HeadlineIn-Depth

Melawan Corona dari Rumah

15 Dokter Masih Isolasi Mandiri di Aceh
Ilustrasi. Foto klildokter.com

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pemerintah Aceh telah mengeluarkan instruksi semua sekolah berbagai tingkatan diliburkan. Tak terkecuali, pesantren, sekolah swasta hingga perguruan tinggi agar dihentikan sementara proses belajar mengajar tatap muka selama 14 hari.

Terhitung sejak 16-29 Maret 2020, semua pelajar diminta untuk belajar di rumah masing-masing. Begitu juga Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagian diminta untuk bekerja di rumah. Kalau pun harus masuk kantor, ASN hanya menggunakan absensi manual dan mematuhi protocol yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Presiden Joko Widodo juga untuk kedua kalinya mengimbau kepada masyarakat agar sementara waktu belajar, bekerja dan beribadah di rumah masing-masing.

Imbauan ini guna menekan resiko penyebaran virus corona yang telah menyerang 134 orang di Indonesia, mengakibatkan lima di antaranya meninggal dunia.

Bahkan sekarang sudah menyebar ke 151 negara di luar China dan telah menginfeksi 167.511 orang, menyebabkan 6.606 kematian. Ini berdasarkan laporan situasi terkini harian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tanggal 16 Maret 2020.

Sementara di China total kasus sebanyak 81.077 dengan total kematian 3.218 jiwa. Data tersebut menunjukkan kasus corona dan kematian di dunia telah melampaui China, Negara yang pertama muncul kasus virus yang belum memiliki vaksin atau obat penangkal.

Kasus baru virus corona tipe baru di dunia semakin menembus angka tertingginya yaitu 13.874 per hari, dan COVID-19 merenggut 848 jiwa pada Senin (16/3/2020). Sementara di China bertambah 29 kasus dan 14 kematian baru di hari yang sama, dengan angka pasien yang terjangkit fluktuatif antara belasan hingga kurang dari 30 kasus baru per harinya.

Angka terbanyak pasien terjangkit COVID-19 di Italia dengan total 24.747 kasus (3.590 kasus baru) dengan angka kematian mencapai 1.809 jiwa (368 kematian baru). Kasus terbanyak selanjutnya di Iran dengan total 14.991 kasus (2.262 kasus baru) dan total kematian 853 jiwa (245 kematian baru).

Korea Selatan total 8.236 kasus (74 kasus baru) dengan 75 kematian tanpa ada angka kematian baru. Korea Selatan sebelumnya menjadi negara paling banyak terjadi kasus setelah China, namun pemerintahnya berhasil menekan kasus hingga di bawah 100 kasus per hari yang tadinya lebih dari 500 kasus per hari.

Benua Eropa menjadi episentrum penularan karena banyak negara-negara di benua tersebut yang memiliki kasus di atas 1000, yaitu Spanyol 7.753 kasus (2000 kasus baru), Prancis 5.380 kasus (911 kasus baru), Jerman 4.838 (1043 kasus baru), Swis 2.200 (841 kasus baru), Inggris 1.395 (251 kasus baru), Belanda 1.135 (176 kasus baru), Belgia 1.085 (396 kasus baru), Norwegia 1077 (170 kasus baru). Sedangkan Amerika Serikat terdapat 1.678 kasus dan 41 orang meninggal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sekarang sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Wabah yang berjangkit serempak di mana-mana dan mencakup wilayah geografi yang luas. Begitu juga di Indonesia, penyebarannya semakin meningkat.

Sehingga Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 7 tahun 2020 terkait Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19). Keppres itu ditetapkan per hari ini, Jumat, 13 Maret 2020.

Dalam isi Keppres itu Ketua Pelaksana Gugus Tugas diberikan pada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Sebagai wakil ketua, duduk Asisten Operasi TNI dan Asisten Opersi Polri.

Kepres itu juga mengamanahkan pemerintah daerah juga diminta untuk membentuk tim khusus sikapi penyebaran virus corona. Termasuk ke tingkat kabupaten/kota, agar ada tim khusus untuk melawan COVID-19 yang mulai mengkhawatirkan di Nusantara ini.

Isolasi Diri di Rumah

Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona. Mengingat vaksin COVID-19 belum ditemukan, meminimalkan kontak langsung dan menjaga jarak dengan orang lain cara yang paling utama untuk menghindari penularannya.

Pemerintah menekan penting partisipasi masyarakat untuk memerangi COVID-19 dengan mematuhi anjuran pemerintah. Yaitu mengisolasi diri di rumah masing-masing selama 14 hari. Termasuk di antaranya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengikuti imbauan untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.

Tidak semua orang yang diketahui pernah berhubungan langsung dengan pasien COVID-19 harus menjalani isolasi di rumah sakit. Pasalnya, rumah sakit tentu akan kewalahan kalau harus mengisolasi semua orang yang punya riwayat kontak dengan penderita COVID-19.

Selain itu, di antara orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien ada yang menghendaki melakukan karantina mandiri selama 14 hari dengan pantauan petugas kesehatan.

Langkah yang paling bijak harus dilakukan dengan melakukan self-isolate (isolasi sendiri) gunakan masker yang benar, lakukan social distancing (jarak sosial), tidur sendiri dulu, tidak berbagi alat makan dan minum, segera cuci alat makan tersebut dengan sabun cuci.

Karena tidak ada yang tau birus itu bungkusnya sangat rapuh oleh detergen apa pun. Jadi ini yang harus dilakukan. Lakukan self-monitoring (pemantauan mandiri) untuk melawan COVID-19 di nusantara ini.

Menurut protokol ditetapkan pemerintah, orang yang dianjurkan menjalani isolasi diri selama 14 hari antara lain mereka yang demam atau batuk atau pilek atau mengalami gejala sakit pernafasan. Serta orang yang mengalami gangguan kesehatan tersebut dan punya riwayat bepergian ke negara atau daerah penularan COVID-19 atau berhubungan langsung dengan penderita COVID-19.

Orang yang menjalani isolasi diri, menurut protokol Kementerian Kesehatan, antara lain harus tinggal di rumah, tidak pergi bekerja dan ke ruang publik; menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain.

Menjaga jarak setidaknya satu meter dari anggota keluarga lain; menggunakan masker; mengukur suhu tubuh secara berkala; menghindari pemakaian bersama alat makan dan mandi; menerapkan pola hidup bersih dan sehat; serta berjemur di bawah sinar matahari di ruang terbuka.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah  kemudian langsung merespon kebijakan tersebut.Pemerintah Aceh langsung mengeluarkan instruksi agar siswa sekolah diliburkan, untuk mencegah virus corona yang sedang mewabah di Indonesia. Instruksi libur ini, diharapkan bisa dimanfaatkan oleh siswa dan orangtua untuk tetap menjaga kesehatan anaknya.

Libur dua minggu yang telah ditetapkan, dinilai waktu yang ideal untuk menghindari paparan virus corona. Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman, mengatakan libur ini dianggap penting. Karena waktu tersebut dianggap masa inkubasi terlama virus corona.

Setalah 14 hari ini, kata Safrizal mereka aman. Artinya tidak ada virus corona. Sehingga di daerah tersebut aman dari virus corona, apalagi dalam waktu itu seluruh siswa sudah diliburkan.

Jadi tujuan yang pertama, mengurangi angka tertularnya. Karena kalau tidak dan semakin ramai, pasti fasilitas-fasilitas di dunia tidak sanggup mengatasinya. Tapi kalau begini, ada 1 atau 2 pasien bisa mengatasinya.

Menurut Safrizal, yang paling nyata menghindari corona adalah menghindari kontak sosial. Jadi, diminta para warga menghindari keramaian dan kontak tubuh dengan orang lain yang mudah terpapar virus corona.

Terkait hal-hal yang tidak penting seperti berpergian ke daerah terjangkit, apalagi wisata, jangan sampai salah kaprah. Ia mncontohkan, seperti di Jakarta. Warga di sana ramai-ramai ke puncak, menurut Safrizal itu dinilai langkah yang salah.

“Lebih banyak beraktivitas di rumah, belajar di rumah bagi anak. Bukan karena libur, anak-anak dikumpulkan terus bermain bersama, itu bukan sesuatu yang bijak,” ujarnya.

Safrizal juga telah meminta kepada seluruh anggota IDI di seluruh Aceh agar terus memantau perkembangannya. Termasuk melakukan sosialisasi dan memberikan masukan kepada pemerintah daerah, kapan waktu yang tepat melakukan parsial lockdown.

Menurutnya Aceh sekarang belum saatnya menerapkan lockdown atau mengunci alias membatasi akses keluar masuk di wilayah tertentu untuk mencegah sebaran virus.

“Tetapi yang paling realisitis memberlakukan parsial lockdown. Jadi parsial lockdown itu tetap  ada makanan masuk, tetap ada orang bisa datang tapi dibatasi, aktivitas lebih banyak di rumah saja, ini namanya parsial lockdown. Kalau lockdown total berhenti,” jelasnya.

Menurutnya, kebijakan meliburkan sekolah dan aktivitas perkantoran dinilai sudah tepat. Meskipun pemerintah harus ada langkah-langkah kongkrit kedepan dalam mencegah virus corona.

IDI Aceh menilai, menghadapi virus corona ada dua opsi, yaitu menghadapi dan mencegah. Ada 9 provinsi yang sudah ada pasien positif, mereka sekarang harus menghadapi melawan virus corona.

Sedangkan Aceh hingga sekarang belum ditemukan ada yang positif. Maka yang dilakukan pemerintah Aceh sekarang adalah mencegah terjangkit penyebaran COVID-19 tersebut. Salah satu caranya adalah melawan corona dari rumah, warga diminta tak banyak beraktivitas, lebih baik berada di rumah hingga 14 har kedepan.

“Artinya kita sedikit tertutup, kita kurangi orang datang, kita kurangi lalulintas yang masuk ke Aceh, itu untuk menghindari. Syukur sejauh ini belum ada yang positi virus corona,” jelasnya.

Tutup Objek Wisata

Penutupan seluruh objek wisata di Kota Banda Aceh merupakan langkah baik untuk menghindari banyak kontak sosial. Dengan mengurangi keramaian, dapat mencegah penyebaran virus corona di Aceh.

“Kebijakan ini akan mulai berlaku hari Senin, 16 Maret 2020. Sejumlah tempat wisata yang ditutup termasuk PLTD Apung, Boat di Atas Rumah Lampulo, Meuseum Tsunami, kawasan wisata bahari, dan taman-taman wisata lainya di Banda Aceh,” kata Wali Kota Banda Aceh, Aminullah dalam keterangan tertulisnya, Senin, 16 Maret 2020.

Ia turut menginstruksikan setiap SKPK untuk menunda seluruh kegiatan yang melibatkan banyak ASN dan masyarakat. Termasuk menghentikan sementara kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah, demi kesehatan anak-anak.

“Ini semua merupakan ikhtiar kita agar terhindar dari penyebaran virus Corona atau Covid-19. Selebihnya kita serahkan kepada Allah SWT. Mari kita perbanyak zikir dan doa agar kota kita tercinta dijauhkan dari segala mara bahaya,” katanya.

Begitu juga langkah cepat yang diambil Pemerintah Kota Sabang. Sejak kemarin Senin (16/3/2020), pemerintah melarang wisatawan asing  berkunjung ke pulau tersebut untuk sementara waktu.

Selain wisatawan asing, kapal yacht dan kapal pesiar juga diimbau tidak melakukan kunjungannya ke Sabang, hal itu untuk mencegah penyebaran virus corona.

Kabag Humas Pemko Sabang, Bahrul Fikri, menyebutkan instruksi itu disepakati bersama dengan Forkopimda setempat. Salah satu poinnya, melarang wisatawan asing, kapal yacht dan pesiar untuk berwisata ke Sabang.

“Itu sesuai hasil rapat bersama, tamu atau wisatawan asing akan ditolak masuk ke Sabang sementara waktu ini,” ujar Bahrul saat dikonfirmasi, Senin (16/3/2020).

Kata dia, untuk menjalankan intruksi itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan petugas Pelabuhan Penyebrangan Ulee Lheue di Banda Aceh, yang jadi pintu masuk kedatangan wisatawan asing ke Sabang. Di sana, bakal diawasi wisatawan asing yang hendak menyebrang ke Sabang.

Jarak Sosial

Pemerintah belum mempertimbangkan untuk menjalankan isolasi wilayah atau lockdown untuk mengatasi penularan COVID-19. Pemerintah masih berusaha memaksimalkan upaya pengendalian penyakit tersebut dengan menerapkan pembatasan interaksi sosial langsung.

“Karenanya, kebijakan belajar, bekerja dan beribadah di rumah perlu kita gencarkan dengan tetap mengedepankan pelayanan untuk kebutuhan pokok, kesehatan dan layanan publik lainnya,” kata Presiden.

Di media sosial, orang-orang di berbagai belahan dunia sedang ramai membahas social distancing atau penerapan jarak sosial untuk mencegah penularan virus corona.

Penerapan jarak sosial mencakup pengurangan interaksi langsung dengan orang lain selama berada di rumah, sekolah, tempat kerja, tempat umum, mau pun keramaian.

Menurut panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Australia, menjaga jarak sosial bisa dilakukan dengan tetap berada di rumah saat sakit, tidak berjabat tangan, sering-sering mencuci tangan menggunakan sabun atau cairan pembersih, menerapkan etika bersin dan batuk, mengurangi berbagi makanan di tempat kerja, serta membersihkan barang-barang yang sering disentuh menggunakan disinfektan.

Upaya lainnya adalah melakukan pertemuan melalui konferensi video atau telepon, menghindari pertemuan besar, sebisa mungkin melakukan pertemuan di tempat terbuka, menghindari antrean panjang, menjaga jarak dengan orang setidaknya sekitar satu meter, dan menghindari keramaian.

Upaya-upaya tersebut diharapkan bisa menghentikan atau setidaknya memperlambat laju penularan virus corona penyebab COVID-19. Catatn penting, partisipasi warga sangat dibutuhkan dengan melakukan isolasi diri sementara waktu di rumah masing-masing selama 14 hari.[ANT,tempo]

Penulis       : A.Acal

Shares: