NewsOlahraga

Pengprov FPTI Aceh Buka Sekolah Panjat Tebing Muali 2020

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pengurus Provinsi (Pengrov) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Aceh, kembali melaksanakan kompetisi. Namanya, Aceh Open Sport Climbing Competition Series 2019.

Kejuaraan ini berlangsung tanggal 24-26 Agustus 2019 di Arena Wall Climbing, Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. Kompetisi yang mempertandingkan lima kategori ini dibuka Kadispora Aceh Darmansyah pada Sabtu, 24 Agustus 2019 pagi.

Ketua Pengprov FPTI Aceh, Muhammad Saleh mengatakan, kejuaraan antar Pengcab FPTI serta klub se-Aceh bertujuan sebagai ajang evaluasi pembinaan dan prestasi atlit di daerah. Termasuk atlit Pelatda FPTI Aceh menuju Porwil Sumatera di Bengkulu, November 2019.

“Kejuaraan hari ini bagian tak terpisahkan dari even sekelas Kejuaraan Daerah (Kejurda) yang kita laksanakan setiap tahun. Hanya saja, karena berhadapan dengan Porwil Sumatera di Bengkulu, November 2019 mendatang, Kejurda kita ganti dengan Kejuaraan Terbuka atau Open Turnament,” jelas Shaleh, begitu dia akrab disapa.

Begitupun sebut Shaleh, kejuaran ini dilaksanakan dengan fasilitas yang masih terbatas. Terutama wall climbing seperti speed, boulder serta lead yang masih jauh dari standar nasional.

“Belum memenuhi standar even nasional. Karena itu, kami berharap Pemerintah Aceh melalui Dispora Aceh dapat membantu sarana dan prasarana yang ada. Apalagi menuju PON XXI-2024 di Aceh,” harap dia.

Ketua KONI Aceh, diwakili Wakil Ketua Bidang Dana, H. Safril Antoni menyambut baik kejuaraan terbuka ini. Menurutnya, pelaksanaan even semacam ini sangat membantu atlit, terutama uji tanding sebelum berlaga di arena Porwil Sumatera serta Pra PON.

“Kami berharap pada Porwil Sumatera di Bengkulu November 2019 mendatang, Panjat Tebing dapat menyumbang emas dan meloloskan atlet sebanyak-banyaknya untuk Aceh,” harap dia.

Sementara Kadispora Aceh Darmansyah berharap, kompetisi ini dapat memotivasi atlet panjat tebing, khususnya pemain muda berbakat (junior) untuk meraih prestasi di Aceh, regional, nasional maupun internasional.

“Semua bisa dan tak ada kata yang tidak mungkin, asalkan tekun, serius dan giat berlatih,” kata Darmansyah. Sambil mengurai sejarah singkat FPTI, Kadispora Aceh juga berjanji akan membantu berbagai fasilitas Panjat Tebing Aceh.

“Ini sejalan Aceh sebagai tuan rumah PON XXI-2024 di Aceh dan Sumatera Utara. Dari 28 cabor jatah Aceh, Panjat Tebing dipertandingkan di Aceh. Karena itu, secara bertahap akan kita bangun sarana dan prasarana (sapras) yang ada,” kata dia.

Menurutnya, sapras yang ada saat ini memang sudah layak. Namun, belum memenuhi standar untuk even nasional seperti PON. “Misal, ketinggian dan bahan untuk dinding. Karena itu, kita akan perbaiki kembali,” ujarnya.

Nah, terkait sapras PON di Aceh, diakui Darmansyah, Pemerintah Aceh melalui Dispora Aceh akan segera mempersiapkan Perencanaan Detail Engineering Design (DED) tahun 2020, sehingga pada 2021, berbagai sapras sudah siap untuk dibangun.

Aceh Open Sport Climbing Competition Series 2019, mempertandingkan lima katagori yaitu, Lead Umum Putra dan Putri. Lead Mahasiswa Mapala (putra dan putri), Lead Pelajar (putra dan putri), Boulder Umum (putra dan putri) serta Speed World Record Umum (Putra dan Putri).

Kejuaraan ini mendapat dukungan penuh dari Dispora Aceh, KONI Aceh, Bank Aceh Syariah serta pihaknya lainnya. Pembukaan dimulai dengan pemasangan point pada dinding (wall) oleh Kadispora Aceh serta Wakil Ketua KONI Aceh, Safril Antoni.

Usai membuka Aceh Open Sport Climbing Competition Series 2019, Kadispora Aceh meresmikan pembangunan Mess Atlit FPTI Aceh. Peresmian gedung dua lantai itu ditandai dengan peletakan batu pertama, disaksikan Ketua Umum Pengprov FPTI Aceh Muhammad Saleh dan Wakil Ketua KONI Aceh, H. Safril Antoni serta pengurus lainnya. Termasuk atlet peserta Aceh Open Sport Climbing Competition Series, tanggal 24-26 Agustus 2019 di Arena Wall Climbing FPTI Aceh, Stadion Lhong Raya, Banda Aceh.

Darmansyah berharap, dengan hadirnya mess atlet tersebut, dapat meningkatkan pembinaan atlit prestasi Panjat Tebing di Aceh. “Tentu kita bangun secara bertahap. Insya Allah tahun depan akan kita sempurnakan lagi,” katanya.

Selain itu, dengan terpenuhinya mess atlet tadi, maka bertambahlah sarana dan prasarana untuk cabang olahraga (cabor) ini. “FPTI Aceh juga sudah memiliki kantor sekretariat dan menyusul mess. Selanjutnya kita sempurnakan wall yang masih tersisa dan perlu kita bangun,” ujarnya.

Menurut dia, pemenuhan sarana dan prasarana ini menjadi penting, mengingat Aceh sebagai tuan rumah PON XXI-2024 di Aceh dan Sumatera Utara. “Panjat Tebing dipertandingkan di Aceh. Karena itu, Pemerintah Aceh berharap ada sumbangan medali emas untuk Aceh,” jelasnya, disambut tempuk tangan atlit. “Namun, tak berarti tanpa medali emas di Porwil Sumatera, Bengkulu, Nopember 2019 dan PON XX-2020 di Papua,” tambah dia.

Muhammad Saleh mengucapkan terima kasih atas bantuan ini. Menurut dia, terbangunnya mess atlet tersebut, semakin mempermudah dan memperlancar pembinaan atlet cabor panjat tebing.

Dia berharap, masyarakat luas yang berminat untuk meraih prestasi melalui cabang olahraga panjat tebing, dapat memanfaatkan kesempatan ini. Termasuk Pengcab FPTI se-Aceh. “Mereka bisa mengirim atletnya untuk kami latih di sini,” jelas H. Muhammad Saleh.

Selain itu kata Shaleh, hadirnya Sekolah Atlit Panjat Tebing Aceh juga untuk mengover pembinaan atlit, termasuk atlet junior yang langsung berada di bawah Pengprov FPTI Aceh. “Sebab, selama ini kami sadari, masih minusnya pembinaan atlet di daerah. Kalau pun ada hanya menjelang PORA, setelah itu redup kembali. Karenanya, sekolah ini kami dirikan,” ungkap dia.

“Alhamdulillah, kita sudah punya kantor dan wall boulder serta speed. Menyusul mess atlit. Kita berharap, Pemerintah Aceh melalui Dispora Aceh dapat membantu pembangunan wall (lead). Dengan demikian akan mempermudah atlit FPTI Aceh untuk mempersiapkan diri, berlaga di berbagai kejuaraan atau even. Termasuk menjadi tuan rumah pada kejuaraan serupa,” ujarnya.

Menurut Shaleh, apa pun pembinaan yang dilakukan, jika tidak dilengkapi sarana dan prasarana seperti wall (dinding), maka akan sia-sia. ”Panjat tebing berbeda dengan cabor lain yang dapat dimainkan pada arena apa pun dengan ruang terbatas. Sebaliknya, FPTI wajib memiliki sarana yang memenuhi standar,” ulas dia.

Itu sebabnya, mulai Januari 2020, Pengprov FPTI Aceh akan membuka Sekolah Atlit Panjang Tebing yang terpusat di arena Wall Climbing, Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Kota Banda Aceh.

Sekolah ini nantinya akan dibuka bagi masyarakat umum di seluruh Aceh, khusus Pengcab FPTI se-Aceh, yang mau dan bersedia dididik serta dilatih menjadi atlit panjat tebing,” katanya.

“Insya Allah, kita akan memulainya. Didukung tiga pelatih nasional berdarah Aceh seperti Fajri dan Dita asal Jawa Barat (istri Fajri) serta Amri. Mereka atlit yang sudah kaya pengalaman dan prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Kita bersyukur, mereka mau pulang dan mengabdi untuk tanah kelahirannya, Aceh,” kata Muhammad Saleh, optimis.

Selain itu, hadirnya mess atlit akan semakin mempermudah Pengpro FPTI Aceh untuk melaksanakan berbagai pelatihan seperti wasit, juri serta pembuat jalur. “Kita juga sudah ajukan ke PP FPTI untuk menjadi pelaksana pelatihan pelatih level II nasional. Mudah-mudahan dikabulkan,” jelas Shaleh.*(RIL)

Shares: