News

Renungan, Puisi Nova untuk Penyintas Bencana Alam

Renungan, Puisi Nova untuk Penyintas Bencana Alam
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sahur bersama penyintas banjir bandang di Aceh Tengah, Foto Ist

TAKENGON – Sekembali Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah, MT meninjau dan menyalurkan bantuan kepada 25 Kepala Keluarga penyintas angin puting beliung di Pulo Aceh, Aceh Besar, Jum’at (15/5). Sekira pukul 12.00 WIB, tiba di Banda Aceh, Plt Gubernur langsung melakukan rapat dengan beberapa SKPA.

Setelah rapat, Kepala Biro Humas Setda Aceh menyampaikan agenda Plt Gubernur, salah satunya keberangkatan untuk melihat langsung korban banjir bandang di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Dalam jadwal itu, Iswanto menyebut akan melakukan sahur bersama masyarakat penyintas banjir bandang.

Dalam perjalanan menuju ke kota dingin Takengon, Plt Gubernur menuliskan puisi keprihatinannya terhadap bencana yang melanda Aceh. Seperti banjir yang merendam Banda Aceh, Aceh Besar, dan beberapa daerah lainnya, dan terakhir longsor dan banjir vandang di Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Rencananya, Sabtu pagi (16/5/2020) Plt Gubernur beserta istri Dr Erti Dyah Idawati akan mengunjungi lokasi banjir bandang di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Namun sebelum berkunjung Plt Gubernur akan menyarahkan bantuan untuk penyintas longsor dan banjir bandang yang langsung diserahkan kepada Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dan Bupati Bener Meriah Tgk. Sarkawi.

Pada makan sahur bersama warga di Posko Bencana Paya Tumpi, Plt Gubernur dan Istri disambut Kadis Sosial Al Hudri, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, Reje Paya Tumpi Idrus Saputra, anggota DPR Aceh Hendra Budian dan Alaidin Abu Abbas, Kabiro Humas Setda Aceh Iswanto, unsur Dandim dan Kapolres Aceh Tengah, serta relawan kebencanaan.

Berikut Puisi yang ditulis Nova Iriansyah saat diperjalanan menuju Takengon Aceh Tengah, Sabtu (16/5/2020) dini hari.

Renunganku

Alam menegur semesta menyapa,
Seakan azab di mana-mana, bagai siksa tiada tara. Memaksa manusia tafakkur, meminta kita merenung, menggali asa.

Saatnya kita menengadah muka. Membuka kedua telapak, lapangkan dada.

Tuhan tetap zat penyayang, meski kita tambah liar dan jalang. Tuhan adalah muara arah kita meminta, walau kita sombong arogan lagi lantang.

Hanya Dia yg bisa meno|ong. Mintalah hanya kepadaNya, walau harus dengan melolong.

Ampuni kami ya Tuhan, wahai sang pengasuh.

Takengon, 16/05/2020
Nova Iriansyah.[adv]

Shares: