News

Pemerintah Aceh Diminta Rekrut Relawan Covid-19

Oktober, Pagebluk Covid-19 di Pidie Jaya Mulai Terkendali
Ilustrasi - Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona (COVID-19) melintas di depan ruang isolasi sementara di Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pemerintah Aceh diminta mulai melakukan rekrutmen tenaga cadangan guna kelancaran penanganan kasus COVID-19, seiring ramainya dilaporkan tenaga medis yang positif terpapar virus corona.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh dr Safrizal Rahman mengatakan, bahwa langkah tersebut akan mereka usulkan secara langsung kepada pemerintah, dan segera menyiapkan tenaga cadangan untuk dilatih sebelum terlambat.

“Paling tidak saat ini sudah mulai dilatih untuk COVID-19, kemudian dipaparkan dengan pasien di UGD atau segala macam, supaya nanti kalau kita terjadi sesuai kita punya tenaga tambahan atau cadangan,” katanya di Banda Aceh, Selasa (4/8/2020) dilansir Antara.

Dia menjelaskan, sebenarnya di Tanah Rencong banyak terdapat tenaga kesehatan yang dapat menjadi sukarelawan, sama halnya seperti dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 pusat yang merekrut relawan penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Jakarta.

Tentu, tambah dia, mereka yang direkrut tidak hanya menjadi relawan yang cuma-cuma. Paramedis tersebut juga akan tetap mendapatkan haknya seperti imbalan, fasilitas, hingga vitamin dan sebagainya.

“Karena memang di Aceh ini tidak seimbang, mungkin di provinsi sudah menyiapkan diri dengan baik tapi kabupaten/kota, seperti awal-awalnya kemarin merasa kita tidak akan terkena lagi (COVID-19) jadi seperti tidak peduli lagi,” ujarnya.

Disamping menyiapkan langkah tersebut, kata dia, pemerintah juga untuk terus memikirkan upaya memperketat penapisan atau skrining awal di setiap fasilitas kesehatan, dengan prosedur yang seragam agar semuanya terhindar dari awal.

Catatan IDI Aceh, lanjut dia, sudah 60 tenaga medis yang positif terinfeksi COVID-19, sekitar 25 orang di antaranya dokter termasuk peserta program dokter spesialis (PPDS) dan selebihnya perawat.

“Kemudian di fasilitas UGD untuk mereka yang melakukan penapisan itu alat pelindung diri (APD)-nya harus dilengkapi dengan benar-benar baik, sehingga mungkin diawal itu sudah bisa dihindari,” katanya.[acl]

Shares: