Parlementaria DPR Aceh

“Penanganan Masalah Banjir Tahunan di Singkil Harus Komprehensif”

Tanwir Mahdi | Istimewa

KABUPATEN Singkil adalah salah satu wilayah yang terletak di provinsi Aceh. Daerah ini merupakan pemekaran dari Aceh Selatan. Sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Secara geografis, Singkil berada di jalur barat Sumatera, yang menghubungkan Banda Aceh, Medan dan Sibolga.

Di wilayah ini, terdapat banyak sungai besar di antaranya Sungai Alas Singkil. Banjir tahunan pada musim penghujan pun sudah kerap dirasakan masyarakat daerah ini. Hingga saat ini, belum ada solusi dan penanganan yang menyeluruh atau komprehensif, baik oleh pemerintah daerah maupun dari pusat.

Politisi Partai Demokrat, Tanwier Mahdi menilai, hingga saat ini belum ada upaya serius dari semua pihak dalam penanganan banjir tahunan di kabupaten tersebut.

Padahal, ujarnya, setiap musim penghujan, terutama pada bulan September hingga November, dapat dipastikan hampir sebagian besar wilayah ini terendam banjir dengan ketinggian dua hingga tiga meter.

Beberapa kecamatan seperti Danau Paris, Singkohor, Gunung Meriah, Suro, Kota Baharu, Rimo, dan bahkan hingga ke ibukota Singkil sendiri, adalah daerah yang setiap tahun dipastikan akan terkena dampak banjir.

“Dampak banjir tahunan tersebut tidak hanya menimbulkan korban harta benda, tetapi juga nyawa. Namun, sangat disayangkan, kondisi ini sepertinya kerap menjadi pembiaran, tanpa pernah ada wujud nyata penanggulangannya,” tukasnya.

Karena itu, kata tanwier, yang juga merupakan anggota DPR Aceh ini, solusi penanganan banjir di kawasan ini harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat, agar penanganan banjir terintegrasi dan dapat menyelesaikan persoalan ini.

Sebagai kawasan yang banyak memiliki sungai besar dan kecil, Tanwir meminta pemerintah untuk membuat program yang nyata dalam penuntasan kasus banjir tahunan di Singkil. Salah satunya yakni membuat konsep terpadu, “yang program ini merupakan proyek multi years yang secara terencana dilakukan.”

“Salah satu program yang dapat dilakukan dalam penanganan banjir tahunan di wilayah tersebut adalah proyek kanalisasi Singkil,” usul Tanwir.

Dengan proyek kanalisasi ini, pemerintah harus membangun banyak saluran atau kanal yang saling terhubung. Setiap kanal tersebut dapat menjadi saluran luapan banjir dan membuangnya ke laut.

Dalam proyek kanalisasi ini, juga diwujudkan dengan pembangunan banyak embung atau tempat penampungan air, dan embung atau semacam danau buatan ini, berfungsi sebagai tempat penyaluran air jika terjadi luapan.

“Saya pikir jika proyek ini dapat direalisasikan, maka Aceh Singkil akan seperti Kota di Belanda, yakni kawasan yang banyak memiliki kanal, dan juga danau buatan,” katanya.

“Selain berfungsi sebagai solusi banjir di Singkil, keberadaan kanal dan waduk-waduk tersebut juga nantinya akan menjadi destinasi wisata air di kabupaten tersebut,” pungkas Tanwir.* (ADV)

Shares: