EdukasiNews

‘Teknologi Mengancam Manusia Menjadi Asosial’

BANDA ACEH – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan generasi muda agar revolusi dalam bidang teknologi informasi, tidak merusak kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Sejarinya, manusia membutuhkan interaksi sosial secara langsung.

Hal itu disampaikan anak presiden RI keenam, Sosilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), dengan tema “Mempertegas Peran Mahasiswa dan Pembangunan dan Kemajuan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 di gedung AAC Dayan Dawood, Senin (13/11/2017).

AHY dalam kuliah umumnya menjelaskan, bahwa saat ini Indonesia telah memasuki dunia baru yaitu revolusi dalam bidang teknologi, yang telah memperluas dampak-dampak globalisasi ke seluruh penjuru dunia. Di mana informasi bisa diperoleh secara instan dan realtime. Akses informasi pun semakin murah bahkan tanpa biaya.

Namun, AHY mengingatkan. Semua kemudahan ini jangan sampai merusak kodrat kita sebagai makhluk sosial, yang sejatinya membutuhkan interaksi secara langsung.

“Sekarang jempol bertemu jempol, kita asyik menggunakan gadget saja tapi kemudian lupa awal pertemuan yang penting adalah bertemu langsung dengan sesama manusia. Sebab di situlah kita memiliki empati, kepedulian, termasuk hal-hal kepemimpinan,” ujar AHY.

Kepada mahasiswa, AHY juga berpesan, di era globasasi ini mahasiswa harus cerdas mengambil peluang. Sebab tidak semua orang mampu menguasai rezim globalisasi ini. Hanya mereka yang terpilih sajalah yang bisa mengambil peran besar ini.

“Mereka adalah yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang, dan Dan mereka yang mampu beradaptasi dengan baik.  Mereka itulah yang akan menjadi pemenang,” ujarnya.

Katanya, sekarang dunia semakin kompetitif dan semua generasi muda bangsa Indonesia harus terus meningkatkan kualitas. Sehingga generasi muda bangsa Indonesia yang besar ini mampu menghadapi era globalisasi tersebut.

“Dunia semakin kompetitif, jadi hanya bangsa yang responsif cepat yang bisa menghadapi, makanya kita harus cepat dan segera bangkit menuju Indonesia Emas 2045,” tukasnya.

Menurut AHY, era semakin kompetitif ini hanya orang yang bisa merubah tantangan menjadi peluang yang berhasil. Apa lagi bangsa Indonesia yang tersebar 17 ribu pulau, hidup beragam suku, ras, agama. Dalam bingkai keberagaman dengan Bhineka tunggal ika yang bisa menyatukan semua, hingga bisa menghadapi tantangan semakin nyata.

“Tantangan harus kita rubah menjadi peluang, itulah yang harus kita lakukan sekarang,” tukasnya.[acl]

 

Shares: