FILM kolaborasi komunitas sineas muda Aceh akan ditayangkan pada Gala Premiere di gedung Badan Peninggalan Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh pada 24 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB. Film tersebut bercerita tentang ancaman penyakit yang bisa diderita siapa saja.
“Film dengan judul “Prasangka” berdurasi 45 menit ini diharapkan bisa memberikan wawasan dan pengajaran kepada masyarakat mengenai sebuah penyakit, yang dibawa oleh nyamuk,” kata Eva Hazmaini selaku Humas Film Prasangka, Rabu, 23 Oktober 2019.
Dia mengatakan, penyakit tersebut ialah filariasis yang dibawa oleh nyamuk karena terinfeksi cacing filaria. Apabila cacing tersebut menggigit manusia, maka yang tergigit juga akan terinfeksi cacing tersebut. Dalam film tersebut, juga menjelaskan bagaimana gejala penyakit ini menyerang manusia.
Film ini mengambil latar cerita tentang gadis desa yang juga merupakan mahasiswi berparas cantik. Sayangnya, mahasiswi tersebut terkena gejala Filariasis.
“Film ini menggambarkan bahwa tidak ada satupun yang bisa terhindar dari penyakit ini, baik muda dan tua, cantik atau pun tidak, karena kita tidak tahu nyamuk mana yang terjangkit cacing filarial,” kata Eva Hazmaini yang juga penulis skenario Prasangka.
Meskipun demikian, konsep film yang ditawarkan tidaklah menegangkan. Film Prasangka ini disajikan dengan unsur komedi yang tidak membuat bosan para penonton. Tentunya dengan tetap menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
“Yang ingin kita sampaikan adalah bagaimana masyarakat harus sadar dan peduli terhadap ancaman penyakit terutama filarisis yang bisa mengancam di mana saja, apalagi kita di wilayah tropis ini merupakan wilayah endemik filariasis,” ungkap Hadi Ramnit, selaku produser film tersebut.* (RIL)
