EditorialHeadline

Selamat Bertugas Doto Taqwallah

Taqwallah Akan Dilantik Jadi Sekda Aceh

KAMIS, 1 Agustus 2019, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, melantik secara resmi dr Taqwallah sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) di provinsi paling barat ujung pulau Sumatera ini. Pengukuhan yang bersangkutan berdasarkan SK Presiden RI Nomor 90/TPA Tahun 2019 ditandagani Joko Widodo pada 24 Juli 2019.

Usai berakhirnya masa tugas Sekda sebelumnya, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah membentuk tim panitia seleksi, guna menjaring calon orang nomor satu di jajaran sekretariat daerah provinsi itu. Dan nama Taqwallah adalah satu dari tiga nama yang diserahkan tim penjaringan, sebagai kandidat yang dinyatakan lulus uji kepatutan dan kelayakan.

Setelah berbilang bulan, akhirnya usulan nama yang diajukan oleh Plt Gubernur Aceh disetujui Presiden RI. Taqwallah dipilih, dan kemudian ditetapkan sebagai pimpinan pucuk tertinggi jajaran ASN di provinsi berjuluk Serambi Mekkah ini.

Nama Taqwallah tidak asing bagi beragam kalangan di Aceh. Kiprahnya yang malang melintang di dunia birokrasi, dan peran besarnya saat proses rehabilitasi dan rekontruksi Aceh, membuat sosoknya mencuat berkat integritas dan dedikasinya dalam hal pembangunan dan perbaikan sistem dan layanan pemerintahan.

Pria yang lahir di Aceh Besar pada 54 tahun silam ini, dinilai banyak kalangan, terutama unsur ASN, merupakan birokrat yang berkarakter keras. Bahkan ada yang menyebutnya ‘gila kerja’.

Melalui tangan dinginnya, pemerintah Aceh membentuk Program Percepatan dan Kendali Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (P2K APBA), sebagai pusat kontrol dalam evaluasi dan monitoring seluruh kegiatan yang dijalankan oleh SKPA di lingkup pemerintah Aceh.

Berkat kepemimpinannya di lembaga tersebut, dokter atau bahasa Aceh kerap disebut Doto Taqwallah, beragam hambatan dan persoalan pembangunan dapat segera dicarikan solusinya atas hambatan yang terjadi di lapangan. Rapor merah atau hitam, yang dirilis P2K yang Ia pimpin, menjadi catatan dan evaluasi Gubernur Aceh, guna memacu kinerja para staf dan bawahannya.

Tentu, sebagai sebuah kebijakan, banyak yang senang dan ada juga yang tidak suka atas penunjukan Doto Taqwallah sebagai Sekda Aceh. Hal tersebut tentu lumrah, tergantung dari perspektif mana melihat dan menilainnya.

Terpilihnya Taqwallah, sebagai mitra penting Gubernur Aceh, tentu jabatan Sekda harus dapat kita lihat dari perspektif positif. Sebab, figur dan rekam jejak Taqwallah sebagai birokrat yang berintegritas dan memiliki dedikasi, merupakan nilai lebih guna menggerakan birokrasi di provinsi ini untuk fokus pada mandatnya, yakni mensejahterakan rakyat.

Beragam jabatan yang pernah diemban suami Safrida Yuliani ini, dari level tertinggi, hingga setingkat kepala dinas, tentu merupakan modal yang kuat bagi Doto Taqwallah, untuk mengetahui anatomi birokrasi di Pemerintahan Aceh, dan langkah apa yang akan dilakukannya untuk diperbaiki.

Dengan latarbelakang tenaga medis yang juga birokrat, kita percaya, Doto Taqwallah akan dapat ‘mengobati’ penyakit di tubuh birokrasi di Aceh ini, dan kemudian melakukan tindakan ‘amputasi’ jika dalam penanganan ASN dibutuhkan langkah tersebut, guna membuang hambatan dan gangguan agar birokrasi sebagai sistem yang menggerakan pemerintahan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Dan pada akhirnya, selamat bertugas dr Taqwallah, ubahlah rasa pesimis menjadi optimis. Saat ini banyak pihak yang menanti kiprah Bapak selaku pimpinan ASN di Pemerintah Aceh, dan tentu, dukungan semua pihak sangat dibutuhkan, agar jalannya roda birokrasi di provinsi ini dapat bergerak cepat.* (RED)

Shares: