News

Protes Keras Warga Kota Banda Aceh Terhadap PDAM Tirta Daroy

BANDA ACEH (popularitas.com) – Warga Gampong Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh protes terhadap persoalan air Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) yang tidak mengalir lancar di gampong tersebut selama bertahun-tahun.

Protes dari warga itu dilakukan dengan menggelar aksi unjuk rasa di pintu masuk gampong (gerbang gapura). Di sana warga membawa spanduk dan poster yang bertuliskan kecaman hingga sindiran kepada Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dan Direktur utama PDAM Tirta Daroy, sebagai perusahaan daerah penyuplai air untuk warga kota Banda Aceh.

“Rakyat bukan kelelawar menjaga air tiap malam #gemilang,” tulis warga yang ditempelkan di gapura.

“Pak Wali kami tidak minum dan mandi dengan janji, air mengering sampai jauh #savePDAM,” tulisan di spanduk yang lain.

“Met Ultah Pak Wali semoga PDAM makin gemilang,” sindir warga yang mengetahui Wali Kota Banda Aceh baru beberapa hari yang lalu merayakan ulang tahunnya.

Tidak sampai disitu, kekesalan karena air PDAM tidak pernah lancar, warga turut mencopot meteran air dan menggantungkannya dengan tali di gerbang gapura, sebagai bentuk protes.

Warga juga membawa mesin pompa air yang selama ini digunakan untuk menyedot air PDAM. Tapi di mesin itu warga menyindir dengan menuliskan “mesin angin, karena yang disedot angin, bukan air PDAM.”

Warga Gampong Cot Lamkuweuh Asmiati, kepada wartawan mengaku tidak pernah menikmati air PDAM secara lancar. Dia kesal dengan pelayanan PDAM Tirta Daroy dan janji politik Aminullah Usman yang tidak pernah ditepati. Hal itu berbeda jauh saat mencalonkan jadi wali kota dulu, Aminullah melontarkan janji kampanye ingin menyelesaikan persoalan air di Kota Banda Aceh.

“Air pam (PDAM) dari pertama saya di sini tidak merasakan lancar, sejak dari pasca tsunami. Pemerintah cuma janji-janji saja,” ujarnya.

Kepala Desa Cot Lamkuweuh, Aprizal mengatakan, aksi yang dilakukan warga ini sebagai bentuk kekesalan terhadap Pemerintah Kota Banda Aceh, bahkan sebelumnya warga sempat merencanakan akan menggelar aksi unjuk rasa di kantor wali kota.

Menurut Aprizal, persoalan air PDAM di desanya itu sudah menjadi persoalan klasik yang tidak pernah terselesaikan.

“Anehnya, gampong tetangga airnya lancar, hanya (gampong) kami yang tidak ada air PDAM. Kalaupun hidup, warga harus menunggu sampai dini hari. Ada yang hidup dari jam 3 pagi kemudian jam 4 mati,” ungkapnya.

Bukan tanpa usaha, pihaknya pun sudah berulang kali melaporkan permasalahan ini kepada PDAM, namun selalu tidak ada solusi.

“Mungkin ini warga sudah marah, karena sudah beberapa kali melapor, direspon tapi tidak ada penyelesaian, yang ada hanya diminta sabar. Warga tidak bisa sabar lagi, karena selama ini warga membeli air. Ada yang menggali sumur bor tapi airnya kuning,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Meuraxa Ardiansyah yang juga ikut memediasi warga dalam aksi ini mengatakan, pihaknya menampung aspirasi yang disampaikan warga dan akan diteruskan kepada Asisten I Pemko Banda Aceh.

“Ini akan kita teruskan kepada Asisten I dan kita juga sudah berkoordinasi dengan PDAM. Mungkin ini masalah teknis, jadi kami tidak bisa berjanji sampai kapan persoalan ini terselesaikan,” ujarnya singkat.* (ASM)

Shares: