EdukasiNews

Tekad & Keberanian Perempuan Aceh Jadi Teladan Perempuan Indonesia

Tekad dan keberanian perempuan Aceh bisa jadi teladan perempuan Indonesia. Dari catatan sejarah, perempuan Aceh memiliki rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air yang patut dibanggakan.
Foto: Ketua MPR Zulkifli Hasan (Dok. MPR)

BANDA ACEH – Tekad dan keberanian perempuan Aceh bisa jadi teladan perempuan Indonesia. Dari catatan sejarah, perempuan Aceh memiliki rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air yang patut dibanggakan.

Dalam keterangan tertulis dari MPR, Senin (30/10/2017), pejuang perempuan dari Aceh seperti Cut Nyak Dien, Cut Mutia, dan Laksamana Malahayati berani mati untuk mempertahankan diri dari penjajahan. Keberanian dan siap berkorban demi bangsa dan negara, seperti yang ditunjukkan pejuang-pejuang perempuan Aceh, itu harus dicontoh dan diteruskan oleh seluruh perempuan, demi kelangsungan bangsa dan negara Indonesia ke depan.

Pernyataan itu dikemukakan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat menyampaikan sosialisasi Empat Pilar dihadapan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) provinsi Aceh. Acara tersebut berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, hari ini.

Di zaman sekarang, kata Zulkifli, jiwa pemberani seperti pejuang perempuan Aceh bisa diwujudkan dalam bentuk yang lain, tidak harus berperang namun menjadi pelopor persatuan.

“Pancasila itu perilaku, bukan alat untuk mengotak-kotakkan kelompok dan golongan. Karena itu KPPI Aceh harus bisa menjadi pelopor bagi persatuan. Jangan sampai kita terpecah, dan diadu domba seperti zaman penjajah,” kata Zulkifli seperti dilansir detik.com.

Pesan Persatuan

Zulkifli kembali menegaskan penolakannya terhadap upaya pengkotak-kotakan di tengah masyarakat.

“Sekarang di media sosial masif sekali upaya pengkotak-kotakan di tengah kita. Karena beda pilihan dalam pilkada, dianggap anti Pancasila. Karena tolak Perppu Ormas dianggap tidak pro kebhinnekaan. Ini jelas salah,” ujar Zulkifli.

Ia menyampaikan kembali bahwa Pancasila adalah perilaku yang mempersatukan, bukan memecah-belah.

“Pancasila itu perilaku yang merangkul yang beda, bukan memukul. Jangan sampai Merah Putih kita koyak karena pengkotak-kotakkan ini,” ucapnya.

Bersama masyarakat Aceh, ia mengajak perempuan dan ibu-ibu untuk menjadi perekat kebhinnekaan dengan menjahit kembali Merah Putih.

“Masyarakat Aceh itu teladan persatuan dan keberagaman. Semoga dari Serambi Mekkah, pesan persatuan ini bisa sampai di seluruh Nusantara,” tuturnya.

Sebelumnya Zulkifli membuka rangkaian acara Pekan Ilmiah Akuntansi ke-25 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah. Ia mengajak mahasiswa untuk bersyukur karena Indonesia memiliki Pancasila.

“Kita bersyukur generasi muda memiliki Pancasila yang mempersatukan. Jadi mari sudahi bicara perbedaan karena itu sudah selesai sejak 72 tahun lalu,” kata Zulkifli.[acl]

Shares: