EkonomiNews

Pemerintah Aceh Diminta Perkuat UMKM dari Pada Bangun Infrastruktur

Bank Kepri Syariah salurkan Rp19 miliar pinjaman tanpa bunga bagi pelaku UMKM
Ilustrasi. (foto: Antara)

POPULARITAS.COM – Ketua Komisi II DPRA, Irfannusir menawarkan dua solusi dalam mengatasi kemiskinan di Aceh. Kedua solusi ini adalah memberdayakan UMKM dan memberikan bantuan kepada masyarakat dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT).

“Tidak memberdayakan sektor UMKM dalam penggunaan APBA, maka kemiskinan di Aceh tidak akan bergeser dari peringkat satu di Sumatera,” ujar Irfannusir kepada wartawan, Selasa (16/2/2021).

Politikus PAN itu menjelaskan, dalam mengatasi kemiskinan, Pemerintah Aceh harus mengubah pola, dari pembenahan sarana pra sarana menjadi pembenahan sektor yang langsung menyentuh masyarakat miskin, seperti UMKM.

“Jadi pemerintah mengubah pola, dibalik, yang selama ini banyak kepada sarana dan pra sarana fisik, diganti menjadi dengan sektor yang langsung menyentuh sektor masyarakat miskin,” jelas Irfannusir.

Sedangkan solusi kedua, kata Irfannusir, pemerintah diharapkan mencari pola bagaimana APBA bisa diberikan kepada masyarakat dalam bentuk BLT. Tetapi, pemberian ini harus kepada masyarakat yang punya usaha.

“Tetapi BLT dalam artian masyarakat mempunyai usaha, sekurang-kurangnya punya usaha home industry. Yang apabila jalan, bisa meningkatkan perekonomian itu sendiri, (bukan BLT) untuk konsumtif,” sebut Irfannusir.

“Jadi skema pembiayaan itu diubah bentuknya, menjadi pola BLT untuk modal usaha,” pungkas ketua yang membidangi Perekomomian, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup itu.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis bahwa jumlah penduduk miskin di Tanah Rencong mengalami penambahan sebanyak 19 ribu orang pada September 2020.

Dengan demikian, jumlah penduduk miskin di provinsi paling barat Indonesia itu saat ini berjumlah 833,91 ribu orang atau 15,43 persen. Penambahan 19 ribu orang miskin itu juga memperpanjang rekor Aceh menjadi provinsi termiskin di Pulau Sumatera.

Kepala BPS Aceh, Ihsanurijal mengatakan, pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Aceh sebanyak 833,91 ribu orang (15,43 persen), bertambah sebanyak 19 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2020 yang jumlahnya 814,91 ribu orang (14,99 persen).

“September 2019 tahun lalu belum terdampak Covid-19, kemiskinan Aceh sebesar 15,01 persen, kemudian turun lagi Maret 2020 sebesar 14,99 persen, dan selanjutnya September 2020 lalu dengan adanya pandemi Covid-19, tidak hanya di Aceh tapi juga nasional, kemiskinan Aceh meningkat menjadi 15,43 persen,” kata Ihsanurijal di Banda Aceh, Senin (15/2/2021).

Kata Ihsan, selama periode Maret 2020-September 2020, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan mengalami kenaikan. Di perkotaan, persentase penduduk miskin naik sebesar 0,47 poin (dari 9,84 persen menjadi 10,31 persen), sedangkan di daerah perdesaan naik 0,50 poin (dari 17,46 persen menjadi 17,96 persen).

“Adapun komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok, dan ikan tongkol/tuna/cakalang,” katanya.

Editor: dani

Shares: