FeatureHeadline

Ketakutan Khatijah Tinggal di Rumah Nyaris Amblas ke Sungai

Tanggul di Krueng Kereuto, Aceh Utara Belum Dibangun Kendala Penganggaran

POPULARITAS.COM – Khadijah (50) terpaksa memilih bertahan di rumahnya meskipun sebagiannya telah ambruk ke sungai bersama tanah longsor akibat erosi di daerah terpencil di Desa Blang Gunci, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara.

Setiap malam ibu empat anak ini hanya bisa berdoa dan meminta pertolongan kepada Tuhan agar ia dan anaknya diberi keselamatan, dan tidak ikut jatuh ke longsor karena erosi sungai Kreueng Kereuto.

Ketakutan Khatijah Tinggal di Rumah Nyaris Amblas ke Sungai

Tak jarang ia menangis apabila mengingat nasibnya harus tidur di teras rumahnya, dan mengingat rumah peninggalan suaminya yang sudah lebih dulu meninggalkannya dan empat anaknya sejak 21 tahun terakhir.

Khadijah terus mengusap air matanya sembari menceritakan perihal kejadian tersebut dan bagaimana kepada popularitas.com yang hingga saat ini. Ia tak punya pilihan selain bertahan hidup di rumah yang separuh bangunan telah ditelan tanah longsor.

“Kemana lagi saya harus pergi, saya hanya buruh tani, tak ada lagi harta saya selain rumah ini yang ditinggalkan suami saya yang sudah meninggal sejak 21 tahun lalu,” ujar Khadijah, Senin (24/8/2020).

Saat ini ia dan anaknya dibayangi rasa ketakutan dan trauma setelah kejadian tersebut, kendati erosi sungai tersebut perlahan terus merambat di pekarangan rumahnya. Bagaimana tidak, tepatnya pada tanggal 28 Juli 2020 lalu, sekitar pukul 01.00 WIB. Ia bersama anaknya sedang terlelap tidur, tiba-tiba mendengar suara keras dari belakang rumahnya.

Ketakutan Khatijah Tinggal di Rumah Nyaris Amblas ke Sungai

“Malam itu saya sangat takut, setelah saya cek ternyata dapur rumah saya sudah jatuh ke jurang, sebelumnya sudah saya wanti –wanti dan akhirnya terjadi, untung hanya dapur yang runtuh mungkin jika air di sungai deras malam itu mungkin saya dan anak saya juga ikut tenggelam ke jurang itu,” katanya.

Paska kejadian tersebut, ia dan anaknya terus dibayangi ketakutan, apabila mendengar suara hujan pada malam hari mereka takut dan tidak bisa tidur sepanjang malam.

Khadijah menceritakan, pertama kali erosi terjadi sejak 2010 lalu. Namun sejak beberapa bulan terakhir semakin parah akibatnya puluhan rumah warga yang berada di sekitar aliran sungai ini terancam ambruk ke sungai, bahkan selain rumah Khadijah ada tiga unit rumah lainnya terancam amblas ke jurang.

“Dulu jarak sungai dari rumah saya 100 meter, sekarang adek liat sendiri rumah saya tinggal separuh lagi, mau tak mau harus tidur di teras rumah, saya sudah pasrah, hanya bisa berharap pemerintah segera membuat tanggul,” keluhnya.

Dengan kondisi seperti ini Khadijah bersama anaknya tidak berani beraktivitas di dalam rumah, bahkan tidur dan aktivitas di rumah seperti memasak mereka lakukan di teras rumah, hal itu mereka jalani untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketakutan Khatijah Tinggal di Rumah Nyaris Amblas ke Sungai

Khadijah mengaku kondisi semakin mengkhawatirkan saat musim penghujan tiba, debit aliran sungai semakin tinggi, hal itu membuat tanggul sungai semakin terkikis dan bisa saja merobohkan seluruh bangunan rumahnya.

“Sekarang hanya berharap kepada pemerintah, mau mengadu kemana lagi,’ ungkapnya.

Kepala Desa Blang Gunci, Samsul Kamal menyebutkan, satu rumah warga sudah amblas, hanya tersisa bagian depan saja. Selain itu ada tiga unit rumah warga lainnya hampir amblas ke jurang. Namun mereka masih memilih bertahan bertahan di rumah masing-masing.

“Tiga rumah ini halaman belakang memang sudah amblas, jika air sungai terus bertambah tidak menutup kemungkinan mereka terpaksa semua harus mengungsi, sementara ini kita sudah bangun satu tenda punya desa tapi jika jika korban bertambah terpaksa harus mengungsi ke Meunasah,” ujar Samsul.

Ketakutan Khatijah Tinggal di Rumah Nyaris Amblas ke Sungai

Padahal kata Samsul, terkait masalah ini sudah diketahui oleh Pemda dan dinas terkait dari bulan lalu. Hingga saat rumah sudah jatuh ke jurang belum ada kejelasan pasti kapan dibangun

“Yang sudah meninjau ke lokasi sebelumnya wakil bupati, Dinsos dan rombongan lainnya sudah datang, tapi mereka hanya bilang akan mencari solusinya, kami tidak tau sampai kapan. Untuk kabar rumah amblas ini sudah kita kabarkan juga ke camat, tapi baik itu masa panik dan tenda belum ada, mau dibilang apalagi kami hanya menunggu,” ujarnya.[]

Reporter: Rizkita
Editor: Acal

Shares: