News

Vaksin Covid-19 pada Ibu Menyusui Juga Bermanfaat Bagi Bayi

Alasan Vaksin Covid-19 Prioritas Usia Produktif
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi vaksinasi COVID-19 di RS Islam, Jemursari, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim/rwa)

POPULARITAS.COM – Ibu menyusui yang memeroleh suntikan vaksin Covid-19 dapat memberikan antibodi kepada bayinya lewat air susu ibu (ASI) selama beberapa bulan setelah divaksin. Hal itu terungkap dari studi terbaru yang melibatkan lima orang ibu.

Dalam studi tersebut, peneliti mendapat sampel dari kelima partisipan berupa sampel ASI beku. Studi ini berfokus pada vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech.

Menurut keterangan pers yang dimuat di EurekAlert.org., para peneliti di Washington University School of Medicine di St Louis, Amerika melacak tingkat antibodi di dalam ASI sebelum dosis pertama vaksin diberikan kepada partisipan.

Peneliti juga melacak tingkat antibodi partisipan selama 80 hari berikutnya. Para peneliti melihat adanya peningkatan kadar antibodi IgA dan IgG setelah dosis pertama vaksinasi diberikan.

Kedua antibodi mencapai kekebalan signifikan dalam 14-20 hari setelah pemberian dosis pertama.

“Penelitian kami menunjukkan peningkatan besar antibodi terhadap virus Covid-19 dalam ASI mulai dua minggu setelah suntikan pertama, dan respons ini dipertahankan selama penelitian kami yang berlangsung hampir tiga bulan.” Begitu kata Jeannie Kelly, MD, penulis studi dan asisten profesor kebidanan dan ginekologi.

“Tingkat antibodi masih tinggi pada akhir penelitian kami, jadi perlindungannya mungkin lebih lama.” Studi tersebut ditinjau oleh ahli lain dan diterbitkan ke dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology.

Studi ini dianggap sebagai studi pertama yang melacak tingkat antibodi dalam ASI beku. Tim peneliti mengakui studi itu sifatnya terbatas karena partisipan yang diambil sedikit, namun peneliti menyebutkan bahwa temuan tersebut menggembirakan.

Belum ada satu pun vaksin Covid-19 yang dinilai aman bagi wanita hamil atau menyusui. Namun untuk saat ini, Pusat Pengendalian dan Pengawasan Penyakit AS (CDC) menyatakan vaksin tidak dianggap berisiko bagi ibu menyusui atau bayi. CDC juga mengatakan, ibu yang sedang menyusui dapat memilih untuk divaksinasi.

Kelly mengatakan, studi yang dilakukannya bersama tim juga membantu menepis unggahan yang menakutkan dan menyesatkan di media sosial yang dibuat untuk menakut-nakuti para ibu.

“Kami melihat serangkaian data baru yang menunjukkan vaksin pada ibu juga membantu melindungi bayi, baik lewat transfer antibodi di plasenta selama kehamilan maupun lewat ASI selama menyusui,” kata Kelly.

“Ini adalah informasi yang tidak kami miliki beberapa bulan lalu dan ini benar-benar membantu kami dalam menyarankan pasien yang sedang mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksin dengan lebih baik.”

“Saya memberi tahu ibu saya yang hamil dan menyusui bahwa saya menganjurkan agar mereka mendapatkan vaksinasi secepat mungkin,” tambah dia.

Sumber: Kompas

Shares: