HeadlineNews

Pembunuh Gajah di Aceh Jaya Mulai Mengerucut

Pembunuh Gajah di Aceh Jaya Mulai Mengerucut
Ilustrasi, petugas periksa anak gajah yang mati. (ist)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pelaku pembunuh gajah di Kabupaten Aceh Jaya pada awal 2020 lalu mulai mengerucut. Polisi telah mengantongi sejumlah nama, namun belum bisa dipublikasikan kepada publik.

Kanit Tipiter Ditreskrimsus Polda Aceh, AKBP Mulyadi mengatakan, identitas pelaku belum bisa dipublikasikan karena pihaknya masih melakukan penyelidikan. Dalam mengungkap kasus ini, polisi sangat berhati-hati supaya tidak terjadi gesekan dengan masyarakat.

“Saya sudah koordinasi dengan Kasat Reskrim Aceh Jaya. Kasus kematian gajah di sana segera diungkap, pelakunya sudah mengerucut, tetapi tidak bisa dipublikasi dulu,” ujar Mulyadi dalam diskusi media memperingati Hari Gajah Sedunia di Banda Aceh diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Rabu (12/8/2020).

Menurut Mulyadi, pengungkapan pelaku kematian gajah di Aceh Jaya sangat penting, agar menjadi pelajaran bagi masyarakat atau oknum yang selama ini berburu gajah atau satwa yang dilindungi lainnya.

“Ini supaya jadi pembelajaran. Kalau kita biarkan akan jadi contoh tidak bagus, sehingga masyarakat menganggap memburu gajah itu boleh,” jelas Mulyadi.

Mulyadi menambahkan, pembunuhan gajah di Aceh selama ini disebabkan dua hal, yakni konflik dengan masyarakat akibat tanamannya dirusak dan faktor ekonomi yang menyebabkan sejumlah oknum membunuh gajah untuk mengambil gadingnya.

“Motif ekonomi yang memburu gading ini dilakukan dengan berbagai cara, baik dibunuh maupun ditembak. Untuk yang diracun kadang-kadang salah target, makanya ada anak gajah yang terkena,” pungkasnya.

Untuk diketahui, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menemukan lima ekor gajah mati di Desa Tuwi Pria, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh pada awal Januari 2020 lalu. Satwa dilindungi itu ditemukan di dua tempat terpisah yang tak berjauhan pada waktu yang berbeda.

Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto menjelaskan, penemuan tersebut berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa ada dugaan gajah mati di kawasan itu. Hasil laporan itu kemudian ditindaklanjuti oleh tim BKSDA dan tim gabungan lainnya.

“Kami kembali melakukan pencarian kembali terhadap adanya informasi gajah mati dan menemukan adanya tulang belulang gajah pada lokasi yang lain pada desa yang sama, pada enam titik lokasi yang didatangi ditemukan adanya tiga ekor gajah mati yang sudah berupa tulang belulang,” kata Agus saat itu. [acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: