News

Pidie Jaya Zona Hijau, Tahun Ajaran Baru Belajar Tatap Muka

Pidie Jaya Zona Hijau, Tahun Ajaran Baru Belajar Tatap Muka

PIDIE JAYA (popularitas.com) – Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, memastikan akan kembali mengaktifkan proses belajar mengajar secara langsung, di tahun ajaran baru 13 Juli 2020, usai meliburkan sekolah akibat wabah pandemi COVID-19 sejak Mei lalu.

Kebijakan ini diambil tidak status Kabupaten Pidie Jaya masuk dalam zona hijau, sehingga bisa menerapkan kehidupan baru dan proses belajar mengajar pun sudah bisa dilakukan secara langsung.

Dinas Pendidikan Pidie Jaya juga telah merampungkan berbagai bentuk persiapan guna menghadapi belajar tatap muka, sebagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) di masa new normal.

Seperti telah mempersiapkan tempat cuci tangan, aturan wajib masker dan sejumlah upaya pencegahan penyebaran virus corona, sebelum proses belajar tatap muka dimulai.

“Secara kesiapan sekolah, sekolah sudah menyiapkan sebagaimana SOP yang sudah ada,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya, Saiful kepada popularitas.com, Senin 6 Juli 2020.

Bukan hanya itu saja, merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) para Menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dijadikan sebagai rujukan pembelajaran di masa kenormalan baru (new normal) COVID-19, juga akan menerapkan Physical Distancing dengan mengurangi jumlah siswa dalam satu ruangan saat proses belajar mengajar.

Jika sebelum pandemi COVID-19, jumlah pelajar dalam sebuah ruang mencapai antara 28 dan 32, kini di masa new normal, satu rombongan belajar (rombol) sebanyak 18 siswa.

“Satu rombol itu maksimalnya 18 orang. Sedangkan bagi sekolah besar (jumlah siswa melebihi 18) maka bagi shif atau bagi hari belajar,” jelas Saiful.

Lanjutnya, semenjak awal Juni 2020, pihak sekolah, meliputi SD dan SMP di Kabupaten Pidie Jaya, sudah menyiapkan segala bentuk keperluan menghadapi proses belajar tatap muka tahun ajaran baru.

Selain itu, protokol yang juga akan diterapkan di sekolah-sekolah berupa pengecekan suhu tubuh, sebelum para siswa maupun tenaga pendidik memasuki ruangan guna mengikuti belajar mengajar.

“Dari awal sejak 1 Juni, kita sudah memberlakukan protokol kesehatan. Walau pada saat itu ada beberapa kekurangan, namu  langsung kita perbaiki, sehingga proses belajar mengajar pada tahun ajara baru bisa berjalan maksimal,” ujarnya.

Sambungnya, pihak Dinas Pendidikan dalam waktu dekat akan melakukan rapat dengan pimpinan daerah Kabupaten Pidie Jaya, membicarakan proses belajar mengajar tatap muka di masa new normal COVID-19.

Rencana Pemkab Pidie Jaya menerapkan proses belajar mengajar tatap muka mendapat respon positif dari Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya.

“Proses belajar PBM secara langsung itu harus dilaksanakan. Karena semakin lama anak-anak diliburkan sekolah, semakin banyak waktu yang terbuang sia-sia,” kata anggota Komisi A, DPRK Pidie Jaya, Nazaruddin Ismail, saat dikonfirmasi popularitas.com.

Lanjutnya, walau selama libur sekolah akibat pandemi COVID-19 itu, para siswa sejatinya tetap harus belajar, hanya saja melalui daring di rumah masing-masing. Namun yang terjadi, banyak anak-anak malah sibuk bermain di luar.

“Coba lihat sekarang, persoalannya adalah, anak banyak di luar. Tapi dengan adanya proses belajar yang diwajibkan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan, kita mendukung, karena itu salah satu solusi yan baik,” jelas Ustad Am, sapaan akrab Anggota DPRK Pidie Jaya, Nazaruddin Ismail.

Namun begitu, Dinas Pendidikan Pidie Jaya, ditekankan untuk menerapkan protokol kesehatan yang super ketat saat proses belajar mengajar di tahun ajaran baru kembali diaktifkan, guna mencegah para siswa terpapar COVID-19.

Di mana, seluruh perlengkapan pencegahan penyebaran COVID-19, harus disiapkan sedini mungkin, sebelum proses belajar tatap muka itu kembali belangsung.

“Kita tekankan, untuk memperhatikan protokol kesehatan. Proses belajar harus tetap berjalan, tapi protokol kesehatan yang diterapkan. Jadi kepala sekola beserta dewan guru harus menjaga protokol kesehatan yang baik sesuai dengan anjuran pemerintah,” tegasnya.

Nazaruddin (48) salah seorang wali murid di Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, sangat mengharapkan proses belajar mengajar dapat diaktifkan sebagaimana sebelum pandemi COVID-19. Karena selama ini dia merasa khawatir belajar daring tidak terserap ilmu pengetahuan kepada anaknya.

Nazar mengakui, dirinya sebagai orang tua tentunya memiliki kekhawatiran akan COVID-19 itu. Namun dalam hal mencegah virus tersebut menyerang pelajar, saat proses belajar mengajar diaktifkan, pemerintah harus menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat di seluruh sekolah-sekolah.

“Kita mengharap belajar mengajar diberlakukan, karena selama ini khawatir melihat anak tidak belajar. Kalau belajar daring, menurut saya tidak maksimal,” kata Nazaruddin, Senin 6 Juli 2020. [acl]

Reporter: Nurzahri

Shares: