News

Pembangunan IPAL di Gampong Pande Cederai Kemuliaan Bangsa Aceh

Yayasan Darud Donya Laporkan Proyek IPAL di Situs Sejarah pada Menteri PUPR
Dokumentasi - Pembangunan proyek IPAL di kawasan situs sejarah Gampong Pande di Banda Aceh. (ANTARA/HO) (ANTARA/HO)

POPULARITAS.COM – Anggota DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad berharap Wali Kota Aminullah Usman tak melanjutkan pembangunan proyek IPAL di Gampong Pande. Tuanku bahkan mengajak Aminullah belajar merawat sejarah dari Belanda.

“Kita harus juga belajar dari bangsa lain seperti Belanda yang jauh-jauh dari sana, mereka kembali ke Aceh untuk memugar keluarganya di Kerkoft,” ujar Tuanku Muhammad saat dihubungi, Sabtu (27/2/2021).

Di kuburan Kerkoft, kata Tuanku, hanya beberapa saja yang berpangkat jenderal, selebihnya adalah personel dan warga biasa. Meski demikian, Belanda tetap menyatukan dan memugarnya supaya terjaga.

“Itu kan bukan raja Belanda di situ, hanya satu dua orang yang jenderal, selebihnya warga-warga biasa, tapi karena ingin memuliakan indatu mereka, bahkan mereka ingin memberikan anggaran untuk melindunginya,” tutur Tuanku.

Tuanku menjelaskan, pembangunan IPAL sebenarnya cukup penting mengingat Kota Banda Aceh dari tahun ke tahun semakin padat. Hanya saja, lokasi pembangunan IPAL di Gampong Pande kurang tepat, karena itu kawasan inti pada masa Kerajaan Aceh Darussalam.

“Jadi, sebenarnya penundaan ini untuk menjaga Pak Aminullah sendiri agar tidak ada hinaan-hinaan, tidak ada cercaan, artinya tidak ada residen buruk lah terhadap beliau,” ucap Tuanku.

Tuanku menambahkan, merawat sejarah di kawasan Gampong Pande memang tak memberi pendapatan asli daerah (PAD) untuk Kota Banda Aceh. Tetapi di sisi lain, merawat sejarah memiliki nilai kebesaran Aceh Darussalam pada masa lalu.

“Pembangunan itu hanya bertahan 5 sampai katakan 20 tahun ke depan, tetapi kalau sejarah yang hilang tidak bisa dikembalikan lagi,” tutur Tuanku.

Oleh karena itu, Tuanku berharap Aminullah Usman untuk berpikir secara bijaksana terkait rencana lanjutan pembangunan proyek IPAL tersebut.

“Memang kalau berbicara DPRK secara kelembagaan, mungkin belum ada sikap, tetapi secara pribadi saya bahwasanya wacana melanjutkan ini dapat mencederai kemuliaan bangsa Aceh sendiri,” katanya.

Editor: dani

Shares: