HeadlineNews

Unsyiah Gelar Takziah Virtual untuk dr Imai Indra, Sp.An

Unsyiah Gelar Takziah Virtual untuk dr Imai Indra, Sp.An

POPULARITAS.COM – Civitas akademisi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar takziah secara virtual melalui aplikasi zoom untuk almarhum dr Imai Indra, Sp.An, yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.

Takziah secara daring diikuti 181 lebih peserta civitas akademisi dan staf di Unsyiah yang dimulai setelah salat isya, Kamis (3/9/2020). Setelah itu ada beberapa sambutan yang disampaikan oleh sejawatnya di kampus jantung hate rakyat Aceh.

Takziah secara daring ini dipimpin oleh Said Munzir salah seorang dosen di Unsyiah. Direncanakan malam besok, Jumat malam (4/9/2020) akan dilanjutkan kembali takziah untuk almarhum dr Imai Indra, Sp.An.

Seorang dosen Unsyiah, Marwan Razali usai Takziah mengatakan, ini diluar dugaan cukup banyak yang mengikuti takziah secara virtual. Tentu ini bentuk kecintaan semua kepada almarhum yang telah meninggalkan dunia.

“Ini merupakan suatu kehilangan bagi kita semua. Semua kita merasa kehilangan atas kepulangan almarhum. Kehadiran kita di sini nenunjukkan kecintaan kita semuua.

Ia berpesan agar tetap menjaga kesehatan, patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Karena sudah banyak dari Unsyiah yang terinfeksi virus corona dan tetap harus selalu waspada.

Meninggalnya dr Imai Indra, Sp.An, dosen di Fakultas Kedokteran Unsyiah menjadi kasus pertama di Aceh tenaga medis meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.

dr Imai Indra, Sp.An meninggal di di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, Banda Aceh, Rabu (2/9/2020) setelah menjalani perawatan selama 19 hari.

dr Imai Indra meninggal pada usia 52 tahun dan wafat saat sedang dalam perawatan medis di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.

Sebelumnya Direktur RSUDZA Banda Aceh, dr Azharuddin mengatakan,Imai Indra terkonfirmasi positif COVID-19 setelah melakukan operasi salah satu pasien positif terinfeksi virus corona jenis baru itu di rumah sakit setempat bersama tim bedah, perawat, dan petugas lainnya.

Setelah itu, dr Imai menunjukkan gejala klinis, dan dirawat sekitar 20 hari di RICU sebelum menghembuskan nafas terakhir.

“Pada saat itulah tertular, ditemukan memang positif, diperiksa kemudian bergejala demam, batuk, sakit kerongkongan, kemudian masuk rumah sakit. Dalam perawatan sempat membaik kemudian menurun lagi kondisinya dan sekitar 20 hari dalam perawatan di RICU,” tutupnya.[]

Editor: Acal

Shares: