News

Pemko Banda Aceh Nilai Swab Massal Kurang Efektif dan Habiskan Anggaran

Hasil Uji Sampel Usap di Unsyiah, 23,6 Persen Positif Covid-19
Dokumentasi - Petugas medis mengambil sampel swab tenggorokan salah seorang warga dalam pemeriksaan swab massal terkait COVID-19 di Kota Banda Aceh, beberapa waktu lalu. (Antara Aceh/Khalis)

POPULARITAS.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh menyarankan Pemko setempat untuk melakukan tes swab massal terhadap 5.000 warga kota. Untuk upaya percepatan penanganan COVID-19 di ibukota provinsi.

Menanggapi hal itu, Kabag Humas Pemko Banda Aceh, Irwan menyebutkan swab massal itu dinilai kurang efektif, disamping banyak menghabiskan cairan (reagen) untuk test swab, kemudian menghabiskan anggaran.

“Saya pikir untuk swab massal itu kurang efektif juga, disamping banyak menghabiskan reagen,” kata Irwan saat dikonfirmasi, Kamis (17/9/2020).

Ia mencontohkan, jika satu dinas ada yang terpapar corona, maka orang yang terpapar akan dicari yang pernah kontak erat dengannya. Setelah itu, yang kontak erat tersebut yang hanya di test swab. Sementara yang lainnya tidak perlu di swab.

Selama ini, kata Irwan, apa yang telah dilakukan untuk tracing kasus Covid-19, dinilai sudah berjalan maksimal. Artinya kata dia, warga yang terpapar covid, dilingkungan warga tersebut yang di tracing.

Misalnya,  lanjut Irwan dalam 10 orang didapatkan dua yang kontak erat, sehingga yang dua tersebut yang bakal di test swab, yang lainnya tidak perlu.

“Saya rasa begitu aja, kalau kita swab massal di lapangan itu kurang efektif, disamping menghabiskan dana banyak, hasilnya kurang maksimal. Saya pikir kita laksanakan swab cairan reagen harus tetap tersedia untuk tracing-tracing tempat yang dicurigai ada kluster-kluster baru,” sebut Irwan.

Sebelumnya DPRK Banda Aceh menyarankan agar pemerintah kota setempat untuk melakukan uji usap (swab) massal terhadap 5.000 warga.

Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar mengatakan dalam rapat pembahasan Rancangan APBK Perubahan Banda Aceh 2020 secara resmi telah meminta agar Pemko Banda Aceh untuk melakukan usapan massal minimal 5.000 orang.

“Artinya, DPRK Banda Aceh mendorong pemerintah untuk menganggarkan sejumlah dana agar dapat dilakukan kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala yang memiliki laboratorium dan peralatan tes. Pemko Banda Aceh sudah sepakat dan DPRK akan mengawal kebijakan ini,” kata Farid, di Banda Aceh, Rabu (16/9/2020) dilansir Antara.

Farid menilai mayoritas pasien positif terinfeksi diketahui secara kebetulan ada warga yang sakit kemudian mendatangi rumah sakit dan ternyata terinfeksi virus corona. Setelah dilacak maka kedapatan kasus-kasus baru lainnya.

Reporter: dani

Shares: