News

Wakil rakyat Aceh Tamiang sesalkan sekolah seolah kandang ternak

Anggota DPRK Aceh Tamiang, Jayanti Sari, menerima laporan ada sekolah di kabupaten itu seolah sudah menjadi kandang ternak, di antaranya banyak sapi maupun kambing milik masyarakat yang masuk ke dalam kompleks sekolah milik pemerintah itu, dan dia menyesalkan hal itu terjadi. 
Dokumentasi pengumuman dari pengelola SMP Negeri 3 Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, agar masyarakat setempat di tidak memasukkan hewan ternak ke pekarangan sekolah. ANTARA/Dede Harison

POPULARITAS.COM – Anggota DPRK Aceh Tamiang, Jayanti Sari, menerima laporan ada sekolah di kabupaten itu seolah sudah menjadi kandang ternak, di antaranya banyak sapi maupun kambing milik masyarakat yang masuk ke dalam kompleks sekolah milik pemerintah itu, dan dia menyesalkan hal itu terjadi.

“Kami menerima banyak laporan hewan ternak sapi dan kambing milik warga masuk ke lingkungan sekolah. Kami menyesalkan kondisi ini karena sekolah sudah menjadi kandang ternak,” kata dia, di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, dikutip dari Antara, Jumat (3/12/2021).

Sebelumnya, dia memanfaatkan waktu resesnya dengan mendatangi gedung SMP Negeri 3 Seruway, Aceh Tamiang. Dalam kunjungan dinasnya ke daerahnya, dia melihat kondisi sekolah itu sudah seperti kandang ternak.

Tidak hanya itu, kata dia, pengelola sekolah juga mengeluhkan kekurangan murid kepada wakil rakyat itu. Salah satu faktor pemicu maraknya binatang ternak warga berkeliaran di lingkungan sekolah. Hal itu membuat sekolah yang berdiri 2007 itu tidak lagi diminati siswa lagi.

Ia mengatakan hewan ternak itu masuk ke kompleks sekolah pada sore hari saat tidak ada aktivitas di sekolah. Selain itu, masuknya hewan ternak disebabkan tidak terlalu banyak aktivitas persekolahan karena kekurangan murid.

“Pihak (pengelola) sekolah mengeluh kepada kami karena kekurangan anak didik, sehingga memicu maraknya hewan ternak masuk kompleks sekolah,” kata dia.

Sedangkan masyarakat, kata dia, beralasan tidak berminat menyekolahkan anaknya di sekolah yang banyak ternaknya karena merasa tidak nyaman, terganggu  kotoran sapi maupun kambing.

Oleh karena itu, dia meminta perangkat kampung setempat untuk membuat resam atau peraturan adat kampung sebagai sanksi kepada pemilik ternak yang masuk fasilitas umum, seperti sekolah.

Kepala SMP Negeri 3 Seruway, Kurnia Rahmianum, mengatakan, lingkungan sekolah yang dipimpinnya tidak nyaman lagi karena tercemar kotoran hewan ternak.

“Masuknya hewan ternak ke pekarangan sekolah membuat program penghijauan tidak bisa dilakukan. Sebab, semua tanaman dimakan hewan ternak,” kata dia.

Menurut dia, kondisi itu terjadi karena sekolah tidak memiliki pagar yang utuh untuk mencegah hewan ternak masuk perkarangan. Mereka mengusulkan pembangunan pagar, namun ditolak karena dianggap bukan skala prioritas.

“Kami berharap DPRK Aceh Tamiang memperjuangkan pembangunan pagar sekolah. Kami sudah tidak sanggup lagi menghadapi hewan ternak masuk ke perkarangan sekolah,” kata dia.

Shares: