HeadlineNews

Nova: Ada Potensi Mengulang Wabah Corona Selepas Idul Fitri

Nova: Ada Potensi Mengulang Wabah Corona Selepas Idul Fitri
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah berkunjung ke RSUZA, Banda Aceh untuk memantau kesiapan menghadapi wabah COVID-19. Foto Humas Pemerintah Aceh

BANDA ACEH (popularitas.com) – Paksana Tugas (Plt) Nova Iriansyah mengingatkan agar tetap waspada, meskipun kurva pandemi Covid-19 melandai di Aceh. Masyarakat tetap harus patuh protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus corona.

Peringatan ini disampaikan Nova mengingat paska lebaran Idul Fitri tingginya mobilitas warga bepergian satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga berpotensi mengulangnya wabah ini.

“Tetap harus waspada, karena masih ada potensi mengulangnya wabah ini. termasuk adanya potensi saat Idul Fitri beberapa waktu lalu,” kata Nova Iriansyah dalam konferensi pers secara daring dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Jumat (29/5/2020).

Menurut Nova, sejak awal pemerintah Aceh sudah terlebih dahulu melakukan antisipasi untuk memotong mata rantai penyebaran virus corona. Keterlibatan para pihak, kepatuhan masyarakat mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19, menjadi modal hingga sekarang kurva melandai.

Kendati demikian, Nova mengaku apa yang dilakukan di Aceh sama seperti yang dikerjakan di daerah lainnya. Termasuk menjalankan apa yang menjadi protokol kesehatan, seperti memberlakukan Social Distancing, Physical Distancing, cuci tangan, menghindari kerumunan dan juga menggunakan masker.

“Kami mengerjakan apa yang dilakukan oleh daerah lain, hanya saja kita lebih cepat dan fokus,” tukasnya.

Langkah cepat yang dilakukan pemerintah Aceh, sebutnya, seperti kebijakan cepat memulangkan mahasiswa asal Aceh yang ada di China. Mereka dipulangkan akhir Februari 2020 lalu.

Kemudian cepat menyediakan fasilitas kesehatan penanganan Covid-19 sebelum ada yang terindikasi positif virus tersebut. Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), awalnya terdapat 12 ruang isolasi dan selanjutnya ditambah menjadi 24 kamar lagi.

Nova tak menampik, mulanya masyarakat tidak percaya Aceh aka nada pasien yang positif. Namun setelah terdapat kasus pertama, masyarakat mulai sadar Aceh juga berpotensi menjadi daerah episentrum.

Namun sikap masyarakat yang sangat reaktif dan protektif, sebutnya, lalu pemerintah Aceh sempat memberlakukan jam malam sebelum ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 5 malam. Sehingga masyarakat tereduksi Aceh juga berpotensi mewabahnya virus tersebut.

“Ini juga berkat kerjasama Forkopimda Aceh, ulama dan termasuk menyediakan lahan untuk korban bila nantinya dibutuhkan,” ucapnya.

Tak hanya itu, sebut Nova, dukungan moril maupun materil masyarakat kepada paramedis terus mengalir. Berbagai bantuan disalurkan untuk mendukung kinerja tim medis yang bekerja di rumah sakit.

“Terutama aparatur pemerintah baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Termasuk untuk keluarga paramedis yang menunggu di rumah juga dibantu,” tegasnya.

Kata Nova, banyak pihak yang mengatakan kasus positif melandai di Aceh karena anugerah Allah, tentu itu wajib yakini. Tetapi keberhasilan ini juga tidak terlepas kerjasama para pihak. Yang terpenting adalah pemerintah telah mengintervenasi semua aspek dalam segala kehidupan untuk mencegah corona.

“Kerjasama para pihak bisa menekan angka Covid-19 di Aceh,” sebutnya.

Ia menghimbau kepada masyarakat Aceh, seluruh masyarakat Indonesia, agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, budayakan gunakan masker, hindari berjabat tangan, karena corona belum berakhir.[acl]

Shares: