News

Wisatawan Malaysia: Aceh Sekarang Berbeza

Dispar: 123.391 wisatawan kunjungi Banda Aceh
Ilustrasi, wisatawan mancanegara mengunjungi obyek wisata PLTD Apung di Banda Aceh, Aceh, Rabu (26/9/2018). Kementerian Pariwisata menargetkan sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 dan menetapkan 10 destinasi pariwisata baru untuk menggenjot investasi pada sektor kepariwisataan.(ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 lalu tak hanya mendatangkan duka bagi masyarakat di daerah tersebut. Namun, bencana hebat tersebut juga ikut membuka mata dunia tentang Aceh, termasuk di bidang pariwisatanya.

Edi Al Rahman, salah seorang pegiat wisata Aceh mengakui hal tersebut. Dia mengatakan selama ini banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Aceh untuk menyaksikan peninggalan tsunami. “Seperti situs kapal di atas rumah, situs PLTD Apung, dan juga Museum Tsunami Aceh,” kata Edi, Kamis, 26 Desember 2019.

Pengelola Barqun Travel ini bahkan menyebutkan situs tsunami telah menjadi pemantik bagi para wisatawan asing untuk mendatangi Aceh. Terlebih, kata dia, Aceh juga menerapkan Wisata Halal.

“Dua hal ini menjadi daya pikat wisatawan, terutama dari negara jiran, Malaysia,” kata Edi.

Pun demikian, Edi mengakui dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran ketertarikan bagi wisatawan Malaysia berkunjung ke Aceh. “Jika dulu mereka datang ke Aceh khusus untuk melihat situs-situs tsunami, kini mereka ingin paket lebih. Mereka juga ingin melihat lokasi-lokasi wisata alam Aceh lain seperti Sabang,” ujar Edi lagi,

Edi mengatakan wisatawan yang sering menggunakan jasanya mulai merasa jenuh dengan objek wisata tsunami di Aceh. Apalagi bagi mereka yang sudah bertandang lebih dari sekali ke daerah tersebut. “Semalam tamu Malaysia bercerita ke Saya. ‘Suasana Aceh sekarang berbeza dengan mula-mula kami datang dulu. Sudah banyak panggung-panggung hiburan, live music dimana-mana. Sedih rasanya.’ Ini kata tamu kemarin yang seorang ustadz,” kata Edi seraya menyebutkan sangat tidak mustahil kalau akan terjadi trend penurunan wisatawan dari Malaysia ke Aceh di masa mendatang.* (BNA)

Shares: