiring bertambahnya usia.

Namun, keutamaan menjadi seorang hafiz, tiada kesulitan bagi Imran, dalam kesehariannya membaca Alquran, dan bahkan, Senin, 9 Februari 2021, bertempat di Masjid Mah’ad Assunah Lampeneurut, Aceh Besar, santri ini berhasil menuntaskan hafalan Alquran 30 juzz di hadapan guru penguji dan seratusan teman-temannya yang secara tekun ikut menyimak bacaan Imran.

Ustad Syauki, salah seorang guru Imran di Ma’had Assunah menerangkan, proses syahadah atau uji hafalan Alquran Imran bin Junaidi Abu Zaid, dilakukan, Senin, 9 Februari 2021, sejak pukul 04.00 WIB, sebelum sholat subuh.

Imran yang saat ini masih berusia 15 tahun, telah menjadi salah satu santri yang mengikuti program tahfiz di Mah’ad Assunah, sejak dua tahun terakhir, dan pada tahun ini, Ia mampu menyelesaikan hafalannya, dan hari ini, dihadapan para guru penguji Ia menyetorkan atau syahadah atas hafalan Alqurannya selama ini.

Sementara itu, Ustad Taufiq, salah satu guru pembimbing tahfiz dan penguji Syahadah Imran, menambahkan, dalam tiada hambatan yang berarti saat santri tersebut menyetorkan hafalannya, dan Alhamdulillah, semua berjalan dengan sukses, dan hanya kepada Allah kita semua meminta perlindungan, katanya.

Miliki Keterbatasan Berbicara, Imran Sukses Jadi Hafiz Alquran 30 Juzz
Imran bin Junaidi Abu Zaid, santri Mahad Assunah Lampeneureut Aceh, Besar, saat menyetorkan hafalan Alquran 30 juzz di depan para Ustad Penguji, Senin, 9 Februari 2021. FOTO : Hendro Saky/popularitas.com

 

Ditambahkannya, Mah’ad Assunah Lampeneureut Aceh Besar, sejak membuka program tahfiz Alquran, telah menamatkan 11 santrinya menjadi penghafal Alquran, dan kesemuanya saat ini melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Madinah, di Kerajaan Arab Saudi.

Dan saat ini, sudah 14 santri lainnya yang telah mengkhatamkan Alquran 30 juzz, dan tinggal menunggu proses syahadah, dan pihaknya menargetkan dalam beberapa bulan ini, ke-14 santri tersebut akan melaksanakan setoran hafalan Alqurannya.

Mudir Mahad Assunah Lampeneurut Banda Aceh, Ustad Azhari Abdirrahman, mengatakan, sebagai institusi pendidikan islami, lembaganya bertekad untuk sebanyak mungkin mencetak dan menghasilkan generasi muda Aceh menjadi para penghafal Alquran.

Komitmen tersebut, kata Azhari menambahkan, dibuktikan dengan semakin banyak santri yang mengenyam pendidikan program tahfiz Alquran, menyelesaikan hafalan Alquran 30 juzz, dan ini tentu saja atas kemudahan jalan yang diberikan Allah, sehingga proses kegiatan belajar mengajar di Mahad Assunah berjalan dengan lancar.

Mah’ad Assunah Lampeneurut Banda Aceh, kata Azhari melanjutkan, senantiasa ingin berkontribusi bagi kebaikan bangsa dan negara, terutama bagi daerah Aceh, dengan terus berupaya melahirkan pemuda-pemuda yang memiliki kemampuan menghafal Alquran. Sebab, lanjutnya, pihaknya percaya bahwa, semakin banyak generasi Aceh menjadi penghafal Alquran, maka kedepan, masa depan daerah ini akan diisi oleh para generasi qurani.

Dan tentu saja, selaku lembaga pendidikan tahfiz Alquran, pihaknya senantiasa mengharapkan dukungan dari elemen masyarakat dan pemerintah, demi suksesnya tujuan pembelajaran yang menjadi program utama Mah’ad Assunah, yakni mencetak generasi penghafal Alquran.

Laporan: Hendro Saky

Shares: