News

Seorang jurnalis tewas ditembak di Meksiko

Seorang jurnalis tewas ditembak di Meksiko
Seorang petugas polisi berdiri di dekat kendaraan jurnalis Antonio de la Cruz, yang dibunuh oleh penyerang tak dikenal saat meninggalkan rumahnya, di Ciudad Victoria, negara bagian Tamaulipas, Meksiko, 29 Juni 2022. (ANTARA/Reuters/Stringer/as)

POPULARITAS.COM – Seorang jurnalis pada Rabu ditembak hingga tewas di rumahnya di Ciudad Victoria, Tamaulipas, salah satu negara bagian yang memiliki catatan kekerasan terbanyak di Meksiko.

Peristiwa itu menjadi insiden terbaru dalam rangkaian serangan terhadap jurnalis di negara itu.

Kematian Antonio de la Cruz, yang bekerja untuk harian Expreso, menyusul sedikitnya delapan pekerja media yang terbunuh di Meksiko tahun ini saat bertugas, menurut organisasi HAM Article 19.

Dari petunjuk awal diperkirakan bahwa “kematiannya mungkin terkait dengan kritiknya yang politis” sebagai jurnalis, kata Leopoldo Maldonado, direktur Article 19 untuk wilayah Meksiko dan Amerika Tengah.

Putri de la Cruz ikut terluka dalam serangan itu. Kondisinya kritis, kata Gubernur Tamaulipas Francisco Garcia Cabeza de Vaca.

“Kami tak akan berhenti sampai kami menemukan siapa yang bertanggung jawab, dan kami akan menghukum mereka seberat mungkin sesuai undang-undang,” kata de Vaca.

Perusahaan induk harian itu, Expreso-La Razon, menuntut keadilan.

Kantor kejaksaan Tamaulipas mengatakan dalam pernyataan pihaknya telah membuka penyelidikan atas kasus itu.

Polisi sedang mengumpulkan bukti dan memburu para penyerang.

Perkembangan penyelidikan akan disampaikan dalam beberapa jam, kata gubernur.

Sejumlah organisasi, seperti program perlindungan jurnalis federal Meksiko, Article 19 dan Komite untuk Melindungi Jurnalis, mengaku tidak memiliki catatan bahwa de La Cruz telah menerima ancaman.

Tamaulipas adalah negara bagian di pinggir Teluk Meksiko yang berbatasan dengan Texas, AS.

Kartel-kartel di sana bersaing untuk menyelundupkan narkoba.

Jurnalis setempat yang mengungkap kejahatan dan korupsi kerap menjadi korban.

Kekerasan terhadap pers kian meningkat selama pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, menurut laporan yang dirilis Article 19. (Reuters/ANT)

Shares: