FeatureHeadline

Warung Murah Milik Tionghoa Bantu Warga Miskin di Banda Aceh

Warung Murah Milik Tionghoa Bantu Warga Miskin di Banda Aceh
Relawan warung murah memungkus nasi yang akan dibagikan kepada penghuni panti asuhan, panti jompo dan lain sebagainya di Sekretariat Yayasan Hakka Aceh, Peunayong, Banda Aceh, Senin, 13 Juli 2020. (Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kho Khie Siong lalu lalang, ia tampak keluar masuk ruangan sekretariat. Pria yang akrab disapa Aky ini sesekali menggerakkan tangannya sambil memberi aba-aba kepada belasan relawan.

Di luar ruangan sekretariat, sebuah tenda didirikan memanjang. Di bawahnya, belasan orang tampak berdiri dengan formasi dua deret. Selebihnya mengekor dari belakang, jarak setiap pengantre sekitar 120 centimeter.

Di sela-sela celah deretan, Aky berjalan. Lantas, Aky menoleh ke kiri dan kanan, sesekali ia tampak menegur beberapa orang yang menggunakan masker di dagu. Teguran itu langsung ditanggapi oleh beberapa warga dan mereka langsung menaikkan masker hingga menutup mulut dan hidung.

Warung Murah Milik Tionghoa Bantu Warga Miskin di Banda Aceh
Ketua Yayasan Hakka, Kho Khie Siong mengontrol warung murah di depan sekretariat yayasan setempat di Peunayong, Banda Aceh, Senin, 13 Juli 2020. (Fadhil/popularitas.com)

“Maskernya dipakai ya, dipakai dulu, jangan di dagu. Yang baru sampai tolong cuci tangan,” ujar Aky kepada warga yang mengantre.

Setiap pengantre tampak menenteng sebuah rantang atau tempat makanan. Mereka yang di belakang terlihat cukup sabar menunggu antrean. Paling depan, sejumlah aneka makanan dan lauk tampak dihidangkan di atas meja.

Meja tersebut dibaluti dengan plastik, sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Saat giliran tiba, setiap pengantre menyodorkan rantang lewat celah-celah di satu sisi dinding plastik. Lalu, disambut oleh beberapa relawan.

Rantang tersebut kemudian diisi dengan nasi, ikan, kuah dan aneka makanan lainnya. Setelah selesai, rantang tersebut dikembalikan dan pengandre bergegas pulang, sambil mengucapkan terima kasih.

“Pastikan yang berdiri di depan makanan pakai masker dan sarung tangan ya,” kata Aky, memberi aba-aba.

Aky merupakan ketua Yayasan Hakka Aceh, sebuah organisasi atau lembaga sosial Tionghoa di Tanah Rencong. Lembaga ini dihuni oleh warga keturunan Tionghoa yang bermukim di Aceh. Yayasan ini berkantor di kawasan Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.

Setiap hari, yakni Senin hingga Kamis, mulai pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB, sekretariat itu selalu dipadati pengunjung. Pengunjung ini umumnya dari kalangan fakir dan miskin, mereka mengantre nasi makan siang murah yang dijual oleh Yayasan Hakka, yakni Rp 3000.

“Aksi sosial ini saya lihat mendapat antusias cukup bagus dari masyarakat, awalnya kami hanya menyediakan 150 porsi, kami lihat cepat sekali habis dan ditambah lagi menjadi 200, hinga saat ini menjadi 330,” kata Aky saat ditemui popularitas.com di sela-sela aktivitasnya, Senin, 13 Juli 2020.

Warung Murah Milik Tionghoa Bantu Warga Miskin di Banda Aceh

Aky menjelaskan, aksi sosial itu sudah dilakukan sejak akhir Juni 2020 lalu. Hari ini, aksi tersebut sudah memasuki pekan ketiga dan akan berlangsung hingga pekan keempat. Pihaknya mengaku senang bisa membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

“Seperti kita ketahui saat ini sedang pandemi, selain berdampak pada kesehatan, pandemi ini juga berdampak pada krisis ekonomi masyarakat, sehingga Hakka bergerak melakukan aksi tersebut,” jelas Aky.

Kata Aky, nasi beserta lauk itu dibeli dari pedagang muslim di sekitar Peunayong dengan harga Rp 7000 per porsi. Ini dilakukan agar pedagang-pedagang di sekitar Peunayong tak menganggu ekonominya setelah hadir warung murah.

“Artinya, setiap porsi ada sekitar Rp 4000 yang disubsidi oleh Hakka. Karena yang kita jual ke masyarakat tiga ribu rupiah,” sebut Aky.

Menurutnya, nasi yang dijual tersebut dijamin steril dan halal karena dimasak oleh muslim. Sementara proses penyajian ke dalam rantang atau bungkusan juga dilakukan oleh muslim.

“Kami pastikan ini halal, karena selain dimasak oleh muslim, yang menyajikan ke dalam rantang dan bungkusan juga dilakukan oleh orang muslim. Tidak kami biarkan dilakukan oleh orang Hakka. Dalam hal ini, Hakka hanya mengontrol saja,” ujarnya.

Aky menambahkan, aksi sosial itu juga melibatkan berbagai ormas dan LSM di Aceh, seperti Nahdlatul ‘Ulama (NU), ADO, PAT, ibu-ibu PKK Gampong Peunayong, Gampong Mulia, Gampong Laksana, mahasiswa Unsyiah dan unsur lainnya.

“Jadi sekali lagi kami tegaskan ini steril dan halal, dan juga bebas dari Covid-19 karena penyajian sesuai dengan protokol kesehatan,” sebut Aky.

Selain melayani rantangan, lanjut Aky, pihaknya juga membungkus setiap porsi lalu membagikan secara gratis kepada fakir miskin dan anak yatim, seperti di panti asuhan, panti jompo dan lain sebagainya. Kegiatan ini juga digelar setiap Senin hingga Kamis.

Sedangkan hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, aksi sosial yang diberi nama warung murah itu ditiadakan. Sebab, menurut Oky, pada hari Jumat waktunya terlalu singkat karena masyarakat melaksanakan salat Jumat.

“Sedangkan hari Sabtu dan Minggu, relawan kami istirahat, jadi Senin sampai Kamis saja kami dirikan warung murah ini,” jelas Aky.

Ia menyebutkan, bagi masyarakat yang ingin menikmati nasi siang di warung murah dapat mendatangi warung tersebut dengan membawa tempat makan sendiri. Tentunya, para pengunjung ini harus menerapkan protokol kesehatan.

“Disarankan hadir jam 11, karena kalau jam 1 takutnya sudah habis makanannya,” ungkap Aky.

Aky menuturkan, aksi sosial itu menjadi bukti bahwa kehidupan umat beragama di Aceh cukup baik. Hal ini tentu sangat jauh berbeda dengan pandangan negatif masyarakat luar Aceh, bahkan luar negeri terhadap Bumi Serambi Mekkah.

“Jadi pemikiran negatif warga luar terhadap Aceh tidak benar, ini buktinya kami hari ini berbaur, termasuk relawan-relawan kami berasal dari suku dan agama berbeda,” tutur Aky.

Hilda, seorang pembeli mengaku sangat senang dengan hadirnya warung murah tersebut. Kehadiran warung ini sangat membantu dirinya di tengah pandemi Covid-19. Ia berharap, warung ini terus dibuka tanpa batas.

“Dengan ini kami bisa, maksudnya bisa membantulah gitu, apalagi saat ini lagi musim corona gitu, jadi lumayanlah, dengan ada ini kami lebih senang, sangat berterima kasih sama (Hakka), kalau bisa diperpanjang sih,” kata Hilda. [acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: