EkonomiNews

Perusahaan China Investasi Rp 7,9 Triliun, Bangun Pabrik Metanol di Aceh

Pabrik yang akan didirikan PT Powerindo Cipta Energy dan China National Chemical Engineering Corporation berlokasi di mulut tambang dan mengolah 1,1 juta ton batu bara menjadi 600 ribu ton metanol per tahun. (Antara)

POPULARITAS.COM – Perusahaan asal China akan menginvestasikan USD560 juta atau setara Rp7,91 triliun (kurs Rp14.127 per USD) untuk membangun pabrik metanol di Aceh.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pembuatan feasibility study proyek coal to methanol antara PT Powerindo Cipta Energy dan China National Chemical Engineering Corporation di Kemenperin seperti dilansir laman Antara, Rabu (20/10/2021).

Investasi proyek gasifikasi batu bara tersebut diprakarsai oleh konsorsium yang terdiri dari PT Powerindo Energi (PT PCE) dari Indonesia dan China National Chemical Engineering Corporation (CNCEC) dari China.

Pabrik tersebut rencananya akan didirikan di Meulaboh, Aceh, dengan lokasi di mulut tambang pemasok batu bara dan nilai investasi mencapai USD560 juta. Pabrik itu akan mengolah 1,1 juta ton batu bara menjadi 600 ribu ton metanol per tahun.

“Proyek ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 600-700 orang. Berdasarkan perencanaan, proyek akan memasuki tahap konstruksi pada pertengahan tahun 2022,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (19/10/2021).

Agus mendorong pendirian industri pionir coal to methanol untuk mendukung hilirisasi batu bara di Indonesia, di mana industri metanol merupakan salah satu sektor prioritas yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan industri di hilirnya.

Dengan kebutuhan metanol mencapai 1,2 juta ton pada 2020, pembangunan industri gasifikasi coal to methanol diharapkan dapat berkontribusi pada substitusi impor dan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kerja sama pembangunan pabrik coal to methanol sangat penting bagi sektor industri. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sangat mengapresiasi perusahaan yang memiliki satu visi untuk menginisiasi proyek gasifikasi batu bara dan mendukung rencana investasi industri pionir ini,” kata Menperin.

MoU hari ini memiliki kontribusi yang penting dalam upaya membangun hilirisasi industri. Penguatan hilirisasi industri setidaknya memberi lima manfaat besar bagi perekonomian.

Pertama, memperkuat daya saing produk hasil hilirisasi yang dapat meningkatkan ekspor, menjadi bagian dari supply chain global, serta mendorong subtitusi impor.

Shares: