HeadlineNews

PT RAI ajak Pemerintah Aceh investasi kembangkan pesawat R80

PT Regio Aviasi Industri (PT RAI), yang merupakan perusahaan bentukan almarhum Prof BJ Habibie, mengajak pemerintah Aceh, dalam pengembangan pesawat R80.
Ilham Habibie dan prototipe pesawat R80 (FOTO : liputan6.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) : PT Regio Aviasi Industri (PT RAI), yang merupakan perusahaan bentukan almarhum Prof BJ Habibie, mengajak pemerintah Aceh, dalam pengembangan pesawat R80.

Informasi mengenai hal ini, didapat dari korespondensi yang dikirimkan oleh perusahaan swasta nasional tersebut, yang ditujukan kepada Gubernur Aceh, tertanggal 15 Januari 2020.

Salinan surat PT RAI yang ditujukan kepada Pemerintah Aceh

Surat yang ditandatangani oleh Dirut PT RAI, Agung Nugroho, perusahaan tersebut, secara ringkas menyebutkan bahwa, pihanya dalam pengembangan pesawat R80, membutuhkan investasi USD 1,74 miliar, dan mengajak pemerintah Aceh, untuk ikut terlibat dalam pendanaan dalam format penyertaan modal atau equity participation.

Menanggapi perihal surat tersebut, Nurchalis, yang juga merupakan salah satu tim Badan Otonom pengembangan R80, kepada popularitas.com, membenarkan perihal ajakan investasi tersebut.

“Iya benar, sepengetahuan saya, PT RAI telah mengirimkan surat tersebut dua hari lalu,” katanya, Jumat, 17 Januari 2020.

Menurutnya, provinsi Aceh, merupakan satu-satunya daerah, yang dipandang oleh PT RAI, memiliki peran strategis, dan dapat diajak ikut serta dalam pengembangan R80.

Nurchalis yang menduduki sebagai wakil ketua Badan Otonom pengembangan R80, di struktur kepengurusan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), tersebut menambahkan, nilai investasi yang ditawarkan kepada pemerintah Aceh, dalam bentuk participating interest tidak besar, jelasnya. Dan menurut taksirannya, hanya sekitar RP300 miliar lebih.

Dan jika pemerintah Aceh, berniat dan ikut dalam proses pengembangan pesawat R80 turboprof kapasitas 90 penumpang ini, maka dapat dipastikan akan banyak manfaat yang akan diperoleh, paparnya.

Beberapa manfaat yang akan diperoleh pemerintah Aceh, sebut, Nurchalis, diantaranya berupa kepemilikan saham pada PT RAI, dan juga deviden yang akan didapatkan oleh provinsi ujung pulau sumatera ini, berupa keutungan yang prosentasenya dapat mencapai 20 persen, dari tiap penjualan pesawat itu nanti.

Ditambahkannya, R80, merupakan salah satu pesawat yang telah ditetapkan masuk dalam proyek strategis nasional, dan ini akan membuat banyak pihak berlomba untuk ikut berpartisipasi.

“Saya pikir ini kesempatan besar bagi pemerintah Aceh, untuk dapat berpartisipasi,” ujarnya.

Tentu, selain kepemilikan saham, dan juga deviden dari tiap penjualan pesawat, sebut Nurchalis, PT RAI juga berencana berinvestasi untuk pembanguna hangar R80, yang nantinya akan ditempatkan di Bandara Sultan Iskandar Muda.

Karena itu, selain peluang tersebut, hal terpenting juga yang dapat dilihat dari ajakan investasi ini, adalah soal transfer knowledge dan transfer techology. “Bayangkan, akan banyak putra dan putri Aceh terlibat dalam proyek ini,” sebutnya.

Untuk itu, Nurchalis, mengharapkan, ajakan investasi yang dilakukan oleh PT RAI ini, dapat dilihat oleh pemerintah Aceh, sebagai peluang penting. Dan lagipula, provinsi ini, sangat membutuhkan pesawat dalam upaya percepatan dan akselerasi pembangunan.

“Ini peluang besar dan penting untuk dilewatkan oleh pemerintah Aceh,”  katanya. (*SKY)

Shares: