News

Seekor gajah liar mati di Aceh Besar

Seekor gajah Sumatera mati di Desa Lamtamot, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Kematian gajah liar ini diduga akibat luka infeksi yang sudah cukup lama di bagian perut.
Atas konflik gajah, BKSDA  Aceh bangun parit dan pasang GPS
Ilustrasi, dua gajah Sumatra liar memakan pohon pinang di perkebunan warga di Desa Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, Kamis (25/11/2021). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa)

POPULARITAS.COM – Seekor gajah Sumatera mati di Desa Lamtamot, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Kematian gajah liar ini diduga akibat luka infeksi yang sudah cukup lama di bagian perut.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya gajah liar yang sedang sakit dari Pamhut KPH I Dinas DLHK Aceh pada Jumat (25/2/2022) sekitar pukul 12.00 WIB.

“Petugas Pamhut KPH I Dinas LHK Aceh menyampaikan adanya gajah liar yang sedang sakit dalam keadaan sangat lemah (terbaring) di wilayah sekitar Desa Lamtamot,” kata Agus dalam keterangannya, Selasa (1/3/2022).

Menindaklanjuti informasi tersebut, kata Agus, tim medis BKSDA Aceh dan personel PLG Saree yang didukung tim medis Pusat Kajian Satwa Liar (PKSL) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH-USK) langsung melakukan pengecekan dan penanganan medis terhadap gajah liar tersebut.

Dari hasil pemeriksaan, ujar Agus, teridentifikasi gajah liar tersebut berjenis kelamin betina dan diperkirakan berumur kurang lebih 30 tahun. Kondisi gajah liar sangat memprihatinkan sangat kurus (malnutrisi) dan sangat lemah.

Agus menambahkan, hasil pengecekan terdapat luka infeksi yang sudah cukup lama di bagian perut (abdomen) yang diduga akibat terkena tonggak kayu.

Kata Agus, upaya penanganan medis terus dilakukan di lokasi di mana gajah liar tersebut ditemukan oleh tim medis BKSDA Aceh, personil PLG Saree dan didukung tim medis PKSL FKH-USK dengan pemberian cairan infus, pembersihan luka, pemberian vitamin, antibiotik dan anti inflamasi.

Namun, tambah Agus, setelah selama tiga hari perawatan, akhirnya pada Minggu, 27 Februari 2022 sekira pukul 14.58 WIB, gajah liar betina tersebut tidak dapat bertahan.

Agus menyampaikan, bedasarkan hasil nekropsi yang dilakukan pada Senin pagi, 28 Februari 2022, diduga kematian gajah liar berjenis kelamin betina ini karena bacterimia atau infeksi sistemik di mana luka yang tidak terobati menjadi media berkembang biak bakteri.

Sehingga, terang Agus, bakteri menyebar ke seluruh tubuh, mengganggu sistem metabolisme yang berujung pada kerusakan organ dan kematian.

Agus juga menjelaskan bahwa beberapa sampel berupa bagian seperti feses, usus, cairan usus, ginjal, jantung, limpa, hati, paru-paru, dan lidah diambil untuk dilakukan uji laboratorium.

“Berdasarkan olah TKP tidak di temukan adanya tanda-tanda yang mencurigakan ataua danya unsur kesengajaan dalam kematian gajah liar berjenis kelamin betina ini,” ujarnya.

Shares: