HeadlineNews

Bank Indonesia proyeksi ekonomi Aceh 2020 tumbuh 5,23 persen

Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Zainal Arifin Lubis, mengatakan, dari hasil kajian dan proyeksi pihaknya, perekonomian propinsi ujung pulau sumatera ini, akan tumbuh pada kisaran 4,83 - 5,23 persen, pada 2020.
Potensi Ekspor Nilam Aceh Capai 150 juta US Dollar
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dan Kepala Bank Indonesia perwakilan Aceh, Zainial Arifin Lubis.

BANDA ACEH (popularitas.com) : Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Zainal Arifin Lubis, mengatakan, dari hasil kajian dan proyeksi pihaknya, perekonomian propinsi ujung pulau sumatera ini, akan tumbuh pada kisaran 4,83 – 5,23 persen, pada 2020.

Kajian dan proyeksi ini, katanya kepada media ini, Kamis, 2 Januari 2020, didasarkan pada bekal kinerja ekonomi Aceh tahun lalu, dan kemudian beberapa variable berupa stimulus fiskal yang dilakukan oleh pemerintah Aceh, yakni, peraturan gubernur terkait dengan kenaikan UMP menjadi 3,1 juta, serta adanya peningkatan pagu APBA 2020 senilai Rp17,28 triliun, atau naik dibandingkan dengan periode lalu, yakni sebesar Rp17,1 triliun.

“Pengesahan APBA 2020 yang lebih cepat dari biasa, hal ini juga berkontribusi besar pada akselesari ekonomi Aceh tahun ini,” tukasnya.

Faktor lainnya, yakni adanya kenaikan harga komoditas berupa harga kopi dan CPO, yang diperkirakan akan mendongkrak ekonomi Aceh melalui jalur ekspor.

Sisi kontruksi juga akan menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi Aceh tahun ini, yakni dilanjutkannya proyek jalan tol ruas Banda Aceh-Sigli, dan serta sejumlah proyek fisik lainnya, berupa pembangunan pusat perbelanjaan hotel dan lainnya.

Kinerja perekonomian Aceh tahun ini, juga akan dipengaruhi oleh investasi asing, berupa realisasi sejumlah kerjasama yang dilakukan pihak swasta di Aceh, dengan sejumlah negara, seperti India, Malaysia, dan Timur Tengah.

Sementara itu, lanjutnya, bila dilihat dari sisi lapangan usaha, pertanian akan tetap menjadi sektor utama penyumbang pertumbuhan ekonomi Aceh. Produktivitas pertanian diharapkan tidak mengalami gangguan berarti seiring dengan kondisi cuaca pada tahun 2020 yang diperkirakan oleh BMKG dalam kondisi yang relatif normal dan kondusif, tidak ada prakiraan adanya fenomena alam seperti La Nina atau El Nino (kemarau panjang) seperti yang terjadi pada tahun 2019.

Berbagai program pengembangan lapangan usaha pertanian oleh Pemerintah Aceh di tahun 2020 juga diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan di lapangan usaha ini.

Dari lapangan usaha pertambangan, peningkatan target produksi batubara di Aceh yang diikuti dengan membaiknya harga komoditas emas hitam tersebut di tahun 2020 diperkirakan akan mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi Aceh. Selanjutnya, geliat industri pariwisata yang menunjukkan perkembangan positif diiringi dengan keseriusan Pemda untuk mengembangkan pariwisata halal, dapat meningkatkan produktivitas lapangan usaha pendukung pariwisata seperti akomodasi, transportasi, dan perdagangan. Perhelatan berbagai event internasional dan nasional di Aceh berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh di tahun 2020.

Namun demikian, ungkapnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tersebut dapat saja tidak berjalan sesuai dengan yang diperkirakan. Faktor-faktor seperti pelambatan ekonomi global, kebijakan negara maju yang mempengaruhi ekonomi daerah, realisasi APBA yang tidak optimal, kondisi cuaca, bencana alam dapat menjadi penghambat laju pertumbuhan ekonomi Aceh. (*SKY)

Shares: