FeatureHeadline

Rindu Sekolah Tatap Muka Selama Covid-19

Rindu Sekolah Tatap Muka
Suasana ruang guru SMK 1 Sigli. Nurzahri | popularitas.com

POPULARITAS.COM – Suasana Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) 1 Sigli, Kabupaten Pidie, tampak lengang. Sudut-sudut sekolah terlihat kosong dan senyap tanpa keriuhan.

Di bawah terik  sang surya, rumput-rumput nan hijau menari-nari, dedaunan bergoyang-goyang seirama dengan hembusaan angin sepoi-sepoi di perkarangan SMK 1 Sigli, Pidie.

Tidak ada aktivitas dan keriuhan para pelajar di komplek SMK 1 Sigli itu, layaknya sebuah sekolah secara umumnya. Setelah pemerintah memberlakukan siswa belajar secara daring untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Siang itu, Kamis 01 Oktober 2020, Wakil Kepala SMK 1 Sigli, Bidang Kesiswaan, Muhammad Nasir dengan setumpuk pekerjaan tampak duduk menyepi di depan sebuah ruang sekolah.

Jemari tangan kanannya yang memagang sebuah pena berwarna putih sibuk mencoret-coret lembaran kertas HVS, jari tangan kirinya secara teratur membuka lembar demi lembar kertas putih yang tersusun di atas meja yang ada di depannya itu.

“Secara umum, jika untuk belajar siswa tidak hadir ke sekolah, karena belajar sedang dilakukan secara daring. Namun untuk keperluan peminjaman buku di Perpustakaan, data anak yatim, keperluan untuk dokumen persiapan beasiswa itu hadir,” kata M Nasir, Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) 1 Sigli, Kabupaten Pidie.

Skema belajar mengajar boleh berubah, para pelajar memang tidak hadir, namun para guru SMK Sigli saban hari, Senin hingga Sabtu, selama pemberlakuan belajar daring selalu hadir ke Sekolah.

M Nasir menyebutkan, dalam proses belajar mengajar secara daring tersebut, seluruh guru di SMK 1 Sigli di wajibkan hadir ke sekolah, guna memberikan materi pendidikan kepada para siswa yang belajar dari rumah tersebut.

“Guru wajib hadir, bahkan kita memberlakukan absen, agar guru selalu hadir,” jelasnya.

Sembari mengangkat pelan letak topi yang dikenakannya, pria yang mengenakan baju kemaja perpaduan warna hitam putih bercorak bulat-bulat itu, menyebutkan, dalam memberikan materi belajar ke para siswa, guru di SMK 1 Sigli ada yang menggunakan aplikasi khusus dan Group Whatsapp, yang di dalamnya beranggotakan siswa masing-masing perkelas dan guru jurusan.

“Kami memilih yang termurah yang mudah diakses oleh siswa, ada dengan WA (Whatsapp) dengan aplikasi juga ada,” jelasnya.

Pena di jemari tangan kanannya kembali berdansa di atas lembaran kerta HVS itu, sambil merajut rangkaian kata, M Nasir mengakui, bahwasanya proses belajar daring memang kurang maksimal dibandingkan dengan belajar tatap muka.

Namun belajar secara daring dampak pandemi COVID-19 itu harus dilaksanakan, agar pendidikan untuk anak tidak terputus walau ada wabah pandemi virus corona.

Ungkapan itu tentunya selaras seperti apa yang disampaikan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Cabang (Kacabdin) Pidie dan Pidie Jaya, Muslem Mahmud beberapa hari lalu.

“Karena pendidikan bagi mereka (pelajar) tidak boleh terputus, karena pendidikan untuk anak tidak boleh terhenti oleh wabah,” kata Kacabdin Aceh untuk wilayah Pidie dan Pidie Jaya, beberapa hari lalu.

Agar para pelajar bisa menyerap ilmu yang diberikan oleh melalui daring tersebut, para guru SMK aku M Nasir, saat mengirimkan materi pendidikan juga akan menyertai beberapa analogi dalam bentuk gambar.

“Misalnya begini, hari ini mata pelajarannya tentang lingkungan, kita akan mengirim materinya sekaligus beberapa foto lingkungan sekolah, kita foto lingkungan sekolah langsung sebagai contoh. Sehingga para pelajarpun dengan cepat memahami materi yang guru berikan itu,” ungkapnya.

Seorang perempuan berjalan pelan memasuki ruangan, beberapa tenaga pengajar terlihat sibuk dengan aktifitas balajar daring tersebut di dalam ruangan. Ada yang menggunakan komputer sekolah, ada juga yang memakai telepon genggam.

M Nasir masih belum beranjak dari tempat duduknya, walau jam sudah menunjukkan pukul 12.20 WIB, disebabkan ia belum sepenuhnya menyelesaikan tugasnya itu.

Sambil menyelesaikan tumpukan tugas itu, M Nasir menyebutkan, jika bisa memilih, dia akan lebih senang jika proses belajar mengajar dilakukan secara tatap muka.

“Lebih enak tatap muka, kita melihat siswa. Kita kan ada tiga dimensi, pertama kita ada di depan, anak mencontoh. Kedua kita bisa melindungi anak, mengayomi anak, kemudian yang ketiga, kita bisa langsung memberikan motivasi terhadap anak-anak didik kita,” jelasnya.

Suaranya datar, pelan, kelopak matanya menurun, bibirnya mengernyit ke bawah, saat dia membayangkan jika seandainya para siswa tidak sepenuhnya mempelajari materi pendidikan yang diberikan saat belajar daring tersebut.

Sesekali arah pandangan tertuju ke sejumlah kelas yang senyap dari keramaian siswa.

Namun apa daya, pandemi COVID-19 ini, membuah skema pendidikan terpaksa harus diubah demi menjaga generasi bangsa itu agar tidak terpapar wabah virus corona.

Sehingga para orang tua harus berperan aktif saat proses belajar daring ini, dengan selalu dapat mendampingi anak-anaknya saat mengikuti pendidikan secara online itu. Sehingga wali murid dapat memberikan motivasi dan semacamnya.

Dalam proses belajar daring atau siswa belajar di rumah tersebut dampak pandemi COVID-19 itu, Kepala Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh untuk wilayah Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Muslim Mahmud, orang tua murid memiliki peran penting agar para siswa dapat mengikuti pendidikan. Pasalnya, tanggung jawab pendidikan yang paling utama berada pada orang tua dalam memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.

Bentuk tanggung jawab orang tua dalam belajar daring tersebut, dengan mendampingi serta memberikan motivasi kepada anak-anak agar para siswa tersebut giat dalam mengikuti proses belajar secara online itu.

Dalam proses belajar daring itu, wali murid sebut Muslim bertugas mendampingi anak-anaknya mengikuti pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh para guru, baik melalui gadget maupun laptop yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet.

“Karena ini kan belajar di rumah, orang tua ikut mengawasi, ikut berpartisipasi, untuk memastikan anaknya belajar, baik itu dengan memberi motovasi,” paparnya.

Sedangkan tugas pihak sekolah, sebutnya, memastikan para siswa mengawasi tugas-tugas yang diberikan tersebut harus rutin. Melakukan pemantauan yang dibuktikan dengan dokumentasi foto belajar, kemudian dibuatkan laporan untuk diserahkan ke Cabang Dinas Pendidikan Aceh wilayah Pidie dan Pidie Jaya.[]

Reporter: Nurzahri
Editor: Acal

Shares: