News

Novel Baswedan Sebut Isu Taliban di KPK Hoax Keterlaluan

Novel Baswedan (alenia,id)

JAKARTA (popularitas.com) – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menepis isu kubu taliban di lembaganya. Novel menyebut isu ada kubu penyidik polisi Taliban di KPK adalah hoaks yang keterlaluan.

“Hoaks memang keterlaluan. Masa Pak Cristian juga disebut Taliban. Kan begitu, konyol saya kira,” ujarnya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019.

Cristian yang dimaksud Novel adalah penyidik senior di KPK. Dia sering satu tim dengan Novel Baswedan dalam mengusut perkara korupsi di KPK.

Menurut Novel, pihaknya melihat adanya pola-pola yang sama yang dilancarkan sejumlah oknum tertentu untuk menghancurkan kredibilitas KPK. Tujuannya menggiring opini, sehingga memuluskan pelemahan pemberantasan korupsi melalui perubahan Undang-Undang KPK.

“Jadi saya kita pola-pola itu sengaja membuat persepsi seolah-olah KPK-nya jelek. Sehingga UU-nya diubah gitu kan,” ujar Novel.
    
Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo mempertanyakan istilah polisi taliban di lembaga yang ia pimpin. Agus siap mengundang semua pihak untuk datang dan membuktikan isu tersebut.

“Kami undang mereka semua untuk melakukan penelitian,” kata Agus di gedung KPK, Jakarta, Senin 16 September 2016.

Agus meyatakan, isu taliban hanya upaya untuk menjatuhkan KPK. Ia berharap tuduhan yang disampaikan tersebut merupakan hasil penelitian yang mempunyai dasar.

Sebelumnya, isu polisi taliban mencuat yang salah satunya disuarakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Ia bicara soal adanya persaingan polisi Taliban dengan polisi India di KPK.

Isu ini mencuat sebelum pembentukan Panitia Seleksi Calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Neta menyebut bila polisi Taliban bagian dari kubu penyidik Novel Baswedan.

“Sekarang berkembang isu di dalam KPK. Katanya ada polisi India dan ada polisi Taliban. Ini kan berbahaya. Taliban siapa? Kubu Novel (penyidik senior KPK, Novel Baswedan). Polisi India siapa? Kubu non-Novel,” kata Neta dalam diskusi di Cikini Jakarta Pusat, Minggu, 5 Mei 2019.

Sumber: VIVAnews

Shares: