News

Rumah Sakit di Aceh Harus Bersiap Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19

Oktober, Pagebluk Covid-19 di Pidie Jaya Mulai Terkendali
Ilustrasi - Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona (COVID-19) melintas di depan ruang isolasi sementara di Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Wabah Covid-19 di Aceh kian meningkat sehingga mengakibatkan lonjakan kasus positif terus bertambah dari hari ke hari. Untuk itu setiap rumah sakit daerah baik itu milik pemerintah maupun swasta di seluruh Aceh harus bersiapsiaga dengan menyiapkan fasilitas dasar dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk penanganan pasien Covid-19.

Hal itu di sampaikan Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh, Dyah Erti Idawati, saat membuka Web Seminar Kesiapsiagaan Rumah Sakit Menghadapi Pasien Covid-19, Banda Aceh, Rabu, 5 Agustus 2020.

“Kondisi saat ini sudah sangat memperihatinkan, untuk Aceh saja perhari ini sudah mencapai 440 kasus positif dengan 17 kasus yang meninggal. Dengan kondisi krisis seperti ini sudah menjadi kewajiban bersama untuk menyiapakan diri menghadapi pandemi,” kata Dyah dalam seminar virtual tersebut.

Dyah mengatakan, banyak hal yang harus disiapkan untuk menghadapi pandemi Covid-19, mulai fasilitas dasar, sumber daya manusia (SDM) seperti dokter dan perawat, petugas laboratorium, dan tenaga pendukung lainnya, sehingga penanganan Covid-19 bisa cepat dilakukan di daerah.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi beban kerja atau penanganan di Rumah Sakit Provinsi. Seperti kasus pasien positif Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak perlu dirujuk ke rumah sakit provinsi hanya perlu diisolasi karena tidak membutuhkan perawatan intensif.

“Saya mengajak Bapak dan Ibu yang terlibat dalam proses penanganan Covid-19 di Aceh agar bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Hal ini sangatlah penting karena jika tingkat kesiapan rumah sakit daerah, ketersediaan fasilitas, dan pengetahuan tenaga kesehatan yang berbedabeda terhadap protokol kesehatan Covid-19 dapat membawa risiko pada keselamatan pasien,” kata Dyah.

Selain itu, Dyah juga meminta agar setiap rumah sakit dapat memperketat prosedur penanganan pasien Covid-19 agar paramedis dan pekerja rumah sakit tidak  tertular virus tersebut.

“Karena banyak paramedis dan pekerja rumah sakit kita sudah tertular. Mari kita saling bekerjasama untuk mencegah penularan virus ini, dan kita tunjukkan bahwa di tengah keterbatasan ini kita mampu bekerja lebih optimal dari biasanya,” ujarnya.

Dyah juga kembali mengingtakan kepada seluruh petugas kesehatan untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi dengan memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang terhadap ancaman Covid-19. Sosialisasi dan edukasi bisa dilakukan secara langsung maupun dalam bentuk penggunaan berbagai media informasi.

“Mari kita mengajak masyarakat agar tidak meremehkan virus ini dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada,” tandasnya. (dani/ril)

Shares: