Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehHeadline

Penampilan Nissa Sabyan di Bireuen Meriah

BIREUEN (popularitas.com) – Alunan lagu berjudul “Tabassam” yang dinyanyikan Nissa Sabyan menggema di lapangan Stadion Cot Gapu, Bireuen, Selasa, 15 Oktober 2019 malam.

Ribuan warga dari berbagai pelosok di Bireuen dan sekitarnya, berbondong-bondong hadir ke lapangan yang terletak di sisi kiri Jalan Banda Aceh-Medan itu. Akibat membludaknya penonton, jalan nasional padat merayap dari dua arah.

Sebuah panggung berukuran sekitar 10 x 6 meter berdiri tegak di salah satu sisi lapangan. Di depan panggung itu, pagar besi menjalar hingga 50 meter ke depan. Penonton laki-laki berada di sebelah kiri panggung dan perempuan di sebelah kanan.

Di lokasi itu, vokalis grup musik Sabyan Gambus, Nissa hadir menghibur masyarakat Bireuen. Penampilan pemilik singgle “Ya Maulana” ini dalam rangka memeriahkan penutupan Aceh Internasional Percussion Tahun 2019.

Nissa mulai naik ke atas panggung sekitar pukul 22.40 WIB. Bersama personelnya, Nissa menyanyikan sejumlah lagu seperti Deen Assalam, Ya Maulana, Tabassam, dan Allahumma Labbaik.

Ribuan penonton ikut bernyanyi saat Nissa melantunkan lagu. Di sela-sela setiap tembang yang dibawakan, Nissa turut memberi nasihat kepada para penonton.

Saat menyanyikan lagu Deen Assalam, misalnya. Penyanyi kelahiran Bandung itu mengajak penonton, khususnya umat Islam, untuk saling menghormati dan menjaga toleransi. Karena, kata Nissa, Islam adalah agama pembawa perdamaian.

“Lagu ini mengajak kita, semua umat Islam untuk bertoleransi dan mengajak kita untuk saling menghormati. Lagu ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama pembawa perdamaian,” kata Nissa.

Pada malam penutupan itu, Nissa Sabyan dan kawan-kawan tampil pada sesi terakhir. Sebelumnya, panggung utama diisi oleh sejumlah penampilan lainnya seperti Koda Aceh, Papua, Tanjung Pura, Rangkang Sastra Bireuen dan Cut Zuhra Lida Indosiar.

Untuk diketahui, Aceh Internasional Percussion (AIPER) Tahun 2019 berlangsung sejak Sabtu, 12 Oktober dan ditutup pada Selasa, 15 Oktober 2019.

Perhelatan yang digelar Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) ini menghadirkan pabrik rapai.

Kegiatan itu juga diramaikan dengan penampilan dari dua Negara. Kedua negara dimaksud yakni India yang menampilkan perkusi khasnya menyerupai gendang bersama alat petik lain. Sedangkan utusan China, menampilkan Barongsai dengan alat pukul khas.

Selain itu, terdapat enam utusan provinsi lain ikut ambil bagian. Keenam grup dimaksud yakni Papua, Makassar, Riau, Bengkulu, dan Sumatera Utara yang menurunkan dua grup kesenian. Seluruh utusan provinsi menampilkan sajian perkusi terbaik dari daerahnya masing-masing, seperti Gondang Sembilan dan sebagainya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, mengharapkan dengan terselenggaranya event ini, bisa menarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang ke Aceh. Tujuannya, mempromosikan Aceh khususnya alat musik perkusi rapai kepada dunia. 

“Rapai merupakan instrument perkusi khas Aceh memiliki nilai tinggi. Namun, butuh usaha untuk mengenalkannya ke pasar dunia. Selain itu, dengan mengapresiasi kesenian, khususnya perkusi modern dan tradisional Aceh, akan menjadi salah satu cara menghilangkan sekat pemisah yang menjadikan kesan kuno pada tradisi. Masing-masing memiliki kelebihan dan nilai sendiri. Dan, rapai, layak menjadi salah satu instrument perkusi dunia,” katanya.* (C-008)

Shares: