News

Rukun, Syarat & Keutamaan Itikaf 10 Malam Terakhir Ramadhan

POPULARITAS.COM – Itikaf di sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadhan menjadi salah satu amalan sunnah yang memiliki keutamaan dibandingkan malam lainnya.

Beberapa pendapat mengatakan amalan ini dilakukan untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Dan bila dilakukan dengan khusyuk dan sepenuh hati kepada Allah SWT, maka akan membuat kita makin dekat dengan-Nya.

Dr. Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi dalam bukunya, ‘Itikaf Penting dan Perlu’ mengatakan, itikaf berasal dari bahasa Arab ‘akafa yang bermakna menetap, mengurung diri atau terhalangi.

Menurut istilah syar’i masyhur di kalangan ulama dan fuqaha, itikaf adalah menetap atau berdiam dalam masjid disertai puasa dan adanya niat.

Perintah itikaf disebutkan dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 125

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”.

Tata Cara Itikaf:
Menurut hadits nabi sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan, waktu pelaksanaan itikaf dilakukan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Ibnu Umar ra berkata: “Adalah Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan)

Sementara itu, masih dalam buku yang sama, berdasarkan ijma para ulama, kesunnahan melakukan itikaf pada hari-hari biasa disepanjang tahun merupakan bentuk taqarrub (ketaatan) kepada Allah SWT dan ibadah nawafil (tambahan) yang akan mendatangkan pahala bagi yang melakukan.

Sebelum menjalankan ibadah ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagaimana menjadi kesepakatan para ulama.

Rukun melaksanakan I’tikaf:
1. Niat
2. Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tuma’ninah shalat
3. Masjid
4. Orang yang beri’tikaf

Syarat orang yang melaksanakan I’tikaf:
1. Islam
2. Berakal Sehat
3. Bebas dari Hadas Besar

Jadi orang-orang yang melaksanakan I’tikaf tetapi tidak memenuhi syarat-syarat di atas, maka dianggap tidak sah. Sementara itu, tata cara pelaksanaan itikaf diawali dengan niat. Adapun bacaan niat itikaf sebagai berikut,

Nawaitu an a’takifa fi hadzal masjidil ma dumtu fih
Artinya:“Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”

Atau bisa juga dengan bacaan berikut,

Nawaitul i’tikafa fi hadzal masjidil lillahi ta’ala
Artinya:“Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”

Beberapa riwayat mengatakan, dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, sholawat atas nabi Muhammad SAW, tilawah Al Quran, membaca tafsir dan amaliah-amaliah ibadah lainnya. Tak lupa tetap menjaga kesucian diri selama beritikaf.

Keutamaan Menjalankan Itikaf:
Itikaf hukumnya sunnah. Akan tetapi menjadi wajib apabila diiringi dengan nadzar sebelumnya. Berikut keutamaan menjalankan itikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan,

  1. Bersiap menyambut datangnya Lailatul Qadar

Artinya:” Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau di wafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih.”

  1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Itikaf dilakukan semata-mata untuk beribadah dan mendapatkan rahmat-Nya. Sebagaimana dalam tata cara itikaf, ibadah sunnah ini dilakukan dengan memperbanyak dzikir dan sholat.

Berdiam diri sebagaimana yang dimaksudkan dalam perintah ini adalah untuk mengagungkan nama dan kebesaran-Nya. Hal itulah yang menjadikan itikaf sebagai salah satu bentuk kedekatan diri kepada Allah SWT.

  1. Salah satu bentuk ketaatan kepada ajaran Rasulullah SAW

Diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim, setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, Rasulullah menjalankan ibadah itikaf.

Abu Hurairah ra berkata:”Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan itikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan itikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari & Muslim)

  1. Didoakan Ampunan oleh Malaikat

Ustadz Enjang Burhanudin Yusuf M.A dalam bukunya Mujahada di Siang Hari Meraup Pahala di Saat Sibuk mengatakan, malaikat akan memohonkan ampun bagi orang yang berdiam menunggu waktu sholat dalam keadaan suci.

Seperti diriwayatkan dalam HR. Ahmad;

“Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, “Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia,” (HR. Ahmad).

  1. Dijauhkan dari Api Neraka

Keutamaan ini seperti dijelaskan dalam riwayat Thabrani dan Baihaqi,
Dikisahkan dari Ibnu Abbas ra, “Barangsiapa beritikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sekauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat,” (HR. Thabrani dan Baihaqi)

  1. Diampuni Dosa yang Lalu

Keutamaan ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Dailami,
“Barangsiapa yang beritikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala) maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu,” (HR. Dailami)

  1. Dibangunkan Istana di Surga

Dalam hadist nabi SAW sebagaimana terdapat dalam riwayat Al-Khatib dan Ibnu Syahin, orang yang beritikaf akan dibangunkan istana di surga.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beritikaf antara waktu Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara keciali shalat dan membaca Al Quran maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga.” (HR. Al-Khatib dan Ibnu Syahin) I’tikaf di bulan Ramadhan membantu kita untuk mengevaluasi diri. Dengan itikaf kita akan berfokus pada diri kita dan menjauhi kesombongan. Selamat menyambut malam Lailatul Qadar.

Sumber: VIVA

Shares: