HeadlineNews

Physical Distancing dan Work From Home

Physical Distancing dan Work From Home
Ilustrasi. Foto klikdokter.com

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pemerintah sudah berulang kali menyampaik agar warga meminta patuh terhadap anjuran physical distaning (jaga jarak fisik) atau sering juga disebut Social Distancing. Ini merupakan upaya mencegah semakin meluasnya terjangkit Covid-19 di Nusantara ini.’

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto setiap konferensi pers digelar setiap sore, selalu mengingatkan agar warga disiplin menerapkan physical distancing. Menjaga jarak fisik minimal satu meter langkah jitu untuk menghambat semakin meluasnya Covid-19 di Indonesia.

Yuri, sapaan akrapnya menyebutkan, menjaga jarak fisik langkah jitu dalam menangkal virus yang mematikan itu. Selain itu juga rajin mencuci tangan, menggunakan masker dan budaya hidup bersih. Bila merasa diri sakit, segera konsultasi kepada dokter agar cepat penanganannya.

Pemerintah juga sejak awal sudah menganjur agar bekerja di rumah atau dikenal dengan Work From Home (WFH). Tetap berada di rumah masing-masing dan mengurangi berada di area banyak berkumpul orang.

Mengapa phsysical distancing dan WFH penting dilakukan di tengah pandemi Covid-19? dr Spriani Timurtini Limbong dari klikdokter.com mengatakan, social distancing sangat penting diterapkan di masa outbreak seperti sekarang ini.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Social distancing adalah menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak antarmanusia. Tujuannya, tentu saja untuk menekan jumlah infeksi dari suatu penyakit.

Sebab, ini bisa memperlambat penularan dan menyediakan waktu untuk sistem kesehatan mempersiapkan serta mengobati orang-orang yang sudah lebih dulu terinfeksi.

“Social distancing memang tak menjamin seseorang untuk benar-benar nggak sakit. Tapi tujuannya adalah untuk buying time. Memastikan setiap orang yang telah sakit mendapatkan perawatan kesehatan dan melindungi mereka yang rentan, contohnya lansia,” jelas dr. Sepri.

“Kalau mau belajar dari kasus Wuhan, mereka lockdown dan itu ngaruh banget untuk menurunkan angka kejadian. Bahkan sekarang, satu rumah sakit emergency sudah ditutup. Kalau negara kita belum memungkinkan untuk lockdown, social distancing ini bisa jadi alternatif,” dr. Sepri melengkapi.

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa social distancing memang diperlukan untuk mencegah penyebaran SARS-CoV-2. Butuh kerja sama yang baik antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk memaksimalkan metode preventif ini.

Seperti yang sudah disinggung di atas, social distancing dan WFH alias metode kerja dari rumah ini sifatnya masih berupa imbauan. Jadi, masih banyak yang belum menerapkannya.

Selain itu, baru dibuatnya kebijakan soal pembatasan waktu dan jalur transportasi umum membuat penumpukan penumpang di beberapa titik. Alhasil, kerumunan masyarakat pun tak terelakkan dan bisa meningkatkan risiko penularan SARS-CoV-2, bukan?

Apabila terpaksa tidak bisa melakukan social distancing, maka lakukan beberapa cara supaya risiko penularan bisa diminimalkan, yaitu:

  • Hindari berkontak fisik dengan orang lain. Jangan cipika-cipiki atau bersalaman. Cukup lambaikan tangan atau sampaikan salam dengan cara yang lain –seperti menggunakan salam Namaste yang kini ramai digunakan. Intinya tidak menyentuh tangan.
  • Sehabis pulang kerja, lebih baik langsung pulang ke rumah. Hindari acara kumpul-kumpul apalagi sampai larut malam.
  • Kalau belum membersihkan tangan, jangan memegang area wajah, terutama hidung, mulut, dan mata.
  • Sehabis pegang fasilitas umum, bersihkan tangan. Benda-benda pribadi yang sering digenggam sebaiknya juga dibersihkan (contohnya smartphone).
  • Pemakaian masker memang lebih diutamakan pada orang yang sakit. Tapi, jika terjebak di keramaian (di mana arah droplet bisa datang dari mana saja), maka gunakan masker untuk berjaga-jaga.
  • Bawa hand sanitizer. Itu cara praktis yang bisa dilakukan bila tidak menemukan air dan sabun di dekat Anda.
  • Perhatikan kondisi tubuh. Kalau memang tak enak badan, jangan paksa diri untuk beraktivitas di luar. Periksakan diri ke dokter bila ada gejala demam, batuk, dan sesak napas.
  • Begitu kembali ke rumah, ganti pakaian dan mandi. Jangan memeluk atau menyentuh anggota keluarga lain bila Anda belum membersihkan diri.
  • Terakhir, jaga daya tahan tubuh. Konsumsi makanan bergizi (akan lebih baik perbanyak asupan makanan bervitamin C) dan cukup istirahat. Bila perlu, konsumsi suplemen.[acl]
Shares: