News

Tiga faktor penyebab ODGJ, ini penjelasan psikolog UIN Ar-Raniry

Pakar Psikolog dari UIN Ar-Raniry, Jasmadi menyebutkan ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang mengalami depresi hingga masuk sebagai kategori Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Pakar Psikolog dari UIN Ar-Raniry Jasmadi
Pakar Psikolog dari UIN Ar-Raniry, Jasmadi. (Riska Zulfira/popularitas.com)

POPULARITAS.COM – Pakar Psikolog dari UIN Ar-Raniry, Jasmadi menyebutkan ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang mengalami depresi hingga masuk sebagai kategori Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Ketiga faktor tersebut, kata Jasmadi, yaitu faktor biologis, bawaan dan sosial. Faktor biologis diperhatikan dari kelainan sarafnya, di mana kasus depresi penderita gangguan ini diakibatkan ada kelainan fungsi pada hormonnya.

“Seseorang yang mengalami depresi pada faktor biologis, karena ada kelainan fungsi pada hormon serotonin,” kata Jasmadi kepada Popularitas.com, Rabu (23/2/2022).

Sementara pada faktor bawaan atau genetik, kata Jasmadi, akan memberikan dampak yang sangat besar. Faktor ini bahkan memiliki potensi hingga 50 persen akan menurunkan kepada anaknya penyakit tersebut.

“Penderita gangguan ini biasanya dari orang tua yang mempunyai riwayat gangguan, itu 50 persen ada potensi pada anaknya,” kata Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry ini.

Adapun faktor ketiga adalah sosial. Menurut Jasmadi penderita gangguan dari lingkungan bisa saja disebabkan dari narkoba ataupun konflik-konflik pribadi yang dihadapinya.

“Sosial ini dimulai dari rumah, apabila jalan komunikasi di rumah mungkin tidak sehat, maka akan menjadi konflik yang memicu terjadinya gangguan. Selain itu juga bagi pemakai narkoba juga dapat menyebabkan seseorang kehilangan akal sehatnya,” tuturnya.

Menurut Jasmadi gangguan depresi dan stres merupakan dua gangguan yang berbeda. Depresi melakukan tindakan dengan mengurung diri, namun seseorang yang mengalami stres akan menunjukkan sikap kecemasannya serta memberikan gerakan tubuh yang tegang.

“Orang yang memiliki gangguan depresi akan sering merenung dan bahkan akan mengurung diri, sedangkan orang stres hanya menunjukkan kecemasan,” katanya.

Sebelumnya, Dinkes Kota Banda Aceh mencatat, jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di pusat ibu kota Provinsi Aceh itu mencapai 592 jiwa.

Terkait hal itu, Jasmadi berharap pemerintah membuat program terpadu terhadap penderita ODGJ serta memberikan sosialisai pereventive kepada masyarakat.

Shares: