News

Penjualan Belum Sesuai Target, Mazda Masih Ragu Buka Pabrik di RI

Ilustrasi.

JAKARTA (popularitas.com) – Distributor mobil Mazda di Tanah Air, PT Eurokars Motor Indonesia atau EMI masih mengandalkan impor untuk keperluan jualannya. Sementara rencana pembangunan pabrik atau perakitan mobil masih dalam tahap pertimbangan.

Presiden Direktur EMI, Roy Arman Arfandy mengakui bahwa EMI masih mengandalkan Completely Built Up (CBU) ketimbang Completely Knock Down (CKD). Salah satu alasannya, karena volume penjualan mereka masih belum memenuhi target. Itulah mengapa, EMI masih menghitung untung-rugi pembangunan pabrik.

“Karena itu (bangun pabrik di Indonesia) kan investasinya besar sekali. Nah kita melihat skala (penjualan) kami belum mencapai itu, sehingga kita harus lebih berhati-hati dalam membuat pertimbangan,” ujar Roy kepada pewarta di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat 22 November 2019.

Pria berkacamata itu juga menambahkan, bahwa untuk membuka pabrik perakitan di Indonesia, pihaknya harus menunggu instruksi langsung dari kantor pusat di Jepang. Sementara, hal itu baru bisa terjadi jika penjualan mereka menyentuh angka belasan ribu. Sedang tahun lalu, Mazda hanya mampu menjual separuhnya saja.

“Iya segitu (15.000 unit) saya tidak tahu pasti, pokoknya belasan ribu (unit). Kita tahun lalu cuman berhasil jualan di angka enam ribuan unit. Jadi masih jauh lah ya. Lagian (kantor Mazda di) Jepang kan harus konservatif. Market secara global juga lagi melemah. Semuanya jadi faktor,” sambungnya.

Kendati demikian, EMI tak menutup kemungkinan bekerja sama dengan pihak lain untuk membuka pabrik perakitan di Indonesia. Artinya, mereka tetap menjalankan fungsi penjualan, sedang fungsi perakitan diserahkan sepenuhnya pada pihak bersangkutan.

“Jadi kita memang sedang menyiapkan beberapa opsi, salah satunya (menjalin kerja sama dengan) penyedia fasilitas CKD,” kata dia.

Sumber: KPJ100

Shares: