News

Plt Kepala BPKS: Setiap Bulan Kouta Gula Ke Sabang 350 Ton

Pahitnya Gula Ditengah Wabah Covid-19
Pedagang menunjukkan gula pasir yang dijual (ANTARA/Zubaidah)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Plt Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Razuardi Ibrahim menyatakan keprihatinannya sebab tingginya harga gula di daratan Aceh. Namun, jelasnya, untuk kebijakan impor gula, hal tersebut harus diajukan oleh Pemerintah Aceh kepada Kementrian Perdagangan dan juga Kementrian Keuangan.

Ia mengungkapkan, kuota impor gula yang diberikan pusat, yang proses perizinannya dilakukan di kawasan Sabang, selama ini hanya 350 ton setiap bulannya, dan hal tersebut, telah berlaku selama ini.

Proses pengadaan gula ke kawasan Sabang, selama ini dilakukan oleh pengusaha lokal, dengan mempertimbangkan kuota yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun, jika pada prinsipnya kuota untuk Sabang dapat diperbanyak, maka hal itu adalah mutlak kewenangan pemerintah daerah untuk mengajukan.

BPKS sendiri, kata mantan Sekda Aceh Tamiang ini, sangat mendukung langkah tersebut, jika memang dipandang dan dirasa perlu untuk menambah kuota impor gula ke Sabang. Tapi, sekali lagi, itu domainnya pemerintah daerah untuk mengajukannya.

Sebagai pengelola kawasan Sabang, ujarnya, jikapun kuota itu diberikan izin oleh Kemendag RI ataupun Kementrian Keuangan, maka pihaknya siap menjalankan dan menfasilitasinya.

“Jika kuota ditambah, kami siap menjalankan, dan menfasilitasi kegiatan impor tersebut,” ujarnya.

Dalam sepakan ini harga gula pasir melambung tinggi di pasar tradisional. Seperti terpantau di Pidie Jaya, harga gula pasir tembus Rp 22 ribu per kilogram. Begitu juga di Banda Aceh dan Aceh Besar juga ikut melambung tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk gula pasir dibandrol Rp 12.500 per kilogram.

Sementara itu seperti diberitakan antara, Pemerintah Aceh akan mengusulkan kuota impor gula pasir ke Kementerian Perdagangan RI yang akan dilakukan oleh pengusaha provinsi setempat.

“Saya akan laporkan kondisi terkini terkait permasalahan persediaan stok gula pasir di pasaran ke Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang akan mengirimkan surat permintaan kuota impor gula pasir untuk Aceh,” kata Plt Kadisperindag Aceh, Muslem Yacob di Banda Aceh, Selasa, 24 Maret 2020.

Ia menjelaskan kebutuhan gula pasir setiap bulan di daerah setempat sebanyak 4 ribu ton, namun saat ini persediaannya menipis sehingga perlu penambahan pasokan.

Menurut dia stok yang ada saat ini tersebar di masing-masing pedagang besar khususnya dan dalam waktu dekat juga akan masuk delapan kontainer gula yang dibeli oleh pengusaha asal Aceh.

Ia mengatakan selain stok dari pedagang besar, juga akan ada pasokan dari Bulog Aceh yang merupakan gula pasir kuota impor yang diberikan Pemerintah untuk perusahaan tersebut.

“Kami akan terus berupaya agar persediaan gula pasir di Aceh tersedia dengan cukup sehingga harga di pasaran dapat normal kembali,” katanya.

Ia mengatakan pengusaha asal provinsi ujung paling barat Indonesia itu siap untuk menindaklanjuti kuota impor gula pasir yang akan diajukan oleh Pemerintah Aceh.

“Insya Allah pengusaha Aceh siap untuk melaksanakan impor gula pasir guna memenuhi permintaan masyarakat dalam menghadapi bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri,” katanya.

Ia menambahkan dirinya juga akan membangun komunikasi dengan semua pihak jika ada kendala dalam pengiriman pasokan dari gula pasir dari Sumatera Utara.

Terkait harga gula pasir yang telah mencapai Rp 20 ribu per kilogram di tingkat eceran dirinya juga akan terus memantau persediaan dan juga pasokan gula yang dijatahkan untuk provinsi tersebut sehingga harganya dapat kembali turun. [acl]

Shares: