News

Tumpahan Minyak di Perairan Aceh: Area Tangkapan Ikan Nelayan Hilang

Gerak cepat Pj Bupati Aceh Besar jawab krisis solar subsidi warga Pulo Aceh
Ilustrasi - Nelayan kecil sedang melaut. ANTARA/HO-KKP

POPULARITAS.COM – Tumpahan minyak yang terjadi di perairan Langsa dan Aceh Timur, Aceh mengakibatkan nelayan setempat kehilangan area penangkapan ikan. Sehingga sebagian nelayan bahkan ada yang tidak melaut.

Mereka yang tidak melaut menunggu agar pihak terkait bisa membersihkan sisa gelembung minyak di perairan dan area penangkapan ikan.

Wakil Sekjend Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek mengatakan, nelayan di sana bahkan sudah melaporkan adanya tumpahan minyak yang terjadi sejak usai lebaran Idul Adha 1442 H. Namun, tidak ada tanggapan dari Pertamina dan pihak terkait lainnya.

“Nelayan mengeluh itu sudah lama karena kehilangan area penangkapan ikan dan ikan hilang,” kata Miftach Cut Adek, Kamis (2/9).

Baca: Pertamina Kerahkan 13 Kapal Untuk Tangani Tumpahan Minyak di Perairan Aceh

Sementara bagi nelayan yang tetap melaut harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mencukupi bahan bakar, karena area penangkapannya bertambah jauh dari biasanya. Apalagi banyak yang merugi karena hasil nihil.

“Area tangkapan nelayan tambah jauh. Itu nelayan dari pesisir Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang banyak yang rugi,” kata Miftach.

Sebelumnya, tim Penanganan Keadaan Darurat (PKD) Pertamina EP Field Pangkalan Susu telah melakukan upaya penanganan, seperti mengecek lokasi, melakukan pemetaan sebaran lapisan tipis minyak, dan mencari sumber munculnya gelembung gas.

Dari sana, ditemukan indikasi gelembung gas berasal dari sumur H-4 Langsa Offshore yang berlokasi sekitar 30 mil laut dari pantai Kecamatan Kuala Idi.

“Sumur H-4 Langsa Offshore yang berlokasi sekitar 30 mil laut dari pantai Kecamatan Kuala Idi, yang dulu dikelola oleh TAC (Technical Assistance Contract) Blue Sky dan telah ditutup sejak November 2017,” kata Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera Yudy Nugraha.

Shares: