News

Prof Farid Minta Ulama Ambil Peran Jadi Pemimpin

Kepala Seksi Kesantrian Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI Muhtadin bersama Prof Farid Wajdi | Foto: Taufik Ar Riffai

BANDA ACEH (popularitas.com) – Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Prof Dr Farid Wajdi, MA, mengharapkan kalangan dayah dapat lebih percaya diri untuk mengambil peran sebagai pemimpin. Menurutnya dayah memiliki sistem kuat dan mempunyai ulama yang mengerti persoalan agama serta ilmu sosial.

“Ulama juga punya modal politik sebagai panutan masyarakat, memang paket lengkap itu ada di Dayah. Saya meminta agar kalangan dayah lebih percaya diri mengambil peran sebagai pemimpin untuk dapat berkontribusi terhadap negara,” ujar Prof Farid dalam seminar Konsolidasi Potensi Santri dan Ulama Dayah Membangun Negeri yang berlangsung di Hotel Oasis, Banda Aceh, Sabtu, 19 Oktober 2019.

Seminar ini digagas Dinas Pendidikan Dayah Aceh dalam rangka memperingati Hari Santri ke 5. Sedikitnya 130 orang hadir dalam seminar ini, yang merupakan utusan pemerintah, organisasi yang berafiliasi dengan dayah, Kadis Pendidikan Dayah Kabupaten/Kota di Aceh, dari lembaga dayah dan perseorangan.

Lebih lanjut, Prof Farid mengharapkan masyarakat dapat ulama dan santri secara komprehensif. Menurutnya, saat ini sudah ada ulama yang mampu membangkitkan ekonomi dayah. Selain itu, kata dia, ada juga santri kreatif yang sudah mampu memproduksi peci, pakaian, tas dan lain sebagainya.

“Ini terbukti ulama dan santri tidak hanya mampu di bidang agama, tetapi juga mampu membangkitkan ekonomi umat,” tegasnya.

Akademisi UIN Ar Raniry ini berharap agar siapapun tidak mendiskreditkan santri dan ulama dalam membangun negara ini. Menurutnya santri dan ulama dayah memiliki potensi. “Malah kalau kita mau mengakuinya, potensi mereka lebih bagus daripada kita (akademisi),” ujar mantan Rektor UIN Ar-Raniry itu.

Sementara itu, mewakili Kementerian Agama RI, Muhtadin mengatakan pendidikan paling utama yang didapat oleh santri di dunia pesantren adalah pendidikan karakter.

Kepala Seksi Kesantrian Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI tersebut menegaskan, dalam jiwa santri terdapat “hubbul wathan minal iman” yaitu cinta tanah air sebagian dari iman.

“Kita sangat mengharapkan kepada santri agar terus berkontribusi untuk negara dan masyarakat, serta berdedikasi untuk menumbuhkembangkan rasa cinta yang besar kepada tanah air,” katanya.* (BNA/RIL)

Shares: