News

Pakar WHO Sebut Lockdown Bukan Langkah Utama Hadapi Pandemi

WNI Tidak Larut dalam Euforia Pencabutan Lockdown Wuhan
Petugas keamanan membuka blokade jalan di Kota Wuhan setelah status lockdown dicabut per 8 April 2020. ANTARA/HO-GT/mii

POPULARITAS.COM – Seorang pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. David Nabarro, meminta para pemimpin negara untuk tidak sembarangan menerapkan penguncian wilayah (lockdown) dalam menghadapi pandemi virus corona karena dinilai berdampak negatif terhadap perekonomian.

Menurut dia, lockdown seharusnya menjadi pilihan terakhir untuk menghadapi pandemi jika cara lain dinilai tidak ampuh.

“Kami di WHO tidak menganjurkan lockdown sebagai upaya utama untuk mengendalikan penyebaran virus,” kata Nabarro dalam wawancara dengan majalah The Spectator, seperti dikutip New York Post, Senin (12/10/2020).

Lockdown bisa dilakukan guna memberi kita waktu untuk melakukan mengatur kembali organisasi, penguatan kelompok, menyeimbangkan sumber daya dan melindungi para tenaga medis yang kelelahan, tetapi secara garis besar, kami memilih untuk tidak melakukannya,” ujar Nabarro.

Menurut Nabarro, pembatasan secara ketat akan membawa dampak buruk terutama terhadap perekonomian dunia.

Lockdown hanya membawa satu dampak yang tidak boleh dikesampingkan, dan hal itu membuat masyarakat miskin semakin melarat,” ujar Nabarro.

Selain itu, kata Nabarro, lockdown juga akan berdampak negatif terhadap negara yang menumpukan perekonomian mereka dari sektor pariwisata.

“Coba lihat apa yang terjadi terhadap industri pariwisata di Karibia, atau Pasifik hanya karena orang-orang memilih tidak berlibur,” kata dia.

“Lihat juga apa yang terjadi terhadap petani skala kecil di seluruh dunia. Apa yang terjadi terhadap tingkat kemiskinan. Nampaknya kita malah meningkatkan tingkat kemiskinan dunia tahun depan. Bahkan mungkin kita juga meningkatkan tingkat gizi buruk anak-anak,” lanjut Nabarro.

Pernyataan Nabarro justru berbanding terbalik dengan saran Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyarankan supaya negara-negara tidak terburu-buru melonggarkan pembatasan.

“Hal terakhir yang harus dilakukan negara-negara adalah membuka sekolah dan kegiatan niaga, tetapi malah ditutup lagi karena lonjakan kasus,” ujar Tedros.

Dia juga menyarankan supaya negara-negara semakin gencar melakukan pemeriksaan dan penelusuran kontak, supaya mereka bisa mempunyai pijakan data yang kuat untuk memutuskan kapan akan membuka kembali kegiatan perdagangan dan mengakhiri lockdown.

Sumber: CNN

Shares: