HeadlineNews

Plt Gubernur Ajak Semua Pihak Rawat Perdamaian Aceh

BANDA ACEH (popularitas.com) – Momentum damai Aceh yang diawali dengan penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MoU) antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki, Finlandia, 14 tahun silam merupakan perjuangan yang sangat melelahkan. Bahkan, momentum damai tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah masyarakat Aceh untuk menggapai kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Demikian disampaikan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam pidato sambutannya di seremonial peringatan 14 tahun damai Aceh, di Banda Aceh, Kamis, 15 Agustus 2019.

Namun, Plt Gubernur Aceh menyebutkan menjaga perdamaian yang sudah terajut di Aceh justru lebih sulit dari proses mewujudkan damai itu sendiri. “Menurut kami untuk menjaga dan merawat damai Aceh, tidak ada cara yang lebih indah, selain menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang bagi seluruh elemen masyarakat Aceh, dengan cara menjalankan perintah agama dan memahami berbagai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Aceh,” kata Nova.

Lebih lanjut, Nova mengatakan, bagi orang Aceh yang terkenal sebagai masyarakat religius, tentu harus dipahami bahwa Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan perdamaian. Artinya, kata dia, Islam sangat mendambakan terwujudnya kedamaian di muka bumi, karena kedamaian itu merupakan nikmat terbesar yang dianugerahkan Allah kepada manusia dan wajib dilestarikan.

“Karenanya kami mengajak kepada seluruh elemen masyarakat Aceh agar tetap bersinergi, bahu membahu dalam rangka merawat dan menjaga perdamaian yang merupakan nikmat Allah yang patut kita syukuri,” kata Nova lagi.

Plt Gubernur Aceh mengatakan perdamaian menjadi kunci dan instrumen penting dalam menyukseskan pembangunan menuju Aceh Hebat dan Sejahtera. Hal ini, kata dia, sesuai dengan tema peringatan Aceh damai 14 tahun yang dilaksanakan pada hari tersebut.

“Harus diakui memang, dalam perjalanan 14 tahun damai Aceh, kita tak selalu melalui jalan lurus yang bertaburkan bunga, namun terkadang kita juga melalui jalan yang berliku, menanjak, penuh onak duri dan kerikil-kerikil tajam. Namun, sebagai masyarakat Aceh yang paham dengan kearifan lokalnya tentu permasalahan-permasalahan yang menghadang mesti diselesaikan secara bijaksana. Kita ingat akan ucapan orang tua kita tempo dulu, ‘ulee beu matee, ranteng bek patah’ (ular harus mati, ranting jangan patah), ‘bathat tameh sarang-sareng, asai puteng jilob lam bara’ (meskipun tiang bengkok asalkan cocok ketika dipasang), ‘nibak buta bah got juleng, nibak putoh bah got geunteng’ (daripada buta lebih baik juling, daripada putus lebih baik genting),” kata Nova seraya mengutip hadis maja Aceh.

Nova mengatakan, hakikatnya itulah salah satu norma dan etika terpenting dalam masyarakat Aceh yang sering dilupakan dalam menyikapi permasalahan selama ini, terutama dalam menjaga perdamaian demi keberlanjutan program pembangunan Aceh hebat dan sejahtera.

Dalam kesempatan tersebut, Nova juga menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh saat ini sedang giat melaksanakan program pembangunan di segala bidang. Hal ini sesuai dengan visi Pemerintah Aceh 2017-2022 yaitu terwujudnya Aceh yang damai dan sejahtera melalui pemerintahan yang bersih, adil dan melayani.

Untuk mewujudkan visi tersebut, kata Nova, maka salah satu misi terpentingnya adalah menjaga integritas nasionalisme dan berkelanjutan perdamaian sebagai tindak lanjut prinsipprinsip MoU Helsinki. Visi misi ini menurutnya merupakan bentuk komitmen Pemerintah Aceh dalam mewujudkan tujuan pembangunan Aceh secara umum dan khusus yang telah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Aceh Hebat 2017-2022.

“Oleh karenanya, sekali lagi kami menyampaikan bahwa pilar utama untuk mewujudkan masyarakat Aceh hebat dan sejahtera adalah perdamaian. Salah satu cara yang mesti dilakukan adalah dengan melawan berbagai anasir negatif yang dapat merusak bangunan damai melalui upaya kon tinyu pengua tan secara konstruktif dengan mengindahkan perintah agama dan norma kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat Aceh,” pungkas Nova.*(RED)

Shares: