HeadlineNews

Pangkas Jasa Medis, Dirut RSUZA: Jasa Medis Tidak Turun dari Langit

Direktur RSUZA  Tantang Warga yang Tidak  Percaya Covid-19
Direktur RSUZA, Banda Aceh, dr Azharuddin

BANDA ACEH (popularitas.com) – Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Azharuddin membantah adanya pemotongan jasa tenaga medis dan paramedis yang bekerja di rumah sakit pelat merah tersebut.

Dimana sebelumnya, Surat Edaran Nomor: 900/05278 yang ditandatangani langsung Direktur RSUZA tertanggal 14 Mei 2020, tentang Rasionalisasi dan Rekondisi Belanja Tahun 2020 beredar. Dalam surat itu, juga tertulis alasan pemotongan jasa medis akibat penurunan kunjungan pasien ke rumah sakit dampak dari pandemi virus corona (Covid-19).

Azharuddin menjelaskan, surat tersebut benar adanya. Selama pandemi virus corona pasien yang berobat ke RSUZA mengalami penurunan drastis hingga mencapai 60 persen lebih.

Sehingga, kata dia jasa yang didapat oleh tenaga medis atas dasar pelayanan yang diberikan pada pasien saat berobat ke RSUZA juga berkurang.

“Jika pasien sepi maka jasa medis juga sepi, tidak mungkin jasa medis RSUDZA dipotong, untuk apa dipotong? jadi ada yang gagal paham, karena jasa medis tidak turun dari langit,” kata Azharuddin saat dikonfirmasi, Kamis, 21 Mei 2020.

Menurutnya, untuk urusan jasa medis RSUDZA dan rumah sakit lainnya di Indonesia juga diatur dengan sistem remunerasi yang punya aturan ketat. Kemudian didukung oleh SK Direktur yang disetujui oleh pemilik RS.

Sehingga, lanjut Azharuddin tidak ada aturan yang dikeluarkan pihaknya secara asal, semua memiliki latarbelakang yang jelas terkait kondisi rumah sakit tersebut.

“Jadi tidak ada aturan suka-suka, jangan ada yang sesat pikir apalagi kalau ada statement asal bunyi tanpa tau persoalan dan yang melatar belakangi suatu kebijakan dan kondisi tertentu di suatu institusi dalam hal ini RS,” ujarnya.

Sebelumnya, seorang dokter spesialis di RSUZA Banda Aceh yang enggan disebut namanya, mengeluhkan adanya pemotongan jasa medis tersebut di tengah pandemi. Seharusnya di tengah kondisi sekarang harusnya diberikan insentif kepada tenaga dokter, bukan malah dipotong jasa medis.

“Itu uang sebenarnya hasil kerja para dokter melakukan operasi. Honor pribadi. Malah dipotong dan diambil untuk keperluan yang tidak kita ketahui. Tidak ada penjelasan untuk dibawa kemana uang itu dipotong,” kata dokter spesialis itu.

Katanya, bukankah selama ini Pemerintah Daerah telah mendorong agar diberikan bonus kepada tenaga medis, agar lebih semangat bekerja. “Bukannya ditambah haknya keringat para dokter yang diambil untuk hal yang tidak kami ketahui,” ucapnya. (dani)

Shares: