EkonomiNews

Wawancara Kanreg BSI Aceh: BSI Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan Sektor UMKM

BSI buka lowongan pekerjaan, berikut syarat dan batas waktu pendaftaran
Pelayanan di Bank Syariah Indonesia. (Foto: Bisnis)

KAMIS, 8 April 2021, sebagai Pemimpin Redaksi popularitas.com, diundang oleh Nana Hendriana, yang saat ini di dapuk selaku Kepala Kantor Regional (Kanreg) Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh. Pertemuan yang juga diikuti sejumlah pimpinan media lain itu, berlangsung di salah satu rumah makan di pusat kota Banda Aceh.

Dalam pertemuan itu, Nana Hendriana, dalam kesempatan pertama memohon maaf kepada masyarakat pengguna jasa layanan BSI, khususnya di provinsi ujung barat Sumatera ini. Sebab, proses integrasi sistem teknologi pasca merjer atau bergabungnya tiga bank, yakni BNIS, BRIS, dan BSM, belum memenuhi ekspektasi para nasabah. Namun begitu, dirinya memastikan proses tersebut akan tuntas pada awal Juni mendatang.

Dalam diskusi tersebut, Nana Hendriana juga menegaskan optimismenya terkait dengan pertumbuhan perbankan syariah di provinsi ini, selain soal BSI sebagai bank syariah nomor satu di Indonesia, iklim berusaha di sektor ekonomi syariah juga di topang dengan pelembagaan, yakni hadirnya Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Aceh ini istimewa dan luar biasa, dan karnanya manajemen BSI menempatkan satu kantor regional, khusus untuk provinsi ini.

Dan berikut tanya jawab antara popularitas.com dan Nana Hendriana

Kanreg BSI Aceh, Nana Hendriana. (ist)

Popularitas.com : Banyak kalangan pesimis kehadiran LKS di Aceh, perbankan syariah tidak mampu menjalankan peran dalam kegiatan ekspor dan perdangan luar negeri, bagaimana bapak melihat hal ini.

Nana Hendriana: Saat ini, BSI menjadi bank syariah yang memiliki aset Rp214 triliun, dengan modal inti 24,4 triliun. dengan modal itu, maka BSI menargetkan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia.

Nah, dengan keberadaan modal inti dan dukungan layanan itu, tidak ada persoalan bagi BSI untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor. Sebab, BSI juga dapat menerbitkan LC atau hal-hal lainnya terkait dengan dukungan pembiayaan untuk perdangan dan transaksi luar negeri. Jadi, tidak ada masalah soal itu, dan saya sendiri, telah menemui berbagai pihak di Aceh menjelaskan persoalan tersebut.

Popularitas.com: Pasca keluarnya BRI dari Aceh, masyarakat mengkhawatirkan terkait dengan sektor mikro dan UMKM, sebab selama ini, bank tersebut merupakan pemain inti di sektor tersebut, bagaimana anda melihat masalah itu?

Nana Hendriana : Tidak perlu khawatir, dengan modal inti yang tadi saya sampaikan, BSI juga akan berperan mengisi sektor UMKM dan mikro, dan bahkan, tahun ini kita menargetkan pertumbuhan pembiayaan untuk sektor ini. Karnanya, masyarakat tidak perlu khawatir bahwa BSI tidak akan membiayai kegiatan-kegiatan IKM, UMKM dan sektro mikro lainnya.

Dan bahkan, katanya lagi, serapan BSI untuk kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2021 saja sebesar Rp1,2 triliun, dan saat ini sudah tersalurkan Rp400 miliar. Dan kami optimis, bahwa, pemerintah akan menaikkan anggaran pembiayaan KUR untuk Aceh pada 2022 mendatang.

Popularitas.com: Terakhir, apa harapan bapak terhadap Qanun LKS

Nana Hendriana: Keberadaan Qanun LKS di Aceh ini luar biasa, dan masyarkat di provinsi ini harus bersyukur, sebab, dengan kehadiran aturan itu, maka akan mendorong transaksi keuangan syariah lebih meningkat. Dan tentunya, BSI bersama dengan masyarakat Aceh ini terus tumbuh bersama membangun ekonomi daerah ini dengan prinsip-prinsip syariah.

Shares: