HeadlineNews

Penyintas Banjir Mulai Diserang Penyakit di Aceh Utara

penungsian penyintas banjir di Kawasan Gampong Lang Nibong, Kecamatan Baktya Barat, Kabupaten Aceh Utara yang masih bertahan di camp pengungsian. popularitas.com | Rizkita

– Tumpukan barang terbungkus rapi terletak di setiap sudut penungsian penyintas banjir di Kawasan Gampong Lang Nibong, Kecamatan Baktya Barat, Kabupaten Aceh Utara.

Seperti Kasur dan sejumlah pakaian sisa-sisa banjir yang berhasil diselamatkan berjejer di atas lantai. Tidak ada sekat atau pembatas antar pengungsi.

Ratusan pengungsi tampak hanya duduk, sebagian lagi rebahan di lantai dengan tatapan yang nanar. Kendati sejumlah anak-anak berlarian sambil bercanda satu sama lain, bermain di tempat pengungsian itu.

Mereka sudah 10 hari berada di tempat pengungsian. Setelah pemukimannya diterjang banjir setelah hujan lebat turun di Aceh Utara. Mereka belum bisa kembali ke rumah, karena genangan banjir belum surut.

Musliadi (40) warga setempat kepada Popularitas.com menyebutkan, sudah 10 hari dirinya tidur di tempat ibadah (meunasah dijadikan tempat berteduh sementara). Setelah pemukiman mereka terendam banjir sekitar 2 meter.

“Meunasah ini diisi 35 KK, kami semuanya satu desa, pengungsi lainya mengungsi di meunasah masing- masing, saya belum bisa kembali karena ketinggian air masih selutut orang dewasa, meski sudah surut tapi belum dihuni,” ujar Musliadi Senin (14/12/2020).

Kecamatan Baktya Barat merupakan satu dari 23 kecamatan lainnya terendam banjir pada gelombang pertama. Setelah sempat surut wilayah tersebut kembali dikepung banjir susulan sehingga warga setempat terpaksa bertahan di pengunsian.

“Seumur- umur saya baru kali ini menghadapi banjir separah ini, kali ini ketinggian air sangat tinggi dan arus air sangat deras, saya tidak sempat menyelamatkan harta benda, hanya kasur dan sedikit baju yang berhasil diselamatkan, barang lainnya masih sudah terendam banjir semua,” katanya.

Kata Musliadi, umumnya warga di pengunsian sudah mulai diserang penyakit gatal- gatal akibat dampak banjir, selain itu mereka mengaku di pengungsiannya saat ini mengalami serba kekurangan baik itu bantuan logistik bahkan tidak dilengkapi obat- obatan.

“Selama sepuluh hari mengungsi di sini, tim medis hanya sekali datang memberikan layanan kesehatan ke pengungsian, padahal kami sangat membutuhkan obat untuk mengobati sakit gatal, bekas luka, bahkan anak- anak demam dan diare,” keluhnya.

Lanjutnya, saat ini mereka sangat berharap didatangkan tim medis ke daerah terpencil itu, mereka menyebutkan petugas medis masih sangat mereka butuhkan saat ini untuk mengobati penyakinya hingga pulih.

“Kami berharap kepada pemerintah sudikiranya membantu kami yang masih bertahan di pengunsian terpencil ini, bantuan logistik sangatlah kurang, kami serba kekurangan. Kami juga berharap bentuan lainya seperti modal untuk kembali bertani bibit serta pupuk untuk menghidupkan kembali perekonomian masyarakat setelah lenyap terendam banjir,” harapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala BPBD Aceh Utara, Amir Hamzah, untuk Kecematan Baktya Barat, sebanyak 17 desa air banjir masih bertahan di permukiman setempat. Namun dibandingkan dari sebelumnya kondisi banjir saat ini sudah mulai surut, tapi warga belum kembali ke rumah kerena tempat tinggal mereka belum bisa ditempati.

“Data lainya, sebanyak 1.300 rumah masih terendam banjir dan 1.375 kk masih mengungsi, terdapat 17 pengungsian masih aktif,” sebut Amir. []

Editor: Acal

Shares: