EkonomiHeadline

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Investasi Ikut Lesu Dampak Corona

JAKARTA (popularitas.com) – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 91 poin atau 0,64 persen, menjadi Rp14.261 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.170 per dolar AS.

Begitu juga Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengakui kegiatan investasi ikut lesu terdampak ancaman global virus corona (COVID-19). Apa lagi Indonesia pertahanan dari virus tersebut akhirnya jebol dan dua orang sudah dinyatakan positif suspek virus corona.

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, dibuka melemah 62,56 poin atau 1,11 persen menjadi 5.575,56.

Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 17,02 poin atau 1,85 persen menjadi 902,65.

Kendati China Negara pertama kali muncul virus yang telah mewabah secara global, tapi kurs Yuan Kian Perkasa. Kurs tengah yuan China melanjutkan tren penguatannya, naik lagi 66 basis poin menjadi 6,9337 terhadap dolar AS pada Jumat, setelah bertambah 111 basis poin sehari sebelumnya, menurut Sistem Perdagangan Valuta Asing China (CFETS).

Di pasar spot valuta asing China, yuan diperbolehkan naik atau turun sebesar dua persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan.

Kurs tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar uang antarbank pada setiap hari kerja.

Kurs dolar AS berpindah tangan dikisaran 106,27 yen dalam transaksi awal di Tokyo pada Jumat pagi, sedikit berubah dibandingkan level semalam (Kamis) di perdagangan New York.

Ketika pasar dibuka di Tokyo, dolar AS dikutip pada 106,27-28 yen dibandingkan dengan 106,11-21 yen di New York dan 107,36-37 yen di Tokyo pada Kamis (5/3/2020) pukul 17.00 waktu setempat.

Euro, sementara itu, diambil pada 1,1222-1223 dolar AS dan 119,26-30 yen terhadap 1,1231-1241 dolar AS dan 119,25-35 yen di New York, serta 1,1123-1124 dolar dan 119,42-46 yen pada perdagangan Kamis sore (5/3/2020) di Tokyo.

Sementara itu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengakui kegiatan investasi terdampak ancaman global virus corona (COVID-19).

Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan kegiatan operasional perusahaan mendapat imbas penurunan kegiatan transaksi terutama yang memiliki hubungan dagang/suplai bahan material dari negara-negara yang tingkat infeksinya tinggi seperti China dan Korea Selatan.

“Namun demikian, BKPM masih mencatat adanya minat investasi yang datang ke Indonesia. Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap nilai realisasi investasi dapat terukur setelah pengumuman nilai realisasi investasi triwulan I 2020 pada bulan April,” katanya.

BKPM sendiri menyampaikan turut prihatin atas ancaman pandemi global COVID-19. Penyebaran COVID-19 memberikan dampak terhadap perekonomian global terutama dari sisi industri, perdagangan, investasi dan pariwisata di mana Indonesia yang merupakan bagian dari rantai suplai global tentunya tidak terlepas dari gejolak tersebut.

“BKPM menjamin akan terus meningkatkan iklim investasi Indonesia melalui penyederhanaan regulasi untuk kemudahan berusaha,” katanya.

Berbagai instrumen pendukung seperti aspek pengawalan investasi, insentif usaha dan asistensi di lapangan akan terus digiatkan oleh lembaga yang dipimpin Bahlil Lahadalia itu.[acl]

Sumber: Antara

Shares: